8 || You Lie In April

103 55 133
                                    



Kadang, yang tak terucap, adalah yang terpenting dan berkesan

~Jihan Feiskha Aruna~

🍁🍁🍁

Kasti. Siapa yang tidak tahu permainan itu? Itu adalah permainan favorit murid-murid SMA Horoscope, termasuk Jihan. Setiap pelajaran olahraga Pak Bambang, beliau pasti selalu meminta muridnya memainkan kasti.

Catat : S-E-L-A-L-U

Kalau tidak kasti, pastilah estafet, kayang, dan segala olahraga tak lazim lainnya seperti; membawa telur dimulut, menyumpit telur dengan kaki, sampai menggiring telur memutari sekolah.

Hari ini adalah hari Senin, jadwal penjaskes  kelas XI. Kelas XI terdiri atas kelas XI MIPA, IPS, dan Bahasa satu hingga lima dan dibagi menjadi tiga kelompok berpasangan dalam dua hari.

Kini, mari kita lihat Jihan yang sedang duduk dipinggir lapangan dengan pakaian olahraga dan wajah tertekuknya.

"Sial, kejadian kemarin aja belum kelupaan, sekarang udah olahraga bareng aja."

Kelas XI MIPA-1, XI MIPA-4, dan XI IPS-2 hari ini olagraga dihari yang sama. Seharusnya, kelas XI MIPA-4 dijadwalkan hari Selasa, namun jadwal dimajukan karena kelas XI Bahasa-3 sedang diceramahi oleh Pak Jaja.

"Have fun aja," ucap Mona sambil menepuk keras bahu Jihan.

"Have fun matamu."

Seperti biasa, Belva, Joshua, Jendrik, dan  pemuda dengan bando hitam yang kerap disapa Saka sebagai pemain utama, dan sisanya hanya figuran.

"Pukul yang keras, Nyil!" teriak Joshua.

"Ntar gue pukul sampai Banten," sahut Belva sambil mengambil stik pemukul kasti.

Si pelempar bola asal kelas XI IPS-2, Saka Putra Aditama, juga merupakan pemain kasti yang tangguh, sulit dikalahkan, serta terkenal dengan 'lempar gembok' dimana lemparan bolanya sangat keras hingga menyalahi aturan main.

Selain itu, ada Jendrik yang menjaga tiang 1, dan Riki yang menjaga tiang 2. Jendrik dan Riki juga tidak bisa diremehkan. Selain badan mereka yang besar, kecepatan lari dan tenaga mereka pun hampir setara dengan preman.

"Dia nganggep lo imut kali ya? Kayak tikus curut gitu," duga Mona setelah selesai mendengarkan cerita Jihan tentang kejadian kemarin.

"Mohon maaf, itu suatu pujian atau penghinaan ya?"

Jihan menatap layar hpnya dan memperhatikan potret Belva yang diam-diam ia ambil saat festifal olahraga kelas X.

"Lihat nih, Mon," Jihan memperlihatkan foto Belva.

"Masa sih itu senyum?" tanya Mona tidak percaya.

"Udah gue bilang..."

"Nih," Mona menunjukan foto seorang cowok yang sangat familiar. "Mending lo balikan sama—"

"Hush!!! Jangan sebut namanya ah!!! Sebel gue!"

Jihan memeluk HP nya yang terdapat foto Belva sedang tersenyum.

"Lo udah move on, kan?"

"Gue cuma dendam aja," Jihan menatap sekitar hingga sekilas matanya menangkap benda berbentuk bola yang mengarah tepat ke kepalanya.

Duak!

"Jihan!!!"

🍁🍁🍁

MyBeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang