O4. Plan

517 55 0
                                    

.-Bitter is the taste that dominates life-.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Danliash masih bersama dengan mallyn,  berbelanja dan berkuliner apapun yang ada disana membuat keduanya lupa waktu.

"Mallyn aku lelah" Danliash langsung mengambil posisi duduk di sebuah bangku taman yang ada disana, mallyn yang melihat temannya mengeluh langsung mengambil posisi duduk disamping sang Teman.

"Ayolah sebentar lagi, lalu setelahnya kita pulang" Mallyn membujuk Danliash agar mau mengikutinya.

"Tidak! Cukup kakiku hampir lepas dari sendinya karna mengikutimu" Danliash merengut kesal sambil menatap Mallyn.

"Tapi kau senang kan?" Danliash menganggukkan kepalanya sembari menahan tawanya agar tak pecah.

"Kan, kau juga senang. Terus kenapa merengek pulang?" Danliash mencebik mendengar ucapan mallyn.

"Sudah dibilang aku lelah" Danliash menjawab dengan nada lesu.

"Oke oke setelah ini janji langsung pulang" Danliash melirik Mallyn sambil melihat gerak gerik mallyn.

"Kenapa nggak sekarang?" Yang ditanya langsung menoleh kearah yang bertanya.

"Di ujung sana ada kedai makanan yang menawarkan potongan harga untuk dua orang dan hanya berlaku hari ini. Yakin tidak mau?" Danliash yang mendengar diskon alias potongan harga langsung memamerkan senyum kelincinya.

"Tapi janji setelah ini langsung pulang" Mallyn menganggukkan kepalanya cepat.

"Yasudah ayo kita langsung kesana" Danliash hanya menurut ketika tangannya ditarik oleh mallyn untuk menuju kedai yang dimaksud.






..

Setelah pulang dari rumah Gladies, Owlard sekarang ditemani Daendels berjalan-jalan di taman kota.

"Jadi? Sebenarnya mau lo itu gimana?" Daendels yang sedari tadi hanya diajak berdiam diri langsung membuka suara.

"Maunya dia jadi punya gue" Daendels berdecak kesal mendengar ucapan sang sahabat.

"Udah ada kemajuan sama si calon?" Sebelum menjawab Owlard hanya tersenyum tipis.

"Cuma dapet kesempatan nganter pulang" Daendels langsung menepuk pundak Owlard dengan keras.

"Harusnya lo bersyukur, itu udah bagus" Owlard mengernyit bingung.

"Bagus di bagian mananya?" Jujur Daendels kesal atas ucapan bodoh sang sahabat.

"Lo udah tau rumahnya, berarti kapan kapan lo bisa ajak dia berangkat bareng atau seengaknya anter makanan atau apa" Owlard hanya menganggukkan kepalanya.

Capulus Philosophiae •tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang