2.

855 110 46
                                    

SEBLAK RASA APA?!

Reyhan dan Lasmi tiba di sebuah kedai seblak sederhana di pinggir jalan. Janji traktiran Reyhan akhirnya ditepati. Mereka berdua memarkir motor masing-masing, lalu masuk.

Lasmi langsung duduk di kursi yang tersedia, sementara Reyhan melangkah ke depan, mendekati si penjual seblak dengan gaya sok cool.

"Teh, seblaknya dua porsi GPL!" ucap Reyhan, matanya mengedip ke arah pembeli lain, padahal mulutnya lagi serius pesen makanan.

Lasmi, yang melihat tingkah konyol temannya, hanya bisa menghela napas. "Dasar pakboy."

Si penjual, seorang ibu-ibu paruh baya, menatap Reyhan tanpa ekspresi. "Sebentar yah."

Sementara itu, Reyhan tiba-tiba bersandar di tiang kayu dekat gerobak seblak. Matanya berbinar melihat seorang gadis berparas manis yang duduk di pojokan.

"Mau seblak apa?" tanya si ibu penjual.

Reyhan masih terhipnotis oleh kecantikan si gadis, lalu tanpa sadar menjawab, "Seblak rasa cinta dan kasih sayang, jangan pakai sambal, soalnya nggak baik buat hubungan kita."

Si ibu melotot. "Seblak rasa APA?!"

"Seblak rasa... teh Nunung," jawab Reyhan spontan.

Si ibu langsung membulatkan matanya. "SAYA BILANG, MAU SEBLAK RASA APA?!?!"

Reyhan refleks mundur, kaget. "Rasa yang pernah ada, tapi disia-siakan."

Seluruh pembeli tertawa, termasuk si gadis manis yang Reyhan tatap tadi. Kecuali Lasmi. Dia malah sibuk pura-pura main HP. Punya teman bokbrok emang cobaan.

Reyhan buru-buru merapat ke si ibu. "Eh maaf, teh, tadi yang jawab bukan saya, tapi jin dalam raga saya."

Si ibu hanya menghela napas panjang. "Seblak spesial dua, ya?"

"Nah, gitu dong, teh. Bener, dua porsi spesial!" Reyhan cepat-cepat kembali ke meja Lasmi.

Lasmi menghela napas. "Malu-maluin lo, Jang!"

Reyhan menggaruk kepala. "Maaf, Nil, tadi gue salfok. Cewek itu manis banget sih!"

Lasmi mendelik. "Bukan ceweknya yang manis, mata lo aja yang keranjang!"

Reyhan tertawa. "Si mbeb kenapa marah-marah mulu? Cemburu ya?"

"Dih, PD!"

"Pangeran Dangdut dong!"

Tak lama, seblak datang bersama dua gelas es teh. Lasmi langsung mengambil sendoknya, siap menyantap hidangan panas itu.

Tapi sebelum suapan pertama masuk, Reyhan buru-buru menurunkan tangan Lasmi. "Beb, pelan-pelan! Panas tuh! Bisa-bisa bibir lo jadi melodok, kan sayang bibir seki nya."

"Seki-seki, SEXY!" Lasmi spontan menggebrak meja, matanya melotot tajam.

Reyhan mengangkat tangan. "Iya, iya, sayang!"

---

EMAK VS REYHAN

Setelah selesai makan, Reyhan akhirnya pulang ke rumah. Jam menunjukkan pukul 17:30 saat dia menjatuhkan tubuh ke kasur empuknya.

Dia menyentuh pipinya sendiri, tersenyum-senyum seperti orang gila.

"Aduh, tadi pipi gue dipegang bidadari!" Reyhan ngakak sendiri, teringat Maya, cewek yang ia tolong di jalan tadi.

Di jalan, ia melihat Maya-iya, Maya yang dulu ditabraknya di perpustakaan-sedang diganggu dua cowok berseragam sekolah lain. Tanpa pikir panjang, Reyhan turun dari motor dan langsung menghajar mereka. Untungnya, mereka berhasil dikalahkan, meskipun Reyhan sendiri mendapat beberapa pukulan di pipinya.

Pasangan Bobrok Tanpa StatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang