Chapter 1 : awal mula

25 6 0
                                    


Akhir akhir ini aku sering sekali bermimpi dan mimpi ku selalu saja sama. Awalnya aku masih berfikir bahwa ini bisa saja kebetulan, tapi selama sepekan lebih aku jadi khawatir. Pasalnya aku selalu bermimpi dengan mimpi yang sama di setiap malam.

Sebelum itu aku ingin perkenalkan. Nama saya Adam aku tinggal di salah satu kota di pulau Jawa.
Umurku saat ini memasuki 18 tahun, dan di tahun yang sama kejadian yang tak bisa di bayangkan terjadi.

Seperti yang aku katakan di awal bahwa aku selalu bermimpi aneh dan terus terulang hingga setiap malam selama sepekan ini, jangan tanya keadaan ku sekarang, hingga sekarang aku mengidap insomnia karna takut akan bermimpi yang sama lagi.

Dalam mimpi itu aku selalu bertemu dengan sosok wanita dia seperti ratu pantai Selatan. Taukan bagaimana wujudnya. Dan disitu dia sedang menari namun yang anehnya tidak terdengar suara apapun, seakan dia menari tanpa alunan musik. Dan tempatnya menari seperti di atas panggung.
Namun tanpa penonton, sesaat dia menari hanya untuk di tujukan kepada ku.

Aku ingat saat malam ketiga, karena penasaran jadi aku bertanya kepada orang tersebut. "Permisi mbak kalau boleh tau aku ini sedang dimana?" Namun alih-alih mendapatkan jawaban dia hanya menari dengan lihai.  ada yang berbeda dari tariannya sekarang karna sebelum itu dia menari dengan menutup mata seperti menghayatinya, namun setelah aku mengatakannya dia nemari dengan tatapan fokus kepada ku.

Saat kejadian itu aku berfikir bahwa ini udah gak beres terhadap diriku. Jadi aku langsung mengatakan apa yang aku alami pada orang tua ku. Tentu saja orang tua ku jadi kawatir, karna katanya jika kita selalu bermimpi yang sama terus menerus itu pertanda buruk. Jadi orang tuaku memanggil kakek ku, beliau merupakan dukun desa. Kebetulan beliau tinggal agak jauh dari kota. rumah kakek di pegunungan, dan setelah orang tua aku menelpon kakek, katanya beliau bersedia datang ke kota. Bukan berarti kita tidak bisa pergi ke rumah kakek pasalnya kajadian yang aku alami ini bertepatan saat hari kerja, jadi orang tua ku harus bekerja.

Kakek ku datang saat 3 hari setalah ibu menelfon, jadi sebelum hari itu tiba, itu adalah malam-malam yang sulit, aku tidur tapi tidur bersama kakak ku. umurnya hanya berbeda 3 tahun dengan ku. Aku awalnya khawatir bakal bermimpi yang sama lagi, dan ternyata benar saja hari itu aku bermimpi yang sama, tapi yang membuatku khawatir sosok wanita yang menari itu bukan hanya menatap ku sambil menari akan tetapi sambil tersenyum kepadaku, itu benar-benar membuat ku merinding. Namun aku tak bisa bergerak untuk lari, aku seperti di paksa untuk menonton tariannya.

Saat aku duduk menontonnya, aku seperti terhipnotis tiara, selendang hijau yang di kenakannya menari, sampai lenggak lenggok tubuhnya. Membuat aku tersedar bahwa kini dia menari dengan alunan musik, musiknya seperti gamelan Jawa, seluring hingga gendang. Tapi aku tak tau dari mana asal musik itu, yang aku tau aku mulai menikmatinya.

Saat aku mulai menikmatinya seketika alunan musik tersebut malah menghilang beserta penari tersebut. Aku terheran apa yang terjadi. Dan saat itu aku pun terbangun, saat membuka mata ternyata orang tua ku sudah di kamar dengan kakak ku. Mereka memutarkan lantunan ayat Al-Qur'an sambil mengaji dan berzikir sambil berusaha menyadarkan ku. Saat aku bertanya kepada mereka , kakak ku berkata bahwa aku tidur sambil bersenandung. Tubuhku basah penuh keringat, karena kawatir jadi kakak memanggil orang tua ku kemari. Dan mereka mulai memutar lantunan Al-Qur'an hingga dzikir.

Semalaman itu aku tak tidur dengan benar. Aku ketakutan, aku tidur saat matahari mulai terbit dan terbangun tepat saat azan Dzuhur. entah ini telah hari keberapa, tidur ku benar-benar menyiksa, aku bermimpi buruk. kali ini berbagai macam mahluk mulai mendiami mimpi ku, itu sangat menganggu. 

aku berharap ini segera selesai saat aku terbangun ternyata kakek ku telah tiba di rumah kami. suara beliau terdengar berbisik-bisik dengan keluarga ku. mungkin karena aku mendengarnya dari dalam kamar, suaranya terdengar pelan. yang jelas aku tau itu suara kakek.

aku beranjak dari kasur, pelan melangkah  menuju asal suara mereka. setibanya aku mereka semua memandang kearah ku. ayah menyuruh ku untuk duduk bersama mereka. sebagian informasi telah mereka sampaikan kepada kakek. 

"Suwene sampeyan ngimpi babagan iki?" tanya kakek. 

"Wis suwe, mbok Adam bali saka menek gunung karo kanca-kancane Adam" 

"nah iku, Adam, pikiren maneh apa sing ditindakake Adam ing kana?" tanya kakek lagi.

"Adam lali, sing tak elingi mung seneng-seneng karo kanca-kanca, ora ana sing aneh"

kakek tetap menyuruh ku untuk untuk terus menginat kembali. dia mengatakan bisa jadi itu menjadi penyebab kamu bermimpi buruk. bahkan ayah dan ibu terus mendesak ku. tapi apa yang harus ku katakan? aku bener-benar gak tau, aku pergi bersama teman-teman dan pulang dengan selamat, gak ada kejadian aneh, gak ada yang buruk yang menimpah kegiatan kami. dan itu lancar-lancar saja. aku sampai bingung bagian mana yang menjadi penyebabnya.

"Oke, mengko tak pikir-pikir, mbok ana sing lali" seru ku pada mereka.

malam harinya keluarga kami duduk berkumpul sambil bercerita tentang semua yang aku alami, aku pun menjelaskan. hal-hal yang masih ku ingat tentang mimpi itu. mulai dari sosok penari, gemelang, dan mahluk-mahluk yang muncul dalam mimpi. Setelah penjelasan yang aku katakan, kakek ku mengatakan.

"Koyone kowe kepeksa menyang donya liyane, aku saiki angel maca sampeyan, auramu burem, dheweke wiwit nutupi supaya ora ana sing bisa ngganggu" Sepertinya kamu sedang di paksa untuk di bawah ke alam lain, aku sekarang ini sangat susah untuk mambaca mu, aura mu kabur mereka mulai menutupi agar tak ada yang bisa menggangu mereka. Tutur kakek ku. Dia pun melanjutkan perkataannya

"Apa wae sing kedadeyan, aja njupuk apa sing ana ing impen, apamaneh apa sing diwenehake"Apapun yang terjadi, jangan ambil apa yang ada dalam mimpimu, apalagi yang sudah diberikan padamu

Aku sangat terkejut apa yang di katakan kakek, dan ketakutan ku semakin menjadi. Apalagi saat Tiba-Tiba kakek menunjuk ke arah ibu ku, dengan tatapan yang tajam.

"Sampeyan mikir kanthi ndhelik ing awak anakku sampeyan ora bakal ditemokake!"Kau pikir dengan bersembunyi di tubuh anakku kau tak akan ketahuan! . Tunjuk kakekku tajam ke arah ibu.

Tentu saja aku langsung terkejut, apalagi ibuku duduk tepat di samping ku. Dengan wajah marah sambil berteriak ibu mengatakan "Aja mikir pelindung sampeyan bisa nyegah aku, wong tuwa" jangan berfikir kalau pelindungmu dapat menghentikan ku dasar wanita tua.
Aku sangat bingung apa maksud dari perkataannya, kenapa ibu memanggil kakek wanita tua.

Ayah dan kakek berusaha menyadarkan ibu dengan berbagai ucapan yang aku sama sekali gak paham. Dan Seketika ibu menjadi tenang namun ibu belum sadar tapi sikapnya malah berubah menjadi aneh seperti seorang nenek.
Ibu mengatakan "karo aku, lan kulawarga", Begitu katanya. Aku tau kalau sekarang ibu sedang dirasuki sosok nenek nenek. Tapi tetap saja ini masih tabu buat aku.

Next Chapter >>

A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang