4

573 68 81
                                        


"Yodah abisin minum lo," suruh Lasmi sambil melirik Reyhan yang masih memegang botol minuman kosong.

Reyhan menautkan alisnya, sedikit bingung dengan perkataan Lasmi, lalu mengangkat botol yang sudah tak berisi lagi. "Udah kosong gini apa yang mau diminum, beb?" jawabnya santai, masih belum paham apa yang dimaksud.

"Botolnya," jawab Lasmi sambil tersenyum nakal sebelum meninggalkan Reyhan yang masih duduk dengan bingung.

Reyhan mengedikkan bahu, tidak terlalu memusingkan kata-kata Lasmi, lalu berjalan keluar meninggalkan taman itu.

---

Lasmi mengeluarkan motor dari parkiran dan menaikinya. Baru saja dia akan menjalankan motor tersebut, tiba-tiba lima jari seseorang menahan stangnya.

"Tunggu!" suara seseorang terdengar, menahan Lasmi agar tidak pergi.

"Farhan," lirih Lasmi dengan nada kaget. Dia menurunkan motor dan menyetandarkannya. "Ada apa, Han?"

"Gue mau ngomong sama lo, tapi gak disini," jawab Farhan, yang langsung mengajak Lasmi berjalan ke perpustakaan yang mulai sepi. Mungkin karena jam pulang sudah tiba, hanya beberapa siswa yang terlihat sedang sibuk dengan buku-buku mereka.

Mereka akhirnya duduk di kursi yang tersedia di sana, dan suasana yang tenang itu mulai terasa canggung.

"Mau ngomong apa, Han?"

Farhan menatap Lasmi dengan wajah serius. "Tadi Reyhan di hukum?"

Lasmi mengangguk. "Iya, sama bu BK. Emang kenapa, Han?"

"Gue yang udah laporin dia, Las," jawab Farhan dengan nada rendah yang membuat Lasmi melongo tak percaya.

"Jadi lo yang udah fitnah Reyhan? Kenapa lo lakuin itu, sih?" Lasmi mulai merasa bingung dan marah. Kenapa Farhan bisa melaporkan Reyhan tanpa tahu kebenarannya?

"Fitnah? Las, gue liat dengan mata gue sendiri kalau Reyhan itu lagi mesra-mesraan sama cewek. Gue nggak mungkin salah lihat," jawab Farhan dengan cepat, tapi suaranya terdengar gelisah.

"Itu cuma salah paham, Han. Dia nggak mesra-mesraan, dia cuma nolongin Maya yang lagi digangguin cowok," tegas Lasmi, mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Farhan terdiam beberapa detik, matanya menatap Lasmi, seolah mencari jawaban yang lebih jelas. "Tapi kenapa sampe pegang-pegang pipi segala?" tanya Farhan, masih bingung dengan apa yang ia lihat.

Lasmi menghela napas panjang dan menjelaskan lebih rinci, mengungkapkan bagaimana Reyhan hanya berusaha membantu Maya. Setelah mendengar penjelasan itu, Farhan terdiam, mencoba mencerna semuanya.

"Jadi gitu ceritanya?" Farhan akhirnya bersuara, sedikit terkejut.

"Iya, jadi gitu. Makanya kalau mau laporin orang, lo harus cari tahu kebenarannya dulu. Jangan langsung ambil kesimpulan, apalagi kalau belum jelas." Lasmi mengingatkan dengan tegas, tapi dengan nada yang lembut.

"Sorry, Las. Gue salah," ujar Farhan, merasa tak enak hati. "Sampaikan maaf gue ke Reyhan."

"Iya, tapi sebaiknya lo minta maaf langsung ke dia, Han," jawab Lasmi, menatap Farhan dengan serius.

"Dia bisa marah sama gue, Las. Dan maki gue abis-abisan."

"Berani berbuat, berarti berani tanggung jawab," balas Lasmi.

Farhan menghela napas panjang, "Iya, gue salah, dan gue harus terima konsekuensinya."

Lasmi memperhatikan Farhan yang tampak bingung dan gelisah. "Kenapa lo lakuin itu, Han?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang