•CHAPTER 35•

914 168 41
                                    

"Role lu jahat ya?" Tanya jaemin tepat sasaran

••••••••••

Hening

"Menurut lu?" Bukannya menjawab, ia malah bertanya balik kepada jaemin. Jaemin pun tidak menjawabnya, ia banya menaikkan bahunya.

"Kalo misalkan jahat, lu bakal bunuh gua ga?" Tanyanya dengan wajah polosnya. Jeno hanya menanggapinya dengan senyuman lembut.

"Menurut lu?" Jawabnya masih sama. Jaemin kesal tentunya, karna ia sedari tadi bertanya tapi tidak pernah di jawab.

"Au ah anjg" keselnya lalu berbalik memunggungi jeno. Jeno terkekeh sebentar sebelum menyelipkan tangannya di pinggang ramping jaemin.

"Mau role gua baik atau jahat, gua ga bakal biarin ada yg nyentuh lu walaupun cuman 1 detik" bisiknya tepat di telinga jaemin.

Jaemin tersenyum lembut mendengarnya. Setidaknya ia memiliki orang yg dapat di percaya untuk saat ini. Sepertinya ia akan mengurungkan niatnya untuk melukai pemuda yg memiliki eyesmile tersebut.

Hening kembali menyelimuti mereka. Tidak ada yg mau membuka percakapan di antara keduanya. Jaemin pikir jeno sudah tidur, karna sedari tadi jeno hanya diam di belakangnya. Tapi sayangnya itu salah.

Jeno sedang memikirkan sesuatu untuk mengerjai orang yg ada di rengkuhannya ini.
Dan benar saja, beberapa detik kemudian jaemin merasakan tiupan kecil di lehernya. Awalnya ia hanya menggelengkan kepalanya saja untuk menahan geli. Namun makin kesini rasanya semakin parah.

Ia merasakan benda kenyal yg menempel di leher belakangnya. Jaemin masih diam untuk menunggu apa yg akan dilakukan oleh jeno.  Dan benar saja, yg awalnya hanya menempel lama kelamaan menjadi hisapan hisapan kecil.

Benda kenyal itu perlahan berpindah ke arah bahu putih milik jaemin. Ia menghisapnya sampai meninggalkan bercak kemerahan disana. Jaemin sebisa mungkin menahan suara laknat yg akan keluar dari mulutnya.

"Eunghh" suara itu akhirnya keluar dari bibir tipis milik jaemin. Entah dari kapan tangan jeno sudah ada di balik kemeja tipis yg di gunakan jaemin. Ia meraba perut rata tersebut.

"jenhh-" Jaemin memegang erat tangan jeno yg ada di perutnya ketika jeno semakin gencar menghisap kulitnya. Sudah ada dua tanda yg tercipta di bahu jaemin.

Desahan yg keluar dari mulut jaemin langsung menyadari jeno. Niatnya yg hanya mengerjai malah jadi seperti ini.

"Sori gua kelepasan" gumamnya. Dengan nafas yg terengah engah, jaemin membalikkan badannya untuk menghadap ke jeno. Bisa jeno lihat wajah tersebut sudah memerah akibat ulahnya.

Sesaat nafsu menyelimuti jeno. Bukannya berhenti, ia malah menenggelamkan kepalanya di ceruk leher jaemin. Ia kembali mengigit dan menghisap bagian tersebut.

"Akhh" erang jaemin saat jeno mengigit kulit lehernya. Jaemin meremas surai hitam jeno untuk melampiaskan kenikmatannya. Kabut nafsu makin menguasai jeno setelah ia mendengar erangan yg keluar dari bibir pemuda tersebut.

Ia sudah mulai menindih jaemin dan mengunci kedua tangan jaemin di atas kepalanya menggunakan satu tangannya. Bisa ia lihat dari atas sini, mata sayu, wajah yg memerah, bibir terbuka dan keringat yg mengucur dari dahinya. Ah ia jadi tidak tahan untuk memakan mahluk yg ada di bawahnya ini.

Kabut nafsu sudah mulai menyelimuti kedua anak adam tersebut. Jeno semakin gencar untuk membuat tanda di leher jaemin.

"Akhh jangann di leher akhh" ucapnya rada susah

Jeno pun memberhentikan kegiatannya di leher jaemin. Ia beralih membuka dua kancing atas kemeja jaemin. Ia mengecupi kulit pucat tersebut, lalu mulai melanjutkan kegiatannya.

Jaemin hanya bisa dibuat mendesah olehnya. Ia meremas rambut jeno sebagai pelampiasannya. Setelah berapa banyak tanda yg ia buat. Ia beralih untuk menatap wajah bak malaikat tersebut. Mengecupi seluruh bagian muka jaemin kecuali bibir.

Karna ia yakin jika mencium bibir pink tersebut, akan ada 2 yg masalah akan terjadi di antara mereka berdua. Yg pertama role jaemin akan ketahuan jika bibirnya berdarah dan yg kedua mereka tidak akan tertidur sampai pagi.

Sebelum selesai jeno mengecup sekilas tanda yg ia buat, lalu beralih mengancingi kemeja tipis jaemin, dan pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusan pribadinya.

Bisa jaemin dengar dari sini kalau beberapa kali jeno meneriakkan namanya dari dalam sana. Sedangkan ia hanya bisa mengigit bibir bawahnya untuk menahan tangisnya. Bagaimanapun juga jaemin tau kalau ini salah, tapi karna ia menikmatinya juga mau bagaimana lagi

Setelah selesai dengan urusannya, jeno keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian baru. Lalu ikut tidur di sebelah jaemin. Ia tau anak itu masih memikirkan kejadian yg tadi.

"Udah jangan di pikirin" ucapnya sambil mengelus punggung jaemin. Ia membalikkan badannya untuk menghadap ke jeno dan memeluknya, lalu menenggelamkan kepalanya pada dada bidang jeno.

"Maaf" gumam jeno dan di balas anggukan oleh jaemin. Sepertinya jaemin tidak akan bisa melupakan kejadian malam ini. Karna baru kali ini jeno berani berbuat sampai sejauh itu.

Akhirnya jaemin pun tertidur di dalam dekapan jeno dan begitupun sebaliknya.

Biarkan saja jaemin beristirahat di malam ini, karna ia harus melakukan tugasnya lagi esok. Bagaimanapun membunuh tidaklah gampang bagi jaemin, terlebih lagi yg harus di bunuh ialah teman temannya.

Malam ini ialah malam paling tenang bagi mereka. Tidak ada keributan ataupun kematian. Ya mungkin hanya malam ini, tidak tau kalau esok.

Saat sedang tidur, jaemin mendengar suara dari luar pintu kamarnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan dan melihat ke arah jam yg menempel di dinding.

Tok tok tok

"Jam 2?" Tanyanya pada diri sendiri. Siapa yg mau bertamu jam segini coba. Ketukan pada pintu depan semakin kencang. Ia rada sedikit takut untuk membuka pintu jam segini, maka dari itu ia lebih memilih untuk membangunkan jeno.

"Jen bangun deh" ucapnya sambil ngegoyangin badan jeno, namun belum ada jawaban dari lelaki ber berkulit pucat tersebut.

"Jenn" panggilnya lagi sambil menggoyangkan badan jeno, namun kali ini lebih brutal. Dan benar saja anak itu akhirnya terbangun.

"Eungg apaan" gumamnya dengan suara khas bangun tidurnya

"Itu ada yg ngetok pintu" ucap jaemin. Namun tidak ada tanggapan dari lelaki itu. Jeno kembali tidur lagi sepertinya. Jaemin pun geram sendiri melihatnya. Akhirnya ia melakukan cara yg sudah pasti ampuh baginya.

"Daddy, there is someone outside our room" bisiknya tepat di telinga jeno, dan benar saja lelaki itu langsung bangun mendadak.

" I will check it out baby" jawabnya dan langsung bangun dari tempat tidur

Jeno dengan malas berjalan ke arah pintu kamarnya. Menurutnya siapa yg masih bangun jam 2 pagi. Ia pun membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat siapa yg bertamu jam segini.

"Lah ibu ngapain jam segini di depan kamar saya" kaget jeno saat melihatnya.

/to be continue\

《ᴡᴇʀᴇᴡᴏʟꜰ》

[ WEREWOLF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang