BAB 6: KDDWYTT

374 111 14
                                    

KUTUKAN DATANG DI WAKTU YANG TAK TERDUGA

.

.

.

Aku bangkit dari kursi dan mengambil garpu yang terjatuh di lantai, kemudian meletakkan kembali di atas meja. Kyumi masih terpaku di tempat dan sorotnya terguncang ketika melihat Byul, kemudian sesuatu seperti membuatnya tersadar.

"A, aku mau ke kelas dulu," kata Kyumi, lalu menyelip keluar dari kursi dan tanpa menunggu respons dari Byul, dia pergi cepat-cepat.

"Byul, dari tadi aku melihatmu dan kau kali ini sungguh kelewatan," kataku pada Byul. "Kau mungkin dekat dengan Kyumi, tapi bukan berarti kau bisa memaksanya."

"Kau ini apa-apaan sih? Kenapa memandangku begitu?" Byul menyunggingkan cengiran tidak bersalah.

"Kau bahkan enggak minta maaf setelah membut Kyumi enggak nyaman seperti itu?"

Taehyung berusaha melerai, "Hei, kalian berdua―"

"Aku cuma pengin dia merasakan makanan enak!" sahut Byul dengan nada tinggi.

"Tapi enggak memaksa seperti itu," Aku menanggapi dengan alis mengerut.

"Sudahlah, ayo kita kembali ke kelas!" Taehyung akhirnya memerintah. Lalu, seolah kami semua tahu bahwa adu mulut ini tidak ada gunanya, kami memutuskan membereskan nampan makanan masing-masing.

Tidak ada percakapan di antara kami. Taehyung dan Jimin sendiri sepertinya terlalu bingung mau memulai dari mana, barangkali mereka tahu saat ini bukan kondisi yang tepat untuk melemparkan nasihat atau lelucon untuk membesarkan hati. Kami pergi dari kantin bersama segerombolan siswa lainnya yang membentuk arus keluar ruangan. Di perjalanan menuju kelas, Byul melayangkan salam kepada kami seolah sebelumnya tidak terjadi apa-apa dan langsung berbelok ke lorong yang berlawanan. Sementara itu, kami bertiga berjalan bersisian menaiki tangga.

Kesunyian di antara kami pecah ketika Taehyung tahu-tahu bertanya padaku, "Jung, kau enggak marah pada Byul, kan?"

Aku diam sejenak. "Sudah enggak."

"Syukurlah," kata Taehyung sungguh-sungguh. Saat dia mengatakannya, aku kepikiran untuk memberitahu mereka berdua tentang apa yang kulihat kemarin―soal Byul yang merundung Kyumi. Tapi, entah kenapa aku tidak mau menyaksikan kekecewaan di wajah Taehyung dan Jimin. 

Aku takut merusak persahabatan mereka, tapi aku tidak bisa membiarkan Byul bersikap seenaknya seperti itu.

"Wooow! Jimin-ssi!"

Seruan yang lantang memanggil Jimin dari arah depan. Kami bertiga mendongak dan melihat, di kelas paling ujung, seorang cowok jangkung berdiri di ambang pintu sebuah kelas. Tawanya tidak kusukai, caranya menatap juga, seolah mengingatkanku dengan siswa badung yang menunggu kesempatan memamerkan keahliannya mendominasi orang. Aku mendengar Jimin menghela napas, dan tahu-tahu saja dia meninggalkan kami berdua tanpa berkata apa-apa.

Jimin menghampiri cowok itu, berbicara sesuatu yang tidak bisa kudengar dari kejauhan, lalu cowok itu tertawa keras sambil menepuk-nepuk pundak Jimin dengan kasar. Kemudian, keduanya masuk ke dalam kelas.

Aku dan Taehyung terdiam di tengah-tengah lorong.

"Aku enggak suka dia," ujar Taehyung padaku, kemudian dia mengalungkan lengan di bahuku dan kami berdua berjalan menuju kelas, yang terletak hanya beberapa ruangan dari kelas Jimin.

"Siapa?"

"Tentu saja cowok itu, yang memanggil Jimin," kata Taehyung. "Dia Yeongsob, kau pasti tahu. Bocah edan yang mengganggu Sunjoon sampai badannya bau kencing."

𝐃𝐈𝐀𝐑𝐘 𝐎𝐅 𝐀 𝐂𝐔𝐑𝐒𝐄𝐃 𝐁𝐎𝐘 (𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang