Chapter 02

1.6K 229 9
                                    

DAYBREAK

---

Zhan masih ingat, perlu usaha yang begitu kuat dari Zhan agar Zhuocheng tidak melabrak Yibo kala itu. Lu menangis dan memeluk Zhan erat. Hatinya terasa sakit melihat adik laki-lakinya berjuang sendirian melahirkan dan membesarkan seorang putra sendiri.

"ZhanZhan, apa kau yakin untuk tetap diam?"

"Aku yakin,"

"Kakak akan mendukung apapun keputusanmu, juga A-Cheng, ayah dan ibu."

"Maafkan aku,"

Lu menangis semakin keras, "Kau harus berjanji, membagi semua yang kau rasakan dengan kami. Mengerti?"

Mau tidak mau Zhan ikut menangis. Kalau boleh jujur, ini bukanlah masalah yang enteng baginya. Membesarkan anak seorang diri, tanpa persiapan sama sekali, tanpa seorang pasangan yang ada disisi.

"Kau harus berjanji. Aku tidak akan memaafkanmu jika ada satu saja hal yang tersembunyi."

Zhan mengangguk dalam pelukan Lu, juga Zhuocheng kala itu. Hatinya sedikit lega, setidaknya keluarga angkatnya begitu menyayanginya. Bibirnya mengecup kening sang putra yang kala itu ada didekapannya. Berjanji, bahwa apapun yang terjadi, sang putra akan bahagia.

Meski tanpa ayah disampingnya.

---

A Wang Yibo x Xiao Zhan Fanfiction

Boys Love; Male Pregnant; Drama

---

Dan sekarang, anaknya sudah berumur satu tahun lebih tiga bulan. A-Li sangat menggemaskan. Semua lelah, air mata, juga perjuangan Zhan seakan terbayar lunas begitu A-Li dilahirkan.

"A-Li pintar!" Zhan menangkap anaknya dan menggendongnya gemas sampai si kecil tertawa.

"Li pital!"

Pertumbuhan anaknya begitu pesat. Bahkan diumurnya yang setahun, A-Li sudah bisa beberapa kosa kata.

"Mamma!"

"Iya, sayang?"

"Mamma!"

Zhan tertawa. Hatinya begitu hangat saat mendengar panggilan anaknya sekarang. Dulu, saat A-Li belum bisa memanggilnya, Zhan sebenarnya ingin membuat anaknya memanggilnya papa. Namun, berapapun Zhan mengajarinya, A-Li tetap memanggilnya mama.

"Kau memang ibunya, kenapa protes?" Tanya Zhuocheng kala itu.

Lu pun tertawa juga, "ZhanZhan kami memang cantik dan manis, cocok dipanggil mama."

"Aku ini tampan, Jie," Protes Zhan yang tidak dianggap Lu sama sekali.

Dan sekarang, rasanya sudah terlambat untuk kembali mengajari A-Li memanggilnya papa. Toh, benar juga, Zhan adalah ibunya.

"A-Li lapar?"

"Ung?"

"Apakah perut gendut ini mau makan?" Tanya Zhan sambil menggelitiki ringan perut anaknya yang gembul hingga A-Li tertawa.

"Kalau begitu ayo kita siapkann makan siang."

"Ung!" A-Li mengangkat kedua tangannya dan berteriak senang.

Zhan menggendong anaknya dan menaruhnya dalam kotak mainan yang punya pembatas agar A-Li tidak kemana-mana dan tetap dalam pengawasan.

"Mama masak dulu ya, sayang." Tangannya mengambil beberapa mainan favorit A-Li, "Kamu main dengan ini, ya."

DAYBREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang