RARA STORY : 14

3.1K 353 71
                                    

Aku khilaf, part ini panjang baca saat senggang ya✌

Absen dong, nungguin aku update?

Vote dulu yuk, sebelum baca. Ramaikan lapak ini yaaa❣❣

⚠SIAPKAN HATI KALIAN⚠

Pencet Bintang pojok kanan bawah sama komennya gak bayar kok gais❤

Selamat membaca🖤🖤

••••

Pesta di gelar sederhana atas permintaan Bima yang tak suka yang meriah dan banyak ornamen. Halaman belakang di sulap menjadi pesta sangat indah, lilin kecil mengambang di kolam membuat kata 'cieee brojol' entah apa maksudnya.

Grup band legendaris banyak di ketahui, menjadi sorotan di mata dunia. Salah satu ia sukai adalah lagunya tak membosankan dan asik, berinovasi setiap keluar album baru. Sheila on 7.

Sampainya kami di sambut dinginya malam ketika kakiku menginjak tanah, di jalan hujan turun lebat beruntung ketika kami sampai sudah reda.

Perasaan gugup menghampiriku, keringat dingin mulai membanjiri. Jantungku berdegup kencang, kedua kakiku bergerak gusar. Kulirik sekitar banyak yang datang.

"Tarik napas dan buang perlahan." Ghea sepertinya tahu aku gugup memberi intruksi langsung kulakukan. Meski tak merubah banyak tapi sedikit menenangkan.

Aku dan Ghea menyerahkan undangan kepada petugas. Pertama kali aku melihat pesta ini panggung menghadap langsung ke kolam, terlihat elegan tidak mengurangi nilai estetika.

Tanganku di tarik oleh Ghea yang mengajakku untuk berkumpul dengan teman-teman Alden.

"Selamat hari brojol, kak Bima." ucap Ghea pada Bima.

Aku bisa melihat wajah merah di cahaya remang ini. Ghea menyukai kak Bima?

"Kak Bima, selamat ulang tahun." kini giliranku menyalaminya.

"Makasih Ge, Ra. Enjoy pestanya," ucap Bima memperhatikan senyum manisnya.

"Al sini anjir, buruan pea!" Arya datang sambil menyeret Alden terlihat ogah-ogahan.

"Enggak!"

"Ayolah Al, lo udah cakep gini. Sayang kalo ga ikut." Reza mendorong punggungnya.

Aku tertawa melihat muka masamnya, pipi dan teliga memerah malah terlihat lucu bagiku.

"Ini semua gara-gara lo berdua, rusak citra gue." ketus Alden.

Arya tertawa. "Emang lo tuh harus di paksa, lagian kita udah lama enggak ngumpul kaya gini." ucap Arya.

"Bentar lagi lo berterima kasih sama kita." bisik Reza di telinga Alden.

"Lo enggak bakal nyesel percaya sama gue." celetuk Arya.

Alden berdecih. "Mimpi!"

Bima berjalan menghampiri mereka, pertengkaran ini tak akan selesai. Alden yang keras kepala terus mengomel.

"Enjoy pestanya bro, anggap aja pesta sendiri." kekeh Bima setelah di depan Alden.

Alden mendengus. "Apaan nih buat pesta segala kaya bocah." celetuk Alden.

RARA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang