#Lee Haechan ~ Bertemu

2.1K 254 4
                                    

Haechan berjalan memasuki gedung siaran tanpa semangat sama sekali hari ini. Membayangkan dia akan bertemu dengan Mark saja sudah membuat moodnya hancur berkeping-keping.




"Selamat siang Haechan" sapa Park Jin Young PD-nim.

"Iya... Selamat siang Jin Young Oppa" balas Haechan tidak bersemangat.

Jin Young melirik Yeji manager Haechan yang berjalan di samping Haechan dengan matanya seperti bertanya "dia kenapa?"  Yang dibalas gelengan kepala oleh Yeji yang tidak mengetahui apa-apa tentang sikap Haechan yang terlihat lesu hari ini.


Mereka berjalan menuju lift untuk naik ke lantai 9 dimana studio syuting berada. Bahkan di dalam lift Haechan sama sekali tidak bicara hanya diam dan melamun.


Saat ini Haechan berada di ruang ganti untuk di rias dan bersiap-siap sebelum syuting dimulai sambil membaca ulang naskah yang sudah di persiapkan.


"Haechan apa kau sakit?" Tanya staff MUA yang tengah mendandani Haechan.

"Aniya" jawab Haechan lesu.

"Kau terlihat tidak bersemangat seperti biasa" - staff MUA.

"Aku hanya sedikit lelah" jawab Haechan.


Iya, Haechan memang sangat pendiam hari ini. Dia benar-benar hanya berbicara saat ada yang bertanya padanya dan itu pun hanya di jawab singkat olehnya.


"Haechan 30 menit lagi standbay" ucap salah satu staff dari balik pintu ruang ganti nya.

"Hmmmm iya" jawab Haechan singkat.



Haechan memejamkan matanya sejenak mencoba menenangkan dirinya, sial dia benar-benar gugup sekarang.

"Oh ayolah Lee Haechan... Apa yang kau takutkan? Dia hanya mantan... Lagi pula kalian sudah lama tidak bertemu...ini bukan apa-apa... bersikap seperti biasa, kau tidak boleh gugup...tenang Haechan semuanya baik-baik saja...kau bisa....kau profesional"  batin Haechan meyakinkan dan menyemangati dirinya sendiri, dia harus tenang.


"Ayo bertemu Mark Lee".....













🌻🌻🌻🌻🌻





Sesampainya di apartemen, Haechan langsung masuk ke dalam kamarnya, melempar tasnya sembarangan pada sofa di dalam kamarnya dia langsung merebahkan dirinya pada kasur empuk kesayangannya, dia benar-benar lelah hari ini.



Haechan memejamkan matanya, mencoba merilekskan pikirannya. Pertemuannya dengan Mark hari ini benar-benar menguras emosinya. Mengingat kembali sikap laki-laki itu membuat Haechan mengerang frustasi.





Flashback




Saat break syuting Haechan mencoba mengabaikan eksistensi Mark yang jelas memandangi Haechan dengan penuh minat. Haechan berpura-pura membaca naskah pertanyaan yang ada di genggaman nya.




Mark tersenyum tipis melihat tingkah Haechan yang sangat jelas mencoba mengabaikannya dan menghindar bertatapan dengannya.



"Lama tidak bertemu Sun, bagaimana kabarmu?" Tanya Mark memecahkan keheningan di antara mereka.


"Seperti yang anda lihat, saya baik" jawab Haechan acuh tanpa mengalihkan pandangannya dari naskah di tangannya.

Entah kenapa, saat ini naskah itu terlihat lebih menarik dari pada pria tampan nan mapan yang ada di hadapannya saat ini. Pria yang sangat di elu-elukan saat ini dan menjadi pria idaman kaum wanita diluar sana.



"Kau terlihat semakin cantik dan menawan Sun" ucap Mark masih setia menatap Haechan.

Haechan menoleh dengan tatapan mendelik tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.


Haechan tersenyum tipis sebelum menjawab

"Terima kasih, tapi bisakah anda tidak memanggil ku seperti itu?" Jawab Haechan yang masih berbicara formal terhadap Mark.


"Memanggil mu seperti apa?" Tanya Mark pura-pura tidak mengerti dengan maksud Haechan.


"Nama saya Haechan kalau anda lupa, bukan Sun" sarkas Haechan.


"Kenapa?" Tanya Mark.


"Apa?" Haechan menaikkan sebelah alisnya bingung dengan maksud pertanyaan Mark.


"Aku lebih suka memanggilmu Sun, seperti dulu" jawab Mark menatap mata Haechan intens.



Jujur saja Haechan gugup di tatap seintens itu oleh Mark. Namun, Haechan berusaha terlihat tenang dan tidak terpengaruh sama sekali dengan tatapan Mark yang sulit sekali untuk Haechan jelaskan.



"Tapi saya tidak" jawab Haechan kembali mengalihkan pandangannya.






"Aku merindukanmu" ucap Mark terdengar lembut dan halus.



Sial, jantung Haechan berdebar dengan tidak tahu dirinya mendengar pengakuan laki-laki itu. Tapi Haechan benar-benar mengabaikannya. Dia hanya berharap pekerjaannya cepat selesai, dia ingin pulang. Berada disini bersama Mark membuatnya tidak nyaman.

..........




"Merindukan ku?" Ucap Haechan menerawang mengingat pengakuan Mark tadi.



Tiba-tiba jantung Haechan kembali berdebar dan rasa panas menjalar sampai ke Pipinya. Sial, ucapan Mark berhasil mempengaruhinya.


Haechan menggelengkan kepalanya mencoba mengenyahkan pikirannya tentang Mark.


"Jangan memikirkannya Haechan, tidak boleh" tegas Haechan pada dirinya sendiri.



Menepuk pipinya beberapa kali untuk menyadarkan dirinya, Haechan bangun dari tempat tidur nya. Dia harus membersihkan dirinya, kemudian tidur dan lupakan tentang hari yang berat ini.


"Aku harap, aku tidak bertemu dengannya lagi. Itu lebih baik" gumam Haechan.








AMBITIOUS 3   [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang