003

286 31 1
                                    

"P-pak ~" panggil Rosie ragu-ragu ketika mereka sudah berada di dalam mobil.

"Ya" sahut Juna.

"Saya mohon maaf jika kejadian tadi buat bapak tidak nyaman" ucap rosie.

"Siapa dia?" tanya Juna yang masih fokus pada jalanan ibu kota.

"Mantan suami saya"

"Oh, kalian sudah punya anak?"

"Sudah, Pak" jawab Rosie sembari memperhatikan wajah Juna. Ia takut jika atasannya ini akan mempermasalahkan kejadian tadi.

"Hak asuh anak ada di siapa?" tanya Juna lagi.

"Saya, Pak"

"Bagus. Jangan sampai kamu kasih hak asuh anak kamu sama mantan suami kamu itu, kelihatannya dia hanya akan menjadikan anak kamu sebagai alat untuk mengganggu kamu" ujar Juna yang diangguki Rosie.

Ia sangat setuju dengan apa yang dikatakan Juna. Memang mantan suaminya itu selalu mengganggu hidupnya dengan menggunakan anaknya sebagai alasan.

"Boleh saya tanya, kenapa kalian bercerai?" Rosie terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaan Juna.

"Tidak perlu dijawab kalau memang saya lancang untuk bertanya seperti itu" ucap Juna yang menyadari bahwa Rosie ragu untuk menjawab pertanyaan yang ia ajukan.

"Dulu, saya menggantikan mendiang ayah saya mengurus perusahaan untuk sementara waktu, karena pada saat itu ayah saya kesehatannya sedang memburuk. Singkat cerita saya bertemu dengan client yang akan berinvestasi di perusahaan dan beliau meminta untuk bertemu di luar kantor"

"Pada saat saya sedang bertemu dengan client tersebut, mantan suami saya melihatnya dan dia mengira kalau saya sedang berselingkuh. Karena memang posisinya saya dan client hanya bertemu empat mata tanpa ditemani bawahan kami"

"Sejak saat itulah dia berulah untuk menghancurkan perusahaan yang sudah dibangun ayah saya, kemudian menggugat cerai saya dan mengatakan bahwa saya ini jalang yang tidak tahu malu" jelas Rosie.

"Kamu gak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Juna yang penasaran.

"Sudah. Namun, tetap saja. Itu tidak mengubah apapun, saya hanya bisa pasrah. Saya juga tidak pernah mempermasalahkan asumsinya selama ini. Biarkan kebenaran itu yang berbicara dengan sendirinya dan ternyata benar saja. Tak lama setelah itu semuanya terbukti"

"Saya tidak pernah berhubungan dengan lelaki manapun setelah menikah dan malah sebaliknya. Mantan suami saya lah yang berhubungan dengan wanita-wanita di luaran sana"

"Saya dan mantan suami saya dulu dijodohkan. Mungkin karena dari awal kami tidak saling mencintai dan menikah secara terpaksa hanya demi saham perusahaan, jadi itu yang semakin menjadikan hubungan kami tidak dilandasi rasa percaya satu sama lain, hingga semuanya terjadi begitu saja"

Juna menoleh untuk melihat wajah Rosie saat ini. Juna tak percaya dengan Rosie yang tak mengedepankan egonya dan tetap menerima begitu saja kelakuan mantan suaminya itu.

"Kamu pernah membencinya?" Rosie menggelengkan kepalanya.

"Tidak. Saya tidak pernah sekali pun membencinya" jawab Rosie dengan senyuman manisnya.

"Kenapa?" 

"Pertama, mau seperti apapun dia menyakiti saya, baik dengan perkataannya atau pun tindakannya. Dia tetap ayah dari anak yang sudah saya lahirkan. Kedua, saya tidak berhak membenci makhluk ciptaan Tuhan, karena Tuhan saja tidak pernah membenci ciptaannya" jawab Rosie yang membuat Juna merasa bahwa Rosie bukanlah manusia, ia adalah malaikat.

[✔]Talk to You |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang