008

139 25 2
                                    

"Loh– Mas gak sarapan dulu?" tanya Rosie saat Juna pergi dengan terburu-buru.

"Engga" jawabnya singkat.

Setelah kakinya melangkah, Juna membalikkan badannya.

"Aku tidur di kantor malem ini, kalian gak usah tungguin aku" ucapnya sebelum akhirnya benar-benar pergi dari hadapan Rosie dan Kenzo.

"Terus aku berangkat sama siapa?" tanya Kenzo polos.

"Kenzo berangkat sama Buna hari ini" jawab Rosie dengan senyumannya yang tak pernah luntur untuk Kenzo.

Ini adalah kali pertama Juna tak mengantarkan Kenzo semenjak putranya itu masuk sekolah dasar. Biasanya Juna akan selalu menyempatkan waktu untuk mengantar Kenzo, bahkan jika ia sudah terlambat sekalipun. Tapi mengapa hari ini berbeda, tak ada kata-kata maaf atau kecupan perpisahan untuknya dan Kenzo.

Rosie tak mengenali Juna yang sekarang. Ini bukanlah Juna yang hangat dan manja padanya.

Tak ingin menunjukkan perasaannya pada Kenzo, Rosie harus bersikap biasa saja. Ia tahu bahwa anaknya sekarang sudah semakin tumbuh dewasa, Kenzo akan dengan mudah memahami raut wajah Rosie yang berubah. Jadi sebisa mungkin Rosie tak boleh menunjukkan sesuatu yang tak baik di hadapannya.

Setelah menghabiskan sarapannya, Rosie dan Kenzo bergegas pergi menuju sekolahnya agar tak terlambat.


——•°•°• Talk to You •°•°•——



Siang ini Rosie berencana untuk mengantarkan makan siang ke kantor Juna. Sekalian ia juga bertegur sapa kembali dengan karyawan yang ada di sana.

Rosie menatap gedung pencakar langit itu dengan seksama. Gedung ini yang menjadi saksi pertemuannya dengan Juna pada hari itu. Rosie tak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi istri dari pendiri perusahaan besar ini.

Memang, manusia tak ada yang tahu bagaimana rencana Tuhan untuk umatnya.

Perlahan kaki Rosie mulai melenggang masuk ke dalam gedung itu dan di hadiahi sambutan hangat dari orang-orang di dalamnya. Senyuman manis Rosie menjawab semua sapaan siang ini.

Jari lentik Rosie mulai memencet tombol lantai paling atas dari gedung ini, yang di mana ruangan Juna berada di sana.

Hanya butuh beberapa detik hingga Rosie sampai pada lantai yang sudah lama tak ia datangi lagi. Tak banyak perubahan pada lantai ini, hanya ada beberapa barang tambahan di sana.

Senyum Rosie juga semakin mengembang ketika ia melihat Jisya berjalan menghampirinya.

"Selamat siang, nyonya" sapa Jisya sopan. Rosie terkikik geli mendengar Jisya yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri, berkata seperti itu.

"Apaan sih, Kak! Panggil Ochi aja kayak biasanya" jawab Rosie tersipu malu.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Jisya yang kembali biasa dengan Rosie.

"Ya mau nyamperin suami lah" jawab Rosie bangga.

"Iya deh, tau yang udah jadi istri holkay" gurau Jisya.

"Tapi Juna gak ada di sini sekarang" lanjutnya yang membuat Rosie mengerutkan keningnya.

"Kemana?"

"Gak tau gue, tadi pagi dateng ke sini cuma sebentar. Abis itu pergi lagi, sampe sekarang belum balik sini" jelas Jisya.

"Ada meeting di luar?" Jisya menggelengkan kepalanya.

"Gak ada, semua jadwal meeting minggu ini dibatalin gitu aja"

[✔]Talk to You |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang