006

196 31 2
                                    

"Sayang~ Gak usah ya, please~"

"Jangan kayak gitu dong! Meskipun kita udah nikah, tapi kamu tetep butuh!"

"Tapi aku gak mau kamu cemburu"

"Aku gak cemburu loh!"

"Iyaa, tapi tetep aku gak mau kamu cemburu~"

"Ya udah, terserah!"

"Tuhkan ngambek!"

Pagi ini Kenzo sudah mendengar kedua orang tuanya berdebat mengenai hal yang ia sendiri tak mengerti. Lelaki kecil itu hanya memperhatikan dua orang dewasa yang terus-terusan mengeluarkan argumennya masing-masing.

"Bun—"

"Ya udah aku gak usah kerja aja!"

"Terus perusahaan kamu mau di kemanain? Mau kamu jual ke tukang loak, iya?!"

"Gila aja dijual ke tukang loak. Aku udah capek-capek ngediriin perusahaan sampe segede itu, tiba-tiba dijual ke tukang loak" gerutu Juna.

"Ya makanya jangan ngomong yang aneh-aneh"

"Kamu yang aneh. Orang aku gak mau pake sekretaris pribadi, apalagi cewek!"

"Ya udah itu terserah kamu, aku kan cuma kasih saran. Kasian ntar kak Jisya harus ngehandle sendirian kalo kamu ada urusan mendadak" balas Rosie.

"Kan ada Hanniel. Dia kerja di kantor juga gak susah-susah amat"

"Ya udah iya ada kak Hanniel, okay!" Rosie sudah malas berdebat hal yang sama setiap paginya dengan Juna.

Melihat Rosie dan Juna sudah diam, Kenzo mulai menoleh ke arah Rosie.

"Bun—"

"Pokoknya jangan paksa aku buat cari sekretaris pribadi lagi ya!"

"Iya aku nurut aja" jawab Rosie.

Kenzo mendengus sebal karena ucapannya yang terus-terusan terpotong. Padahal ia hanya ingin memanggil sang ibu dan meminta potongan roti yang tidak bisa ia ambil, karena terletak di tengah-tengah meja makan.

Rosie menoleh pada sang anak yang saat ini tengah menunduk sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kenzo? Kamu kok gak sarapan sayang?" tanya Rosie.

Mendengar pertanyaan Rosie, Juna juga ikut menoleh pada anak tirinya itu.

"Kamu maunya sarapan yang lain?" Juna ikut bertanya dan Kenzo hanya menjawab pertanyaan Juna dengan gelengan kepala.

"Terus kenapa kamu gak makan sarapannya?"

"Dari tadi aku mau minta tolong Buna buat ambilin rotinya, tapi Papa potong terus omongan aku" ungkapnya dengan nada yang terdengar kesal, namun tetap lucu bagi Juna.

"Oops, sorry jagoan. Abisnya papa kesel sama Buna, masa dia suruh Papa cari cewek yang lain" ujar Juna asal dan berakhir dengan Rosie yang mencubit kecil lengan Juna.

"Mas! Jangan ngomong yang aneh-aneh dong" omel Rosie. Meskipun Rosie mengomel, tapi tetap saja nada bicaranya tak pernah tinggi.

"Kenzo sarapan di sekolah aja, biar bareng sama Vasya" ujar Kenzo yang membuat Rosie terkejut.

"Loh? Kok gitu?"

"Kenzo pusing tiap pagi denger Papa sama Buna berantem terus. Kan Kenzo cuma pengen sarapan, bukannya dengerin kalian debat!" jelas Kenzo.

Anak yang kini berusia 6 tahun itu memang kelewat pintar. Entahlah ia belajar darimana akan kata-kata yang ia ucapkan barusan. Rosie saja tak merasa bahwa dirinya pernah mengajarkan Kenzo dengan kata-kata yang berat.

[✔]Talk to You |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang