Joohyun. Bae Joohyun
Sosok yang selalu dan pasti selalu menempati urutan teratas dari segala rasa yang pernah kumiliki.Curang, bahkan rasa rindu ku untuk yang lain sudah lama sekali mati. Joohyunku dengan rakus meraup semuanya tanpa mau menyisakan sedikit untukku, untuk setidaknya aku ingat lagi bagaimana rasa rindu yang lain.
Tapi tak apa, aku tidak keberatan. Sama sekali tidak keberatan. Karena yang ku tau, semenjak takdir membuat pertemuan diantara kita, percayalah... Saat itulah sadar atau tidak sadar seluruh aspek jiwa dan tubuhku sudah berganti hak paten. Yap, hak paten seeorang Bae Joohyun.
"Seul, sst...sst! Seul! Woy!"
"H-huh?? "
" Ah elah... Nglamun lagi, nglamun lagi. Pantes tambah bodoh"
"!!! Yaa! Sini tangan kosong kalo berani! Enak aja tambah bodoh"
"Hehehehe, salah sendiri. Di panggilan juga dari tadi"
"*Memutar mata* iya iya maaf. Ada apa Wan?"
" Tidak jadi, hehehe"
"*Melotot* fuck you Wan"
"Hehehe. Bae Joohyun lagi?"
"H-huh??"
"*Sigh* kau dan wajahmu bodohmu tadi. Apalagi jika itu bukan tentang Bae Joohyun?"
"A-ah... Iyaa. Ehe. Siapa lagi jika bukan dia?"
"...."
"....."
" Kau tak lelah?"
"*Mengangkat alis*"
"Kau tau pasti maksud pertanyaan ku"
"Ehe"
"...."
"....."
"....."
" Maka kau juga tau pasti jawabanku bukan??"
"Kenapa?"
"Apanya?"
"Kenapa masih bertahan?"
"....."
"....."
"....."
"......"
"......"
"......."
"......."
"......."
"...... "
"Ku patahkan lehermu jika masih diam sipit!!"
"......."
"......"
"......."
" -_- "
"Ehehe"
" -_- !"
" Simple saja Seungwan ah~. Demi kelangsungan hidupku"
"??"
" Bagaimana mungkin bisa aku tidak bertahan, tidak ketika dia -sialan- mengunci rapat semua rasa rindu yang kumiliki??. Percaya padaku, 'bertahan' atau 'mati'. Hanya itu pilihan yang kupunya. Memang sakit, jangan tanya bagaimana pedihnya. Tentu saja berat, jangan meragukan bagaimana susahnya. Tapi maaf Seungwan, lagi lagi demi kelangsungan nyawaku, aku harus. Bagaimana bisa aku berpaling ketika aku tau bahwa masih ada rindu yang menggunung, masih ada harapan yang berlayar, tanpa ada kesempatan untuk mengikis walau sedikit atau berlabuh meski sekejap???. Beliefe me. 2 rasa itu lebih dari cukup untuk membuat nya menjadi 'my universe'. "Yap. Jika kalian mengira 'rindu' yang kusebut diawal itu dalam konteks 'rindu' nya kekasih pada kekasihnya. Hohohoho.... Salah besar kawan. Memang benar sih, konteksnya tetap asmara. Tapi... 'rinduku' jauh lebih rumit, jauh lebih berat dari dilan. Jauh lebih pedih dari pungguk, jauh lebih candu dari arak, jauh lebih manis dari gula. Jauh.
Ah~~
Jauh lebih terlarang dari narkoba"Gi! Hei melamun terus ih. Itu buru di makan ramyunnya, keburu dingin loh"
" Iya ma"Yap.. mama. Bae Joohyun mama. Mamaku.
Sudah gila bukan??? Aku 'rindu' dan 'berharap' kepada mamaku sendiri. Kutuk saja aku dewa~~Ehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANO - NANO (SEULRENE)
Fiksi Penggemarnano-nano tuh...... ya asem, kecut, pait, manis, senang, sedih namanya hidup kan?? bingung mau nulis apa lagi. intinya aku gabut. so, maaf jika ceritanya juga absurd dan bikin tambah gabut :D.