⩩ ᝍ 2

84 69 21
                                    

Saat ini dia berada di mobil crush nya itu, namun keadaan disini benar-benar hening sehingga Cheryn tidak membuka suara dari tadi. Aalaupun mulut Cheryn terlihat diam tapi hatinya benar-benar berdetak lebih kencang dari sebelumnya

Dari kursi belakang ia menatap Darrel dengan penuh rasa kasih dan sayang ( anjas ga tuh )

"Oh iya, Cheryn alumni SMP mana?" Papah Darrel bertanya

"Alumni SMP Mentari pak"

"Ohh berarti kmu 1 SMP juga sama Darrel ya? "

"Iya Pak"

"Ahh gitu yaa, eh Darrel ngobrol kek sama Cheryn, jangan main HP mulu" Papah Darrel sedari dari tadi dia hanya diam sambil menatap layar ponselnya

"Gini gini juga Darrel pinter pak" jawab Darrel santai sambil memainkan hp nya

Bentar deh Rel, hubungannya hp sama belajar apa?

"Maaf ya Cher, Darrel emang kaya gitu orangnya, dirumah aja dia jarang ngomong"

Cheryn tersenyum "Iya gapapa om santai aja, oh iyaa makasih ya om udh anterin saya pulang"

"Iya sama sama, nanti bisa kan mampir kerumah om?" tanya Om Alviano biasa dipanggil Om Alvi, yaitu papah Darrel

"Kalo ada waktu ya om" ia tersenyum tipis

"Oh yaudah hati hati dirumah ya"

"Hati hati juga ya om"

***

Cheryn sedari dari tadi dia hanya melamun memikirkan hal-hal yang tak penting, apakah ini yang dinamakan gabut?

Cheryn membaringkan tubuhnya di kasurnya "Gabut banget ngapain ya?" gumam Cheryn dalam hati sambil mengetuk-ngetuk pensil ke meja

"Nulis buku diary aja kali ya?" pikirnya

Isi Diary :

Sejak pertama kali aku memilih untuk mencintaimu, Aku telah mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan terjadi.

Aku telah meyakinkan diri untuk bisa mengerti dan menjadikan semuanya baik-baik saja. Namun, ketika waktunya tiba, nyatanya aku tak pernah bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.

Rasanya begitu menyakitkan,
seolah ribuan jarum memaksa untuk menikam hatiku bersamaan, air mataku tak mau diajak bekerja sama untuk tetap diam pada tempatnya,
bibirku tak bisa diam saja seperti yang kuminta.

Isak tangis ini membuatku sulit bernapas, segala bayangan tentang cintaku yang bertepuk sebelah tangan begitu mengerikan, mengingat kenyataan, bahwa kau tak mencintaiku.

Maaf jika nyatanya rasaku membuatmu tidak nyaman,
Maaf jika lancang menaruh harapan padamu, dan twrima kasih atas kenangan yang kau taruh bersamaku

Kemudian dia meletakan kertas itu di meja belajarnya, ia melihat seisi kertas itu sehingga ia merasakan betapa perih dan indahnya kehadirannya dalam hidupnya

Apa yang dia tulis di kertas itu membuatnya berfikir sejenak

"Ada gasi tutor dapetin hati Darrel gitu?" tanya nya kepada diri sendiri

Namun Cheryn mulai berfikir untuk apa dia memikirkannya?

Karena setelah dipikir tidak ada untungnya memikirkan orang yang tidak memikirkan kita

Namun, nyatanya melupakannya dalam sehari saja tak bisa ia lakukan

Sehingga dia memutuskan untuk pergi ke rumah sahabatnya daripada memikirkan apa yang tak penting

***

Langkah kakinya mulai tertuju ke rumah sahabatnya itu, dengan harapan sahabatnya tidak pergi ke luar rumah

Awalnya, Cheryn ingin bertanya kepada "Apakah dia ada dirumah?" tapi batre di ponselnya itu tak mendukung untuk menghubunginya

Saat Cheryn hampir sampai dirumah Azlyn, dia melihat Azlyn sedang menutup pintu pagarnya

"Eh lyn mau kemana?" ucap Cheryn terburu-buru

"Mau ke toko buku cher, mau ikut?"

"Eh mau dong, gue juga dah lama gak kesana" ucap Cheryn girang

"Oke" kata Azlyn fix

Haii, ada salam nii dari Azlyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii, ada salam nii dari Azlyn..
Pasti kalian kenal donk dia siapa?

Bagai Bumi dan LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang