4. I'm Sorry - Lee Jeno

3.6K 399 15
                                    

Sesuai perintah Yuta, Jeno dan Renjun bergegas ke perusahaan Huang Coorporation untuk menemui Yuta.

Sampai diperusahaan, Jeno dan Renjun disambut hangat dengan para karyawan tentunya. Mengingat Renjun adalah pewaris sah perusahaan Huang walaupun Renjun menolak menjalankan perusahaan ini dan lebih memilih Jaemin untuk menggantikannya.

Mereka bertiga sudah berkumpul didalam ruangan meeting bersama para petinggi perusahaan Huang untuk membahas proyek kerjasama antara perusahaan Huang dan Lee. Sesekali mereka berdebat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Sedangkan Renjun, ia mencatat semua yang dibicarakan selama Meeting, tak sesekali juga ia memberi saran.

Setelah mencapai kesepakatan, Yuta membubarkan semuanya. Tapi tidak untuk Renjun dan Jeno, Yuta menahan mereka berdua dan membuat Renjun kebingungan.

"Kapan kau menikahi putri-ku?" Tanya Yuta to the point yang membuat Renjun tersedak ketika ingin minum.

"Maksud dad-"

"Secepatnya" potong Jeno yang membuat Renjun semakin membelalakan matanya.

"Yak! Lee Jeno!" Peringat Renjun.

"Daddy, daddy tau kalau aku tidak suka yang seperti ini?" Ujar Renjun berusaha berbicara sesopan mingkin dihadapan Yuta.

Yuta mengangguk. "Daddy tau. Tapi kau semakin dewasa sayang. Hubungan-mu dan Jeno juga sudah lama. Harus menunggu apalagi? Kalau Jeno serius dengan dirimu, dia akan menyanggupi permintaan daddy. Kalau dia hanya main-main denganmu, daddy tidak akan membiarkan putri daddy tersakiti." Titah Yuta dengan tegas.

'Ya, sudah lama. Mungkin aku akan bahagia bila daddy berbicara seperti ini sebelum Yena merusak segalanya. Terlebih dirinya saat ini sudah tidak perawan. Renjun yakin daddy akan kecewa pada Renjun.' Gumam Renjun dalam hati.

"Dad, Renjun sudah besar. Renjun tidak menyukai cara seperti ini. Biarkan Renjun dan Jeno yang memutuskan--"

"Sebulan lagi aku akan menikahi Renjun." Final Jeno memotong kalimat Renjun.

Renjun melototi Jeno yang sedang mode serius ini.

Sebelum Renjun melayangkan protes, tangannya sudah digenggam Jeno. "Maaf sebelumnya daddy, tapi aku masih ada janji dengan klien. Aku bersungguh-sungguh dengan putri-mu. Selamat siang." Ujar Jeno lalu pamit keluar menarik Renjun.

Sampai dibasemant perusahaan, Renjun menghentakan tangannya agar terlepas dari genggaman Jeno.

"Maksud kamu apa!" Pekik Renjun yang sudah tidak bisa menahan emosinya.

Jeno menatap Renjun malas. "Bukankah kau sudah mendengar itu semua? Kenapa mesti nanya lagi?" Ujar Jeno.

Renjun menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau menikah denganmu!" Teriak Renjun seraya menunjuk Jeno.

Jeno mengeritkan dahinya bingung lalu mendekati Renjun, menepis jarak antara mereka.

"Mengapa? Bukankah kau mencintai-ku?" Tanya Jeno dengan smirk tertera diwajahnya.

Renjun mendecih lalu terkekeh. "Ck! Terlalu percaya diri sekali anda, Tuan Lee." Ujar Renjun dengan penuh penekanan.

Jeno menangkup dagu Renjun, mengangkat wajah Renjun agar bisa menatapnya.

"Mengapa? Bukankah ucapanku benar? Terlebih lagi keperawanmu-lah yang sudah aku renggut. Atau jangan-jangan, kau sudah mencampurinya dengan lelaki lain?" Tanya Jeno dengan tersenyum remeh.

*Plak* satu tamparan mendarat dipipi mulus Jeno, Renjun menatap Jeno tak percaya. Bagaimana bisa Jeno berbicara begitu merendahkannya.

Setelah menampar Jeno, Renjun memilih meninggalkannya dan berlari menuju lobby perusahaan dan menyetopkan taksi lalu masuk kedalam taksi itu.

Renjun menangis sejadinya ketika berada didalam mobil.

Ia tak habis pikir dengan ucapan Jeno. Bagaimana bisa Jeno merendahkannya begitu rendah?

Mencampuri dengan lelaki lain? Demi tuhan Renjun tidak pernah tersentuh oleh lelaki lain selama dirinya di China, kampung halaman mommynya.

Jangankan disentuh, lelaki lain tidak berani mendekati Renjun kata sikapnya yang cuek dan acuh.

Tapi dengan gampangnya Jeno menuduh dirinya layaknya jalang? Seberapa banyak Yena meracuni pikiran Jeno tentang dirinya?

Ia juga merasa aneh ketika Jeno tidak mau mengakhiri hubungannya. Apakah Jeno berniat untuk menyiksa batinnya lebih dalam?

"Maaf nona, tapi nona mau kemana?" Tanya pak supir.

Renjun mengelap air matanya yang turun tanpa diundang. "Lee Coorporation." Ujar Renjun yang dibalas anggukan oleh supir taksi itu.

Ya, Renjun memutuskan untuk kembali kedalam perusahaan. Walaupun dirinya kesal setengah mati dengan Jeno, dia harus tetap profesional. Ia tidak boleh mencampurkan urusan pribadi dengan kerjaan.

Kenapa tidak mengundurkan diri? Renjun lebih memilih bertahan dibanding mengurus perusahaan daddynya. Yup, daddynya memilih dua pilihan untuk dirinya. Mengurus perusahaan milik daddynya atau bekerja di Lee Coorporation.

Renjun lebih memilih bekerja di perusahaan Lee dan membangun bisnisnya sendiri dibanding mengurus perusahaan milik daddynya.

"Terima kasih pak." Ujar Renjun setelah memberi ongkos dan keluar dari taksi.

Ia menoleh dan melihat Jeno yang baru saja turun dari mobilnya.

Renjun mendengus sebentar lalu melenggang menjauhi Jeno. Ia sungguh muak dan membenci Jeno, mungkin?

Renjun merutuki Loft yang sedari tadi tidak terbuka, sedangkan langkah Jeno semakin mendekat.

Renjun menoleh ketika Jeno yang tiba-tiba menariknya dan membawanya kedalam Lift khusus CEO.

Renjun menghela nafas kasar dan mencoba mengikuti langkah Jeno yang membawanya masuk kedalm Lift.

Mereka saling diam, tidak berniat mengobrol satu sama lain. Mengobrol dengan Jeno adalah bencana untuk Renjun. Mungkin saja ia akan mendapatkan sakit lagi ketika Jeno mulai merendahkannya, lagi.

"Maafkan aku." Ucap Jeno yang saat ini ada disamping Renjun dengan tangan yang menggenggam tangan Renjun.

Renjun diam, tidak membalas perkataan Jeno.

Jeno kesal karena Renjun tidak membalas perkataannya, dengan sekali hentak Jeno membalikkan tubuh Renjun agar menatapnya.

Ia mencium Renjun dengan lembut. Ciuman yang selalu Jeno rindukan. Rasa manis yang selalu Jeno rindukan ketika mencium Renjun.

"Maafkan aku." Ucap Jeno sekali lagi yang sata ini sedang menenggelamkan kepalanya dipundak Renjun.

Demi apapun Renjun memaki air matanya yang keluar begitu saja ketika mendengar perkataan maaf dari Jeno yang saat ini sedang memeluknya dan menaruh kepalanya dipundak milik Renjun.

Renjun menghapus air matanya secara kasar, menyetak tubuh Jeno lalu keluar dari dalam lift ketika lift terbuka.

HI (EX) BOYFRIEND! - NOREN (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang