O6. Venus

412 43 0
                                    


.-Bitter is the taste that dominates life-.

-Bitter is the taste that dominates life-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Siang ini Danliash sedang beristirahat di ruangannya, Sesekali melamun karna banyak pikiran random yang masuk kedalam otaknya. Entah bagaimana ceritanya tiba-tiba pikiran itu datang menghantui Danliash. Mungkin karna ia sedang lelah? Bisa jadi.

Danliash sama sekali tak ada niat untuk beranjak pergi dari tempatnya, hari ini ia sangat amat lelah hingga untuk bergerak sedikitpun saja rasanya berat. Bahkan ia hanya bisa meminta tolong Teresia untuk membelikannya makanan untuk pengisi perutnya. Sedari pagi perutnya yang belum terisi makanan ber-karbohidrat sehingga ia merasa tidak aman takut takut sakit maag menghampiri, Penikmat kopi pahit dengan kafein tinggi sepertinya rawan terkena maag.

Suara pintu diketuk membuat Danliash menoleh sekejap lalu berucap.

"Masuk!!" Setelah suara ini menggema, kenop pintu tersebut tersebut terbuka. Menampilkan sosok teresia yang membawa beberapa paper bag berisi makanan pesanannya.

"Nona Danliash ini pesanan milikmu, silakan diperiksa dulu. Nanti kalau ada yang kurang saya akan kembali lagi" Setelah paper bag itu diletakkan diatas meja Danliash, ia langsung membuka untuk memeriksa beberapa pesanannya. Setelahnya Danliash mengangguk.

"Cukup, ini semua sesuai pesananku. Terimakasih Teresia" Ucap Danliash disertai senyum manis miliknya lalu sebelum Teresia beranjak pergi Danliash berucap satu hal lagi.

"Teresia, eum... Bolehkah aku meminta satu gelas kopi lagi?" Teresia mengernyitkan dahinya bingung, bukankah tadi dia sudah membuatkan dua untuk Danliash?

"Maaf sebelumnya nona, bukankah tadi saya sudah membuatkan dua untuk nona?" Danliash melihat satu gelas bekas kopi miliknya yang masih tersimpan diatas meja.

"Tapi itu kan tadi dan sekarang sudah habis" Mendengar ucapan Danliash, Teresia terkejut lalu ikut melihat arah tatapan mata milik Danliash.

"T–-tapi nona, kebanyakan zat kafein membuatmu merasakan sakit di area pencernaan. Terlebih lagi belum genap delapan jam kau sudah meminum dua gelas kopi secara terus menerus. eung... Bukannya aku tidak mau membuatkan untukmu tapi coba pertimbangkan dahulu jangan menuruti kemauan lidahmu tapi perhatikan kebutuhan tubuhmu."

Ucapan Teresia ada benarnya, kesehatan itu lebih penting dari apapun. Tapi yang namanya orang sudah candu dengan sesuatu pasti akan sulit melepaskan hal itu sekalipun itu punya potensi membahayakan dirinya pasti akan tetap dilakukan.

"Teresia, tolong sekali. setelah ini aku tidak memintanya lagi. Tolong ya satu ini saja ya ya ya? Miss Gladies tidak akan tau kok tenang saja, ya boleh ya?" Danliash terus memohon kepada Teresia agar dibuatkan, segala jurus rayuan ia keluarkan agar Teresia mau menuruti ucapannya.

Danliash tau Teresia melarang dirinya bukan hanya karna khawatir akan keadaannya tapi juga karna Gladies mewanti-wanti agar semua kebutuhan asupan makan Danliash selama di kantor Teresia yang diberi kepercayaan.

Capulus Philosophiae •tk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang