BAB 25

574 63 5
                                    

BAB 25

“Mungkin hatiku salah tempat, atau kurang tepat?” --Laughter Scares Me

Nara sengaja tidak pergi sekolah hari ini. Ia membereskan semua pakaian yang dibawanya kemarin untuk dibawa lagi ke apartemen. Nara memutuskan untuk pulang kembali ke apartemen. Tinggal bersama Oma justru membuatnya terluka. Bukan Oma, tapi Mika. Gadis itu terlalu ambis memiliki Aksel.

Kemudian melangkah menuju ruang tengah mencari keberadaan sang Oma. Bagaimana pun Omanya lah yang ingin Nara untuk tetap tinggal, namun Nara bersikeras untuk pergi.

"Kamu benar mau kembali ke apartemen?" tanya Oma. Nara mengangguk yakin.

"Nanti kalau ada apa-apa hubungi Oma ya. Kamu rajin-rajin main kesini," pesan Oma pada sang cucu.

"Iya Oma, Nara bakal luangin waktu buat mampir kesini."

Oma tersenyum tulus melihat Nara. Seharusnya sejak dulu ia membiarkan Nara untuk tinggal bersamanya. "Kamu konsultasi hari apa aja?"

"Senin, rabu, jumat, Oma," jawab Nara.

"Ya sudah, besok Oma temenin kamu konsultasi." Nara menggeleng.

"Gak usah Oma. Nanti Oma kecapean," ujar Nara tidak tega jika Omanya menemani. Lagipula Nara bisa sendiri.

"Oma sehat, kok."

"Iya Oma sehat," balas Nara sambil memeluk sang Oma sebentar. "Aku pergi ya Oma," pamitnya.

Nara melangkah keluar ditemani Oma, namun ada Mika yang datang tiba-tiba dan langsung menarik tangannya.

"Mau kemana kamu? Pulang? Duh, dikasih tempat nyaman malah cari yang murahan," tangkas Mika dengan senyum yang mengejek.

Nara tampak kesakitan saat Mika mencengkeram kuat tangannya. Dengan cepat Oma melerai mereka.

"Mika!" sarkas Oma. "Kamu ini jangan keterlaluan. Lepasin tangan Nara!" Oma tidak terima jika Nara disakiti siapapun. Bagaimana pun Nara juga cucunya.

"Oma kok belain dia? Kan harusnya aku," tukas Mika tidak terima.

"Oma tidak mengajarkan kamu menjadi orang jahat. Nara itu saudara kamu."

Mendengar Oma berkata seperti itu membuat Mika kesal, dengan perasaan marah ia pergi meninggalkan mereka.

"Kamu gak pa-pa 'kan?" tanya Oma sembari memeriksa lengan Nara.

Nara menggeleng. "Gak pa-pa Oma."

Diperjalanan pulang Nara melihat keindahan luar dari jendela, melihat suasana pagi hari yang begitu padat. Nara pulang bersama supir keluarga yang menjemputnya kemarin.

Sesampainya di apartemen Nara dibantu supir untuk membawakan koper.

"Makasih ya, Pak," ujar Nara.

"Sama-sama Non. Kalau begitu Bapak permisi pulang."

"Hati-hati Pak."

Nara memencet sandi membuka apartemennya. Setelah selesai menyusun pakaian, Nara merebahkan tubuhnya di kasur. Berharap jika hari baik akan datang secepatnya.

"Emang gak bisa aku tinggalin apartemen," gumam Nara melihat sekeliling kamar. Apartemen sudah menjadi tempat singgah ternyaman bagi Nara.

Bel apartemen berbunyi.

Nara beranjak dan berlalu menuju ruang tengah. Suara Aksel terdengar memanggilnya. Hatinya meringis mendengar suara itu.

"Nara keluar, Nar," panggil Aksel. Langkah Nara terhenti di depan pintu. Hatinya tidak menyuruh untuk membukanya.

"Aku tau kamu di dalam," imbuh Aksel setengah berteriak.

Mata Nara mulai berkaca-kaca, keberadaan Aksel membuat sesak di dada.

"Kamu harus dengar penjelasan aku Nar," ujar Aksel.

"Aku gak butuh itu Aksel." Akhirnya Nara bersuara.

Mendengar suara Nara membuat Aksel merasa tenang meski kata yang terlontar menyakitkan. "Buka pintunya Nar," suruh Aksel.

"Gak. Mending kamu sekolah sekarang," usir Nara.

"Aku terpaksa tunangan sama Mika."

Nara membuka pintu dengan kasar. Tatapan mereka bertemu, menimbulkan debaran kencang di dada.

Nara tersadar dan dengan cepat memalingkan wajahnya dari Aksel.

"Aku mau putus Aksel," ujar Nara, lalu masuk kembali ke dalam apartemen. Meninggalkan Aksel yang berteriak marah.

Aksel menyesal sudah mengikuti keinginan papanya. Seharusnya sebagai laki-laki harus berani menanggung resiko. Memperjuangkan cinta Nara adalah hal yang harus dilakukan sekarang.

Untuk kesekian kalinya Aksel berjuang lagi. Jika dulu untuk mendapatkan, sekarang Aksel harus berjuang mempertahankan. Nara akan selalu jadi prioritas utama Aksel.

****

Hai, makasih udah mau baca.
Bantu share ♥️ votmen yaa.

Berdoa sebelum tidur.

Sayang Bucinnestar ✨

Laughter Scares Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang