"Oh, ya. Selain bunga, gue juga suka sama pasar malam!" Zela melipatkan tangannya, kembali menatap jalanan.
"Pasar malam?"
"Ya, pasar malam itu lucu. Warna-warni lampunya berhasil memecahkan kegelapan malam. Ditambah lagi teriakan gembira dari anak-anak kecil. Tak jarang juga ada bunyi tangisan,"
"Dan satu hal, disana banyak jualan arum manis. Gue suka banget arum manis! OMG!" Zela memegang kedua pipinya, membayangkan arum manis berukuran besar.
"Hahaha, udah jangan kebanyakan cerita! Kita udah nyampe di sekolah lo!" Daffa tersenyum gemas sambil menatap Zela, remaja perempuan di sebelahnya ini benar-benar unik.
"Rajin belajar, ya! Jangan kebanyakan mikirin pasar malam, apalagi mikirin gue! Jangan kebanyakan!" Daffa mengejek.
"Ish, apa-apaan!"
"Buruan masuk!" Daffa tidak memperdulikan ocehan Zela.
"Iya! Sampai ketemu lagi di taman sepulang sekolah!" Zela melambaikan tangannya.
"Siap!" Daffa menyambut lambaian tersebut sambil tersenyum.
***
"Zelaa!" teriak seorang wanita bersuara cempreng terdengar dari kelas.
"Ratna diam! Jangan teriak-teriak! Gue tuli nanti!" wanita di sebelahnya bergumam kesal sambil menggosok-gosok kedua telinganya menggunakan telapak tangan.
"Alah, alay, lo! Gue udah sering teriak gak tuli juga, lo!"
"Jadi, lo pengen gue tuli gitu? Gue tuli beneran, nanti nangis darah lo!"
"Alay, woo!"
"Nanti gue masuk rumah sakit, ga bisa denger lagi. Terus lo masuk penjara karena menganiaya gue. Baru nangis, deh!"
"Eh, iya juga, ya. Jangan, deh. Jangan tuli, ya!"
"Tumben perhatian! Takut masuk penjara?"
"Ya, bukanlah! Kalo lo tuli nanti ga ada yang dengerin ocehan gue lagi selain Zela!"
"Dasar jahat, lo! Parah!"
"Please, deh, Luna, Ratna! Jangan gini, dong!" Zela menggelengkan kepala melihat kedua tingkah sahabatnya itu. Ia langsung menuju tempat duduk dan melempar tasnya sembarang di kursi.
"Zela! Lo tadi pergi..."
"Lo tadi pergi bareng siapa?!" Ratna memotong perkataan Luna.
"Apa-apaan motong pembicaraan aja!"
"Yee... Lo sih kelamaan!"
"Lo motong-motong segala. Izin dulu kek kalo mau motong pembicaraan orang!"
"Ini kenapa gue serba salah, ya? Nyanyi lagu Raisa Serba Salah deh, gue!"
"Udah-udah. Tadi gue pergi sama tetangga gue!" Zela menjawab santai lalu duduk di kursinya.
"Oh, tetangga. Kirain siapa,"
"Eh, bentar!" Ratna dan Luna saling bertatapan.
"Lo kan baru pindah satu minggu?! Terus lo udah deket sama tetangga lo?! WOW! Amazing sekali wahai sobatku tercinta Azelda Lia Putri! Aku sungguh terharu!" Luna langsung memeluk Zela, diikuti Ratna.
"Apa-apaan woi! Udah-udah!" Zela berteriak sambil melepaskan pelukan kedua sahabatnya yang aneh bin sedikit ga waras itu.
"Zelaa! Lo itu orangnya, kan, sulit pake BANGET buat kenalan sama orang baru. Dan sekarang... Lo bisa pergi bareng? Hayoo... Kenapa bisa?!"

YOU ARE READING
You're My Flower
Novela JuvenilSaat bunga melambai pelan, angin pun menghembus lembut. Kelopaknya mulai bermekaran, warna-warninya membias keindahan, aroma harum semerbak menusuk hidung. Saat itulah semua cerita berawal. Ini cerita tentang seorang remaja perempuan, Azelda Lia Put...