Bagian 1
Aku — Kiba Yuuto, bersama dengan majikanku, Rias-oneesan, dan anggota tim kami yang lain tengah menonton pertandingan Ise-kun di ruang personil yang berwenang. Mereka memposisikan pemain mereka di beberapa titik untuk menghadapi pemain lawan sambil mengarah ke puncak. Pasangan pertandingannya adalah:
Dewa Apollon melawan Xenovia, Irina, dan Nakiri-kun.
Dewi Artemis melawan Asia-san dan Bina Lessthan-san.
Typhon melawan Elmenhilde-san, Bova-san dan Roygun Belphegor-san.
Dan, Dewa Vidar melawan Ise-kun, sementara skuad Valkyrie di dekatnya bertarung melawan Rossweisse-san dan Ravel-san.
Pertarungan sudah dimulai. Pertarungan sengit terjadi di berbagai tempat di Yggdrasil buatan. Pertarungan pertama yang kebetulan ditemui adalah Dewa Apollon akan melawan Xenovia dan yang lainnya. Wyvern yang telah Ise-kun kirimkan pada Xenovia semakin dekat dan berubah saat mereka menempeli tubuh Xenovia. Hal berikutnya yang aku tahu, Xenovia mendadak berubah menjadi Crimson Destruction Dragonar. Kedua pendekar pedang, Xenovia dan Irina-san, melakukan serangan yang dibuat dengan baik terhadap Dewa Apollon. Namun, Dewa Apollon menangani kedua pendekar pedang cepat tersebut dengan hanya melapisi salah satu tangannya dengan sedikit aura dewata yang bersinar! Dia terus menghindari gaya dua pedang Xenovia, Durandal, Excalibur, dan Hauteclaire Irina-san dengan mudah!
[Dorong!]
Nakiri-kun, yang berubah menjadi bentuk Naga humanoidnya, mengurangi jarak dengan kecepatan intens. Lalu memulai pertarungan tangan kosong melawan Dewa Apollon. Pukulan dan tendangan berlapis touki terus memukul, memukul, memukul, dan memukul! Dewa Apollon harus merespon pertempuran jarak dekat dari Xenovia, Irina-san, dan Nakiri-kun. —Namun, Dewa Matahari menangani semua itu hanya dengan satu tangan!
[Jadi kamu akan menghindari pertarungan tangan kosongku, huh!]
Rias-oneesan, yang ada di sampingku, terkejut. Xenovia, Irina-san dan Nakiri-kun melompat mundur, menciptakan jarak ketika Xenovia mengubah Excalibur-nya menjadi cambuk dengan spesialisasi ‘mimic’ dan tiba-tiba menyerang Dewa Apollon. Selain itu, dia menggabungkan serangannya dengan kecepatan kilat serta spesialisasi ‘transparency’ Excalibur yang membuat cambukan (ujung tajam cambuk) tidak terlihat. tapi meski Dewa Apollon tidak bisa melihat Excalibur yang digerakkan oleh cambuk, dia dengan mudah menghindari serangan itu! Seolah-olah dia merasakan kehadiran sejumlah kecil aura yang mengalir melaluinya! Tidak, dia pasti melakukan ‘itu’! Cambuk tak terlihat yang dia hindari menghancurkan sebagian besar pulau terapung dimana mereka bertarung. Itu adalah spesialisasi ‘destruction’ dari Excalibur. Sepertinya Xenovia sudah mahir dalam menggabungkan spesialisasi Excalibur. Sementara Dewa Apollon terus menghindari serangan cambuk terus-menerus dari Xenovia, Irina melapisi Hauteclaire dengan aura suci!
[Haaaaaaaaaaaaa!]
Teriak Irina sambil mengayunkan Hauteclaire-nya terus-menerus. Dan setiap kali dia melakukan itu, aura suci yang kuat terus terbang menuju Dewa Apollon! Namun, dia bereaksi terhadap hal ini dengan hanya memunculkan sejumlah kecil aura dewata di tangannya dan terus menembaknya. Tanpa ragu-ragu, Irina-san menciptakan cambuk seperti Xenovia yang dipenuhi dengan energi cahaya dan mulai mengayunkannya bersama dengan teman seperjuangannya secara bersamaan! Salah satunya adalah cambuk yang diliputi cahaya, yang lainnya adalah cambuk yang tak terlihat, dan keduanya mencambuk secara bersamaan. Penglihatan dan kehadiran, yang manapun itu, tidak mungkin dihindari bila yang menjadi sasaran bukanlah makhluk sekelas Dewa atau jenis eksistensi lain pada level serupa. Ya, sekelas Dewa atau level serupa…… Itulah sebabnya, karena itu adalah Dewa Apollon, dia bisa menghindari serangan serentak mereka!
KAMU SEDANG MEMBACA
High School DxD : Jilid 25
Teen FictionMenceritakan tentang Issei Hyōdō, seorang siswa kelas dua SMU yang sangat tolol dan mesum (suka ngintip dan mikir ngeres), yang dibunuh oleh seorang perempuan pada saat ngedate (kencan pertama mereka). Issei dihidupkan kembali sebagai Iblis, dan sej...