30

909 32 43
                                    

Hari kedua liburan. Nadia seharian hanya mengurung dirinya dirumah, ia tak kemana-mana. Kegiatannya hanya tidur-makan-tiktok-rebahan-makan-tidur dan terus menerus seperti itu.

Ayahnya, Reno. Sedang lembur di tempat makan miliknya sendiri, karna karyawan disana sebagian ada yang izin libur. Reno seharian berada disana dan mengatakan akan pulang tengah malam.

"Ah, gabut." gumam Nadia.

Ia mengambil ponselnya dan menelfon Tia.

"halo, ngape?"

"Gabut." singkat Nadia.

"Jalan-jalan keluar yo?"

"Gak ah, mager."

"Terus lo maunya apa kampret?"

"Gak tau," ujar Nadia dan mematikan sambungan telfon mereka.

"Dih, mabok apa gimana nih anak," heran Tia,

Tia yang tak ambil pusing pun langsung melanjutkan menonton drakor.

"Telfon siapa ya," bingung Nadia.

"Udah malem gini, nelfon siapa ya yang diangkat," pikirnya.

"Aha!" ujarnya saat menemukan nama seseorang diotaknya.

Nada dering berbunyi dari ponsel Nadia, dan tak lama kemudian telfonnya diangkat oleh seorang itu.

"Ya, hallo? kenapa, Nad?"

"Gak, gapapa. Cuma gabut aja,"

"Mau keluar jalan?"

"Gak, udah malem. Mager."

"Maunya apa?"

"Kiko."

"Buset, random banget lu tante."

"Tante palakau tante. Masih muda aku ini, sepantaran dengan kau bodoh."

"Weh santuy wehh, oke otw,"

"E-eh beneran?"

"Iya, tunggu depan aja ya. Gue cari kiko dulu."
"Bye,"

Tutt...tuttt...tuttt...

Sambungan terputus dari pihak orang itu,

"Dia beneran mau beliin gue?" heran Nadia.

Ia melirik kearah jam untuk melihat pukul berapa sekarang.

"Anjir, udah jam 23:42 dia masih boleh keluar? enak amat jadi laki. Gue keluar rumah aja batas cuman sampe jam 9 anjir." dumel Nadia sendiri.

"Pengen jadi laki, tapi gak mau cari nafkah." gumamnya.

"Puntennnn..... gopudddddd,"

"Lah anjir cepet amat," ujar Nadia.

Ia pun menuju kedepan rumah.

"Anjir cepet amat lo, tong." heran Nadia.

"Yaiyalah, mantep kan? yakan? kan?" tanyanya sembari menaik turunkan alisnya.

"Bacot,"

"Ayah lo kemana? kok sepi?"

"Lembur dikerjaannya." jawab Nadia.

"Ohh, sendiri lo?" Nadia mengangguk.

"Mau masuk?" tawar Nadia.

"Gila lo? jangan ngada-ngada anjir."

"Yaelah, buka aja pintu depan." santay Nadia.

"Gapapa nih?"

"Gapapa, selagi lo gak macem-macem."

Mantan Jadi JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang