Kekurangan Yang Sama?

11 2 0
                                        


Setelah insiden di kantin tadi pagi, perempuan yang hampir tak terlihat di SMA DHARMABANGSA kini menjadi sorotan seketika.

"Aish gue benci keadaan begini, andai gue punya jurus menghilang" ucap perempuan itu semakin ngawur.

"WOI"

"Anjayani jantungan" kaget perempuan itu sambil memegang dada nya memastikan jantungnya masih ditempatnya atau tidak.

"Setan lo Rin" umpat perempuan tersebut menatap tajam temannya yang mengagetkannya barusan, Arin.

"Peace, Ra damai damai" kekeh Arin mengangkat tangannya membentuk peace.

"Damai damai pala lo kotak" dengus perempuan yang disebut 'Ra' tadi, enak saja damai jantungnya hampir saja melarikan diri dan Arin bilang damai sungguh membuat emosi.

"Lah adudu dong" balas Arin.

"Serah lo Rin serah" kesal Meira

"Yaelah Meira ku yang cantik jelita kata bunda lo, gak boleh marah marah nanti gue nambah cantik" goda Arin sambil mencolek dagu Meira.

Ya, nama gadis yang dikagetkan oleh Arin adalah Meira, gadis yang menabrak Alga pun Meira

Meira Nayanika

Gadis mungil yang memiliki bola mata coklat almond, bulu mata lentik serta kulit putih bersih, bibir merah alami yang mungil dan rambut dark brown sebahu membuat nya terlihat sangat manis.

Meira hanya mendengus mendengar jawaban Arin, baiklah kali ini dia akan memaafkan Arin dengan seperempat hati.

"Woi Ra mau kemana sih ninggalin mulu" teriak Arin begitu melihat Meira berbalik meninggalkannya.

"Ngejauh dari setan biar gak panas" teriak Meira sambil cekikikan membayangkan wajah Arin yang marah membuat Meira sangat puas. Bales dendam dong

"MEIRAAAAA KAMPRET LO YA!!" suara Arin menggelegar diseluruh penjuru koridor.

Nahkan baru saja dibilang, Arin sudah teriak teriak.

"Hahaha anjir lambung gue jebol haha" tawa Meira pecah sudah.

Dukk

"Anjir karma instan cepet amat nyampenya" keluh Meira sambil mengusap dahi nya yang terbentur.

"Punya masalah apa lo sama gue" suara yang datar dan dingin pun terdengar, membuat Meira mendongak untuk melihat siapa orang ke dua yang dia tabrak hari ini.

"Lah" cengo Meira melihat yang dia tabrak adalah orang yang sama yang dia tabrak di kantin tadi pagi. Yap, Alga.

"Jawab!" ujar Alga dingin, ingatkan Alga bahwa dia sangat anti berurusan dengan perempuan, tapi kali ini gadis didepannya ini membuatnya geram.

Padahal mau masalah apapun jika perempuan yang terlibat, Alga akan acuh dan tak perduli tapi kali ini Alga malah meladeni nya.

"Lah kaga broo, monmaap ye ai gak sengaja nabrak yu" balas Meira santai.

"Gak punya kelebihan lain lo? gak guna" ucap Alga menohok.

Meira berusaha bersikap santai agar tidak terlalu serius, tapi ucapan Alga barusan entah mengapa membuat hati nya sakit, sungguh.

Meira memundurkan langkahnya untuk melihat jelas wajah Alga, menatap badge nama di baju Alga.

"Algara Bramesta" ucap Meira membaca nama lelaki tersebut.

Beralih menatap bola mata Alga, membuat Alga tertegun.

Mata yang indah

"Alga, kelebihan gue itu banyak banget sampe numpuk gue sebutin salah satu aja ya"
ucap Meira ceria tapi berbeda dengan sorot matanya yang sendu.

"kelebihan gue itu bisa ketawa padahal gue menderita, simple kan? tapi gak semua orang bisa, dan gue yakin  lo pun belum tentu bisa" lanjut Meira

Ah tunggu mengapa ucapan Meira barusan membuat Alga merasa bersalah.

"Bukan itu yang gue maksud" ucap Alga tenang, percayalah Alga tidak bermaksud ke situ.

"Itu kan yang lo tanya, kelebihan gue" jawab Meira tenang.

Alga bungkam

Alga tau rasanya, tapi Alga tak sekuat Meira untuk terlihat bahagia padahal dia hancur, mungkin.

"Lo mau tau juga nggak kekurangan gue" tawar Meira.

"Cukup" tegas Alga.

"Gak adil dong masa tau kelebihannya doang" ucap Meira masih menatap mata Alga.

Sungguh Alga merutuki dirinya sendiri

"Gue bilang cukup!" geram Alga, sudah, dia tidak mau dibuat semakin merasa bersalah oleh ucapan gadis yang menatap matanya sekarang.

"Gue pengen lo tau" tegas Meira, sekarang tangannya mengepal dan bola mata itu semakin sendu.

"Kekurangan gu.."

"GUE BILANG CUKUP, MEIRA!!" teriak Alga

Bersyukurlah karna mereka bertengkar di lorong menuju gudang yang jarang dilewati kecuali ada yang harus diambil ke gudang.

Tubuh Meira tersentak mendengar teriakan Alga, tapi tak membuat dia mengurungkan niatnya, Meira melangkah mendekat kearah Alga dengan mata yang masih saling menatap.

"Keluarga, itu kekurangan gue" lirih Meira.

Sudah di duga

Alasan Alga menyuruh Meira tak melanjutkan ucapannya karna ini, karna Alga tau arah pembicaraan gadis itu, perasaan bersalah semakin menjalar pada Alga.

Tetap berdiri melihat tubuh mungil itu berbalik dan meninggalkannya.

Sunyi

Setelah perdebatan serius tadi, koridor ini terasa sunyi, menyisakan Alga yang masih setia menatap kepergian Meira.

Meira Nayanika,nama yang bagus.

***
Jangan lupa vote dan comentnya kakak kakak, menghargai karya seseorang itu ga susah kok.

See you next chapter!🤗

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang