013

164 22 6
                                    

Lima bulan sudah berlalu, hubungan Rosie dan Juna juga sudah kembali membaik sejak Rosie memaafkan suaminya.

Juna juga sudah menikahi Mina secara siri dan tentunya itu atas izin dan permintaan dari Rosie sendiri.

Awalnya Rosie memaksa Juna agar membiarkan Mina untuk tinggal bersama mereka, tapi tentu saja Juna menolaknya mentah-mentah. Ia tak ingin Rosie semakin terbebani dengan adanya Mina di dalam rumah mereka, apalagi Juna tahu seperti apa Mina.

Sebagai gantinya, Rosie meminta Juna untuk membelikan Mina rumah yang sama besarnya seperti yang mereka tinggali saat ini.

Bukan karena Rosie ingin memeras harta Juna. Tidak, itu bahkan tak pernah terlintas di dalam benak Rosie. Ia hanya merasa tak enak pada Mina yang pernah berkata padanya mengenai rumah ini, wanita itu ingin tinggal di dalamnya.

Rosie juga sempat menawarkan untuk bertukar rumah saja dengan Mina, ia akan tinggal dirumah minimalis yang ditinggali istri siri Juna itu. Tapi Juna melarang, lebih baik membeli rumah yang baru saja daripada membiarkan Rosie tinggal dirumah itu.

"Mas, kamu gak usah beliin aku apa-apa lagi ya. Kalo kamu emang mau beliin sesuatu, buat Mina aja" ucap Rosie saat dirinya dan Juna tengah menikmati waktu berdua.

Juna menoleh pada istri cantiknya itu dan langsung menyentil pelan dahinya.

"Apaan sih! Gak usah kayak gitu, jangan ngalah dan nurutin terus kemauan orang lain yang gak ada untungnya buat kamu. Lagian kalo dia keukeuh pengen barang yang aku beliin buat kamu, aku bakal beliin dia juga. Aku masih mampu buat beliin kalian barang mahal sayang" balas Juna panjang lebar.

Memang benar, Mina selalu saja sirik dengan Rosie atas barang-barang pemberian dari Juna. Wanita itu selalu saja merengek dan memaksa Rosie untuk mengatakan pada Juna untuk membelikan dirinya barang yang sama.

Berulang kali Rosie menyerahkan barang yang dibelikan Juna untuknya pada Mina dan berakhir dengan Juna yang marah pada Mina, karena merebut barang milik Rosie. 

Setelahnya Mina akan datang menghampiri Rosie dan marah-marah dengan menuduh Rosie mengadu pada Juna, bahwa Mina merebut milik Rosie. 

Padahal Rosie tak berkata apapun pada Juna, ia juga tak tahu jika Juna memarahi istri keduanya karena barang pemberian Juna ada padanya.

"Tapi kan sayang, Mas~ Nanti barangnya jadi ada dua, terus kalo dua-duanya gak kepake kan mubazir. Lebih baik beli satu aja, terus kasih Mina. Aku juga kan gak mau kalo kamu terus-terusan beliin aku barang mahal terus, lebih baik uangnya ditabung aja"

Juna mengecup bibir Rosie sekilas, lalu tersenyum manis padanya.

"Tenang aja sayang, aku beliin kamu pulau sekalipun, uang aku gak akan habis. Masalah tabungan juga kamu jangan khawatir, tabungan aku banyak. Kamu mau pecahin, mau kamu ambil segimana banyak juga gak akan habis" ujar Juna sombong.

"Ishh.. Sombong banget~" dengus Rosie.

Juna hanya tertawa menanggapi Rosie yang melihatnya sebal.

"Mas~" Rosie mendusal pada dada bidang Juna, posisi mereka saat ini tengah duduk dan bersandar pada sofa di kamar mereka berdua.

"Apa sayang?" seru Juna lembut dan membelai rambut Rosie yang semakin memanjang.

"Bayi kita udah tujuh bulan ada di perut aku, berarti bayi yang ada diperut Mina udah delapan bulan"

"Iya, terus?"

"Bulan depan berarti kamu gak akan pulang-pulang sini dulu ya?"

"Lho, kok gitu?!" Juna malah balik bertanya.

[✔]Talk to You |June x Rosé|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang