2. Why?

3.8K 442 31
                                    

"Kau mau membawa aku kemana, sajangnim?" Tanya Renjun formal memecah keheningan.

Yup, mereka berdua hening selama perjalanan. Tak ada yang berniat membuka pembicaraan hingga Renjun yang bertanya karena Jeno membawa Renjun keluar dari perkotaan.

Bukannya menjawab pertanyaan Renjun, Jeno malah bertanya. "Apakah kau mau makan terlebih dahulu?" Tanya Jeno.

Renjun menggeleng. "Tidak usah! Cepat katakan apa mau-mu, sajangnim." Tolak Renjun.

Jeno menoleh sebentar menatap Renjun lalu memfokuskan menyetir kembali. "Kau tidak lapar? Sebaiknya kita makan dulu." Final Jeno yang akhirnya memberhentikan mobilnya disalah satu restaurant yang ia lewati.

Renjun menghela nafasnya kasar sebelum keluar. Percuma menolak Jeno, ia sangat keras kepala dan sangat tidak suka ada orang yang menentangnya.

Mereka berdua duduk disalah satu meja dekat jendela. Memesan makanan serta minuman lalu menunggu pesanan itu datang.

Jeno menatap Renjun dalam diam, begitupun sebaliknya. Mereka hening beberapa saat sampai Jeno memcah keheningan.

"Kemana kau selama ini?" Tanya Jeno.

Renjun menetralkan nafasnya agar tak emosi terhadap pertanyaan Jeno setelah apa yang dilakukan Jeno terhadapnya yang membuat Renjun meninggalkan Korea.

Renjun tersenyum. "Maaf sajangnim. Ini masih jam kerja, lebih baik ki--"

"Kita sedang berada diluar kantor dan tidak ada pertemuan apapun. Jadi, jawab pertanyaan-ku injuniee." Potong Jeno geram.

"Jadi, kemana saja kau selama ini?" Tanya Jeno mengintimidasi Renjun.

Renjun tersenyum smirk menatap Jeno. "Bisakah kau menanyakan hal itu kepada dirimu sendiri?" Tanya Renjun balik yang membuat Jeno bingung.

Jeno mendecak. "Tidak usah mengalihkan pertanyaan-ku! Kau yang memulai permasalahan dan kau juga yang kabur dari-ku? Bagaimana? Apakah senang melarikan diri bersama Sanha?" Sarkas Jeno yang membuat Renjun terkejut.

Yoon Sanha? Heol! Tuduhan macam apa ini?! Ia memang pergi tapi tidak dengan Yoon Sanha selaku sahabat sekolah yang sudah mempunyai kekasih bahkan saat ini Renjun pun tidak tau keberadaannya. Darimana Jeno mendapat berita ngawur seperti itu? Lagipula yang harus disalahkan itu Jeno! Jeno yang membuat dia seperti ini!

Renjun mendelik. "Yoon Sanha? Bagaimana keadaan lelaki tampan itu? Aku sangat merindukannya." Ujar Renjun yang membuat Jeno menggeram kesal.

"Jawab pertanyaan-ku Huang Renjun!" Paksa Jeno.

Renjun terkekeh mendengar paksaan Jeno akan sebuah jawaban. "Bukankah kau sudah tau aku pergi bersama Sanha?" Jawab Renjun seraya menaik-turunkan kedua alisnya.

"Ternyata benar apa yang dibilang Yena, kau hanya perempuan murah yang suka menempel kepada banyak pria." Ujar Jeno seraya menampilkan serangannya.

Renjun sakit- sangat sakit ketika Jeno menuduhnya seperti itu. Yena? Renjun tau siapa Yena itu. Sahabat Jeno sejak kecil yang sangat amat mencintai Jeno. Mencintai sebagai Pria bukan sebagai Sahabat.

Jeno akan selalu membela Yena apapun kondisinya. Karena Yena-lah hubungan Jeno dan Renjun menjadi seperti ini.

Renjun terlalu lelah karena selalu mengalah dan menuruti semua permintaan Jeno.

Renjun bersedikap dada sebelum menaruh kedua tangannya diatas meja, mencondongkan tubuhnya agar dekat dengan Jeno.

"Kenapa masih mencari-ku setelah Yena memberitahu kalau aku wanita murahan seperti apa yang kamu katakan saat ini?" Tanya Renjun yang membuat Jeno terdiam seketika.

"Ck! Aku hanya memastikan apakah aku harus percaya pada-mu atau Yena. Ternyata aku salah dalam memilih kekasih. Dilihat dari luar, kau gadis polos yang menggemaskan. Tapi siapa sangka bahwa dalam diri-mu terdapat jalang yang sangat mengerikan." Ujar Jeno yang posisinya sama seperti Renjun.

Renjun memundurkan tubuhnya dan tertawa lalu memasang wajah datar. "Bukankah kau selalu percaya apa yang dikatakan Yena? Tidak perlu kau memastikannya, kau akan selalu berpihak padanya. Kau menuduhku seperti itu? Bukankah tuduhan itu lebih pantas kau tundingkan kepada Yena- sahabatmu." Balas Renjun.

Renjun harus bersikap angkuh saat ini. Ia tidak mau lemah terhadap orang yang ada dihadapannya.

"Dan apa yang kau katakan? Kau salah memilih kekasih? Putuskan aku saat ini. Setau-ku, sejak aku pergi bersama YOON SANHA, kau belum memutuskan hubungan kita." Ujar Renjun menekan kata Sanha didalamnya.

Jeno mendelik seraya menggeleng. "Tidak akan, aku akan bersenang-senang terhadap dirimu dan juga ingin melihat seberapa lacurnya dirimu." Ucap Jeno.

Renjun tersenyum miris. Sudah berapa banyak kalimat Jeno yang merendahkan dirinya. Renjun sudah berusaha untuk membuka mata Jeno bahwasanya Yena tidak sebaik, selugu dan sepolos itu. Yena berniat menghancurkan hubungannya dengan Jeno.

Tapi apa yang Jeno lakukan, ia malah percaya pada sahabatnya dan mengatakan bahwa Renjun pembohong yang buruk.

Renjun menepuk tangannya sekali lalu tersenyum sangat manis, senyuman yang sangat Jeno rindukan.

"Oke kalau begitu. Bagaimana kabar sahabat-mu tercinta? Kenapa aku belum melihatnya? Bukankah ia selalu mengekori-mu seperti anjing peliharaan?" Tanya Renjun seraya tersenyum remeh.

Renjun heran kenapa ia tidak melihat Yena, padahal ia selalu mengekori Jeno kemanapun. Bahkan disaat dirinya berpacaran, disitu selalu ada Yena. Gimana Renjun tidak suka sama Yena, ketika kalian sedang berpacaran selalu ada Yena yang selalu mengikutinya. Jeno juga tidak mempermasalahkan hal itu.

Bukannya Renjun melarang Jeno untuk dekat dengan Yena atau Yena untuk gabung dengannya. Renjun tidak permasalahkan kalau Yena gabung sekali dua kali. Tapi ini setiap kali ia datang kerumah Jeno, selalu ada Yena. Ketika Jeno main kerumahnya, selalu bawa Yena. Ketika ia pergi keluar rumah, Yena selalu ikut.

Renjun juga risih, ia juga perlu waktu berdua dengan Jeno.

"Ck! Kenapa kau menanyakan Yena? Apakah kau mau bicara bahwa Yena bukan orang baik yang aku kira? Dan Yena ingin menghancurkan hubungan kita? Kau tidak sadar, bahwa diri-mu lah yang membuat hubungan kita seperti ini?" Balas Jeno.

Renjun bertepuk tangan. "Yoksi! Seperti yang diduga bahwa Lee Jeno selalu menjadi pahlawan terhadap Huang Yena. Kenapa kau tidak berpacaran saja dengannya? Bukankah kalian sudah mengetahui satu-sama lain. Kau juga selalu ada waktu untuknya! Disaat dia membutuhkan, kau selalu ada tanpa mengenal waktu."

"Ck! Berpacaran? Jangan konyol! Ia hanya sahabat-ku! Mana mungkin kami berpacaran." Elak Jeno.

"Aku dan Sanha juga bersahabat. Kenapa dulu kau selalu melarangku berdekatan dengan Sanha?" Balas Renjun.

"Beda. Kau menganggapnya sebagai sahabat, sedangkan Sanha? Sanha menyukai-mu! Aku tidak bodoh Injun." Balas Jeno.

"Apa beda-nya dengan dirimu dan Yena?" Balas Renjun.

"Aku dan Yena memang pure bersahabat, tidak ada rasa suka diantara kita. Dan kau tau? Berkat Yena-lah aku bisa mengetahui sifat-mu yang sesungguhnya" Balas Jeno.

Renjun tersenyum miris, hatinya sangat sakit dan tidak sanggup ketika Jeno yang selalu membela Yena dan menjatuhkan dirinya seperti ini.

"Oke! Kita akhiri ini semua." Final Renjun, ia sudah tidak tahan mendengar kalimat yang merendahkan dirinya yang akan Jeno lontarkan nanti. Alhasil ia memilih menyudahi ini semua.

Jeno tersenyum smirk. "Kenapa menyudahi? Kau sudah mengakui itu semua?" Ujar Jeno.

Renjun membalas? Tidak! Ia lebih memilih diam memainkan ponselnya.

HI (EX) BOYFRIEND! - NOREN (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang