.
Apa yang dirinya dapatkan sekarang?
Hanya kekosongan. Kehampaan. Dan
ketidakjelasan. Lima tahun telah terlewati. Tak ada cerita baru yang terukis di sana. Hanya ada masa lalu yang terus terbayang hingga detik ini.Sasuke bahkan mencoba
mencari tiap tempat setelah kembalinya dari Berlin. Mencari sosok merah muda yang entah kenapa membohonginya.Katanya, Sakura akan kuliah di Berlin
dan akan bertemu dengannya di sana.
Nyatanya tak ada nama Haruno Sakura
di sana. Nyatanya Freie Universitat
Berlin tak menerima siswa beasiswa
dari KHS Jepang. Hampir empat tahun
dirinya terjebak di sana. Terjebak dalam kekosongan dan kebohongan yang Sakura tinggalkan. Setahun kembalinya dari Berlin dia tak sama lagi.Sasuke tak sama lagi.
Bahkan bibirnya sulit untuk melukis
senyum atau bahkan tak pernah lagi
melukis senyum. Berteman dengan sepi dan keheningan adalah dirinya saat ini. Bukan dirinya yang liar, bebas di luar sana dan melakukan apa saja semaunya. Kini dia terasa terpenjara.Kalau kebohongan Sakura hanya agar
dirinya tak mau lagi bertemu dengannya karena maaf itu belum ada untuk apa? Lebih baik Sakura mengatakannya langsung. Mengatakan kalau gadis itu membencinya. Bukan malah menciptakan kebohongan yang membuatnya sesak dan kecewa hingga mau mati rasanya.Meski cinta itu tetap ada. Hingga detik ini.
Tak ada satu orangpun yang tau kemana Sakura pergi. Tidak dengan Karin. Tidak dengan Kiba. Tidak juga dengan Mebuki. Bahkan sosok yang mulai dirinya hormati itu kini duduk di depannya dengan wajah lembut meski raut sedih jelas ada di sana.
"Sakura seharusnya memberi kabar.
Tapi hingga saat ini tak ada. Ku pikir dia benar-benar ke Berlin."Sasuke mengalihkan tatapannya dari
sosok rapuh itu. Menatap bangunan baru restoran yang telah di renovasi. Lebih luas dan lebih nyaman lagi untuk di tempati."Maaf. Seharusnya aku menjaganya." dan tidak melukainya. Meski seribu penyesalan dengan seribu ungkapan maaf tidak akan mampu membuat segalanya kembali seperti semula.
"Sasuke. Bibi hanya berharap dia baik-baik saja di manapum dirinya berada."
"Aku juga bibi." kali ini oniks merekam
wajah Mebuki. Dia sangat ingin
mendengar kabar kalau Sakuranya
baik-baik saja. Namun Mebuki pun tak tau bagaimana Sakura sekarang
Atau berpur=pura tidak tau?Mebuki mengundurkan diri. Berjalan
dengan pelan menuju dapur. Fokusnya
bukan pada beberapa orang disana dan
juga beberapa pelayan yang bolak balik
mengambil pesanan. Tapi fokusnya
sekarang lebih pada pernyataan Sasuke
tadi.Maaf. Seharusnya aku menjaganya.
Apa Sakura menyembunyikannya dari
Sasuke? Mebuki tak mengerti. Sakura
bilang orang yang menghamilinya tak mau bertanggung jawab. Tapi kenapa Sasuke terlihat tak tau menahu soal kehamilannya? Masih ada kebohongan yang Sakura sembunyikan. Kebohongan yang juga menularinya untuk berbohong pada banyak orang. Pada Karin, pada Kiba, dan pada Sasuke. Sekali lagi kepalanya
menoleh hanya untuk melihat pemilik
surai gelap yang melamun di meja nomor dua. Selalu senerti itu kalau pemuda itu ada di sana. Melamun dan melamun."Moegi. Bawakan minuman untuk
lelaki di meja nomor dua." awalnya
dirinya menyalahkan Sasuke. Membenci pemuda itu dengan sangat. Tapi setelah bicara dua hari padanya mengenai Sakura membuatnya sadar kalau Sakura menyembunyikan kehamilannya.Untuk apa? Padahal Sasuke terlihat begitu ingin bersama Sakura. Bahkan mengejar Sakura ke Berlin yang kenyataannya Sakura tidak ke sana. Gadis itu menolak beasiswa karena kehamilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Wound
General Fiction(Sequel of "Are You Oke?") Takdir mempertemukan mereka di sebuah kesalahan. Lalu berbuah luka yang tiada akhir meski dinding yang menghalangi telah runtuh. Dinding baru yang muncul bernama kesalahpahaman membuat mereka terpisah lima tahun. Menitip...