Setelah makan dan menempuh beberapa jam perjalanan, Jeno dan Renjun sampai di Villa milik Jeno.
Mereka berdua segera turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.
Jeno bergegas lebih dulu masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan diri. Sedangkan Renjun, ia menunggu di sofa seraya memainkan ponselnya.
*drtdrt* pesan masuk dari mommynya tertera dilayar ponsel Renjun.
From : Nyonya Huang.
Kamu dimana, dek? Kenapa belum pulang?To : Nyonya Huang.
Ada rapat diluar kota, Mom. Jadi, aku akan pulang besok.From : Nyonya Huang.
Baiklah kalau gitu. Jangan sampai telat makan, jangan sampai kecapek-an, dan jangan tidur malam-malam!To : Nyonya Huang.
Siap Nyonya Huang!Baru saja Renjun ingin menutup aplikasi pesan, ada pesan masuk dari daddy-nya yang membuat Renjun mengurungkan niatnya.
From : Tuan Huang.
Besok, datang ke perusahaan daddy bersama Jeno.Renjun membelalakan matanya, membaca pesan Daddy. Bagaimana bisa Daddy-nya yang sudah tau siapa CEO sebenarnya, tapi tidak memberitahukan Renjun.
Padahal Daddy-nya tau kalau Renjun selalu berusaha menjauhi Jeno.
Renjun menghela nafasnya kasar lalu membalas pesan singkat kepada daddynya.
To : Tuan Huang.
Baiklah Dad.From : Tuan Huang.
Jangan melakukan yang tidak-tidak. Daddy selalu memantau-mu.Renjun membelalakan matanya lagi ketika membaca pesan Huang Yuta, selaku Daddy-nya. Pesannya sungguh ambigu.
Renjun menggelengkan kepala lalu bergidik ngeri. Daddy-nya benar-benar tsunder mengerikan! Tapi kenapa selalu menggemaskan kalau disamping Mommy-nya, Winwin.
"Kau kenapa? Kerasukan?" Tanya Jeno yang sudah selesai membersihkan tubuhnya.
Renjun yang tadinya menunduk menatap ponsel, kini pandangannya teralihkan menatap Jeno.
"Yaaakkk! Lee Jeno!!! Pakai baju-mu!" Pekik Renjun yang semulanya menatap Jeno, langsung menutupkan kedua matanya karena melihat Jeno bertelanjang dada.
Jeno terkekeh melihat tingkah menggemaskan Renjun. Bukannya memakai bajunya, ia malah menghampiri Renjun yang sedang menutupkan kedua matanya menggunakan tangan mungilnya.Renjun memaki dalam hati. Bagaimana bisa Jeno keluar dari kamarnya, bertelanjang dada dengan santainya padahal ada Renjun disini.
Renjun mengontrol nafasnya yang memburu, jantungnya yang berdetak cepat hanya karena melihat Jeno bertelanjang dada menampilkan 8 kotak yang sangat indah ditubuh seorang Lee Jeno.
Jeno duduk disamping Renjun, mendekatkan mulutnya disamping telinga Renjun dan mulai membisikkan sesuatu.
"Mengapa emangnya? Apakah pikiran-mu sudah melayang jauh?" Bisik Jeno demgan suara husky-nya yang membuat Renjun menahan nafasnya.
Kalau saja Renjun memiliki riwayat jantung, Renjun pastikan bahwa dirinya sudah tak bernyawa saat ini. Untung saja keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat itu. Riwayat kegilaan plus kebucinan baru ada, yang sudah diwariskan daddy-nya kepada Nana selaku adiknya.
Renjun mengontrol nafasnya agar tidak gugup. Ia tudak mau kalah lagi dengan Jeno.
Renjun bangun dari duduknya. "Terserah kau! Aku ingin mandi!" Ujar Renjun tanpa menoleh bahkan menatap mata Jeno, lalu pergi dari hadapan Jeno.
Tapi, sebelum melangkahkan kaki pertamanya, pergelangan tangan Renjun sudah terlebih dulu ditarik Jeno dan membuat Renjun jatuh didalam pelukkan Jeno.
Renjun membelalakan matanya didekapan Jeno. Ia bisa mendengar suara detak Jeno yang berdetak lebih cepat, sama seperti dirinya.
Baru saja Renjun ingin bangun, punggungnya ditekan oleh Jeno dan Jeno makin mengeratkan pelukkannya.
Deruan nafas Jeno sangat terasa dikepala Renjun. "Biarkan seperti ini dulu. Aku rindu." Ujar Jeno seraya mencium pucuk kepala milik Renjun, dan mengusapnya dengan perlahan dan tentunya dengan mata tertutup.
Entah sudah berapa menit berlalu, Renjun akhirnya buka suara. "Jeno, aku ingin mandi. Bisakah kau lepaskan pelukkanmu?" Cicit Renjun yang kesulitan berbicara karena pelukkan Jeno yang sangat erat seakan tak mau kehilangan.
Jeno menghela nafasnya kasar lalu melepaskan pelukkan Renjun.
"Dimana pakaian untukku? Aku tidak membawa baju ganti." Tanya Renjun sebelum pergi ke kamar mandi.
"Ambil dikamarku. Kau bisa memakai pakaianku dulu, besok baru kita beli baju bersama." Jawab Jeno.
Renjun mengangguk ngerti lalu menjalankan kakinya menuju kamar Jeno.
Sampai di dalam kamar Jeno, Renjun mengedarkan seluruh pandangannya untuk menelusuri tiap inci kamar Jeno.
"Sangat nyaman." Gumam Renjun ketika melihat kamar Jeno yang bernuansa modern klasik ini.
Renjun pun memutskan untuk berjalan kearah walk in closet milik Jeno.
Ia menelusuri seluruh pakaian Jeno kemudian menghela nafasnya kasar.
"Ini sangat kebesaran!" Gumam Renjun. Alhasil ia memakai satu buah kemeja kebesaran milik Jeno.
Ralat, kebesaran untuk Renjun tapi tidak dengan Jeno.
Setelah mengambil pakaian, ia kembali kekamar-nya yang sudah diberikan Jeno untuk ditiduri-nya malam ini.
Berjalan kekamar mandi, lalu mulai membersihkan dirinya.
Dilain sisi, Jeno sedang memasak camilan ringan kesukaan Renjun untuk dimakan bersama dirinya dan Renjun. Tak lupa ia membuat susu coklat untuk Renjun, karena Renjun sangat menyukai susu coklat.
Setelah selesai menyiapkan beberapa makanan, Jeno menaruhnya di meja lalu mendudukan dirinya disofa panjang seraya menunggu Renjun.
Selang beberapa menit, Renjun keluar dari kamarnya menghampiri Jeno yang sedang terduduk.
'Oh shit! Sepertinya aku salah membiarkan Renjun memakai pakaianku.' Gumam Jeno dalam hati ketika melihat Renjun keluar dengan kemeja kebesaran miliknya.
'Shit! Pikiranku sudah berkelana jauh ketika melihat Renjun terlihat menggemaskan sekaligus seksi seperti ini.' Tambah Jeno.
Renjun menatap Jeno heran. "Jeno, ada apa denganmu? Mengapa kau berkeringat? Apakah cuacanya sangat panas? Atau Ac-nya tak berfungsi?" Tanya Renjun dan mulai memeriksa Ac serta suhunya.
Jeno menghampiri Renjun, memeluknya dari belakang dan menenggelamkan kepalanya dileher milik Renjun.
Renjun terhentak kaget ketika tangan Jeno merangkul pinggangnya. "Apa yang kau lakukan, Jeno?" Tanya Renjun gugup.
Jeno menggeram. "Apakah kau berniat untuk menggoda-ku?" Tanya Jeno dengan suara huskynya yang terdengar sangat seksi ditelinga Renjun.
Bulu kuduk Renjun bergidik mendengar suara berat milik Jeno ditambah helaan nafasnya yang bisa ia rasakan.
"Apa maksud-mu? Menggoda bagaimana?" Tanya Renjun, berusaha membuka rangkulan tangan Jeno dipinggul-nya.
Jeno menahan tangan Renjun. "Biarkan Seperti ini dulu." Titah Jeno yang semakin memperdalam pelukannya.
'Oh god! Aku bisa mati kalau seperti ini' pekik Renjun dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI (EX) BOYFRIEND! - NOREN (DONE)
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN SHIPPER! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA SHIPPER INI? DILARANG UNTUK MEMBACA, MENGHUJAT, SERTA MENGKRITIK NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA PARA MEMBER, BAIK LEE JENO MAUPUN HUANG RENJUN! Niatnya kerja karena ing...