Dug.
Bunyi dentuman terdengar dari arah perpustakaan, Haechan menghentikan pertengkaran antara dia dan Jaemin dengan itu Jaemin memanfaatkan waktu ia mendorong Haechan sampai terjatuh lalu memutar keadaan, kini Jaemin mengarahkan tongkat sihirnya kearah dagu Haechan."Katakan siapa kau?"
"Apa maksud mu?"
"Kau bukan Haechan."
Haechan tersenyum miring, dia menatap tajam bola mata Jaemin. "Kau yang membuat aku bersama Mark berciuman." Haechan tertawa keras, matanya menyalang marah. Jaemin semakin mengacungkan tongkat sihir kepada Haechan.
"Kau cukup pintar juga."
"Aku bersumpah ketika kau keluar dari tubuh teman ku, aku akan membunuhmu."
"Hahaha." Haechan tertawa remeh, kini dia mencoba mengambil tongkat sihir miliknya didalam saku jubahnya. Jaemin sama sekali tidak mengetahui itu karena dia sedang bergelut dalam pikirannya bagaimana untuk menyalamatkan Haechan dan Mark secara waktu bersamaan.
"Alexius." Haechan berbisik pada tongkat sihirnya, Jaemin terdiam. Keringat dingin mengalir dipelipisnya. Sebuah cahaya hitam keluar dari tongkat sihir Haechan, lalu Jaemin memundurkan langkahnya.
"Tidak Haechan."
Jaemin memundurkan tubuhnya sehingga menyetuh tembok, Haechan tersenyum miring dari tempatnya. Cahaya itu semakin besar.
"ARGHHH!!!" Jaemin menjerit kesakitan, darah hitam keluar dari hidung Jaemin. Rasanya perih seperti terbakar, cahaya itu seperti api yang sedang membakar tubuhnya.
"HAECHAN!!"
"HAECHAN!"
Seseorang berlari mengejar Haechan untuk menghentikan sihir hitam tersebut. Haechan tidak bisa mendengar itu karena tubuhnya sudah di kuasai oleh lucifer.
Mata Jaemin menggelap, tubuhnya sudah tidak bisa merasakan apapun.
— — 0Oo — —
Taeyong mengeratkan tautan jarinya kepada jari Jaehyun, kini mereka sudah sampai di kota Hallows. Orang-orang berlalu lalang disana untuk membeli keperluan sihir mereka. Taeyong mengeratkan pelukan Jeno kepadanya, agar tidak terjatuh.
"Taeyong sebentar lagi kita akan sampai menuju asrama, di dekat sini ada pintu pintas untuk menuju asrama." Taeyong mengangguk tetapi dia merasakan sedikit gerakan kecil terhadap Jeno yang berada di dekapannya, matanya melirik Jeno dan benar Jeno sudah terbangun.
"Jaehyun, bisakah kita berhenti sebentar?"
"Ada apa Taeyong?"
Taeyong mengarahkan pandangannya terhadap bayi kecil mereka Jaehyun melihatnya. "D—aadda..." Jeno mengerjap matanya lucu, tangan kecilnya ia masukin ke dalam mulutnya, sedangkan kaki mungilnya ia ayunkan dengan nada senang.
"Da—daaaa..."
Jaehyun mengambil bayi kecilnya dari dekapan Taeyong, "Ada apa jagoan? Kau harus tetap tertidur sayang." ucapnya dengan nada lembut. Jeno membulatkan matanya untuk melihat sekitarnya, matanya berbinar melihat ke indahan kota Hallows.
Banyak kedai-kedai permen dan orang-orang membuat sihir kecil —seperti memainkan harmonika tanpa ada yang meniupnya, harmonika itu bermain dengan sendirinya. Jeno sangat senang melihat ini semua.
"Bagaimana ini?"
"Kita harus melanjutkan perjalanan, maafkan aku."
Ketika mereka melangkahkan kaki, Jeno menangis. Tidak mau dibawa pergi dari tempat seindah ini. Dia menghentakin kaki kecilnya dan terus menangis kencang. Jaehyun tidak punya selain membiarkan anak nya menangis.
Mereka menyelinap diantara kerumunan orang untuk bisa masuk ke pintu rahasia. Jaehyun menandai pintu rahasia tersebut dengan jamur yang tumbuh disekitar pintu.
— oOo —
Mark memejamkan matanya, dia sekarang berada di menara asrama bersama Haechan. Tangan sebelah memegang lengan Jaemin yang sudah tidak sadarkan diri akibat sihir hitam yang di berikan Haechan kepada Jaemin.
"Sekarang kita sudah berada di menara Mark."
"Kau akan segara mati terbawa angin Mark." Lanjutnya dengan nada penekanan, Mark hanya diam tidak memberi jawaban. Darah mengalir menetes dari leher, hidung dan perngelangan tangan Jaemin.
Angin berhembus kencang, awan berkumpul akan menandakan ada badai. Satu persatu hujan turun dari atas mebasahi atap menara. Tidak ada orang disana kecuali mereka bertiga.
Gemuruh hujan mulai terdengar, kilatan petir sudah terlihat sangat jelas. Mark membuka matanya, dia menaruh Jaemin dengan hati-hati di lantai. Matanya menatap Haechan, "Pengecut." Mark berkata dengan nada remeh.
"Kau sudah tahu rupanya."
"Pengecut."
Mark mengadahkan tongkat sihirnya kearah Lucifer yang berada di tubuh Haechan. Dia harus melakukan ini walaupun tahu akan melukai Haechan tetapi ini jalan satu - satunya untuk mengeluarkan Lucifer yang berada di tubuh Haechan.
"Kau sama saja bodoh percis orang tuamu, sangat bodoh."
Mark mengepalkan tangannya.
"Akan aku beritahu, kau akan menderita Mark sama seperti kehidupan orangtuamu yang menyedihkan."
Lucifer itu memancing Mark untuk mengeluarkan mata merah Mark yang dia ingin rebut kembali.
TBC
•Alexius : Darah kotor
•penjelasan Mark melawan domentor di next part.
Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Lion - JaeYong
FantasyBaby Lion. Taeyong, Mark dan Jaehyun. Kembali ke masa penyihir dimana mereka harus membesarkan Mark didalam masa berat-beratnya dengan meninggalkan apartemen lama mereka untuk menyembunyikan putra mereka. boy x boy