WAU? 7

2K 357 57
                                    

"Kamu tuh baru sehari masuk sekolah udh kaya gini. Gimana kalo seminggu masuk sekolah? Tulang km patah semua pasti."

Ya, mari mendengarkan ocehan wanita paruh baya ini kepada anak bungsunya.

Bagaimana bisa Nyonya Shim diam saja saat melihat anak bungsunya ini penuh dengan memar-memar diwajah. Terlebih lagi, dia baru saja mendapat pesan masuk yang mengatakan bahwa anak bungsunya ini berkelahi dengan salah satu temannya. Haduh, tidak habis pikir apa yang Jake lakukan disekolah tadi.

"Jake? Denger mommy. Kamu tuh baru masuk sekolah. Jangan aneh-aneh, ngapain sih km pake berantem segala." Kali ini Nyonya Shim mencoba mengobati luka di punggung Jake.

"Aduh mom, biasalah anak muda. Berantem itu hal yang gak aneh mom." Jake berucap dengan sedikit candaan.

"Anak muda anak muda. Heh kamu pikir mommy gak pernah muda hah?" Di pukulnya anak bungsu itu, membuat Jake sedikit meringis.

"Mom ihh sakit." Jake sedikit merenggut.

"Sakit kan? Udah tau sakit, malah berantem. Rasain itu-!" Omel Nyonya Shim.

Jake menarik nafas panjang, kemudian menyenderkan badannya pada kepala ranjang. Membuat Nyonya Shim memperhatikan nya.

"Aku gak mau ribut mom sebenarnya. Aku mau jadi anak baik kaya yang mommy mau. Tapi aku gak bisa diem aja waktu mereka semua diam-diam jadiin orang yang aku suka itu menjadi bahan imajinasi liar mereka."

Sang Mommy sedikit terkejut. Bukan hanya terkejut akan alasan jake berantem. Tapi juga terkejut bagaimana anak kecil nya ini sangat terlihat lebih dewasa.

"Sunghoon?" Tebak mommy nya.

Dan kali ini Jake yang terkejut. Bagaimana mommy nya bisa tau.

Nyonya Shim sedikit tertawa melihat wajah terkejut anaknya itu. Lalu menggeser tubuhnya mendekati Jake.

"Mommy tau Jake. Dari tatapan km ke Sunghoon udah ngejelasin semuanya. Apalagi kejadian di balkon, mommy lihat loh." Ucap Nyonya Shim kemudian tersenyum melihat wajah Jake yang memerah.

"Tapi, kamu tau kan Sunghoon udah punya pacar?" Lanjutnya, membuat jake sedikit tidak suka.

"Hanya pacar mom, bisa putus kapan aja."

Nyonya Shim tertawa, lalu bangkit dari duduknya.

"Kalau gitu kejar nak. Sebelum undangan tersebar." Ucap nya lalu pergi meninggalkan kamar Jake.

Jake tersenyum mendengar ucapan mommy nya.
Lalu merebahkan badannya yang terasa sakit semua. Beristirahat sebentar sepertinya tidak masalah.

•••

Sudah berjam-jam Sunghoon menunggu dibalkon .Menatap balkon sebrang yang masih belum juga menunjukan sosok pemiliknya. Menghentak-hentakan sedikit kakinya guna menghalau rasa bosan sedari tadi.

Dengan ponsel yang terus saja berdering, tidak membuat Sunghoon mengalihkan perhatiannya.

Akhirnya lampu balkon sebrang pun menyala. Terlihat siluet remaja yang baru saja bangun tidur. Keinginan untuk memanggilpun sangat besar. Namun, diurungkan ketika pandangan mereka berdua bertemu. Dan langsung diakhiri dengan Jake yang keluar dari kamarnya. Meninggalkan Sunghoon dengan rasa sedihnya itu.

Tidak ada yang namanya menyerah dalam kamus Sunghoon. Dengan secepat kilat, dirinya sudah duduk rapih di kasur Jake saat ini.

Setelah mendapat ijin masuk dari mommy nya Jake tadi. Sunghoon tidak menyia-nyiakan kesempatan nya dan berakhir lah disini, duduk menunggu Jake yang sedang mandi.

Cklek..

Pintu kamar mandi pun terbuka, memperlihatkan sosok yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan serta rambut yang sangat basah.

Terlihat sekali punggung pemuda itu terdapat memar-memar yang pasti sangat sakit jika tersentuh.

"Jake?"

"Hm.." Jake hanya berdeham lalu melangkah kesisi lain kasur.

"Rambut km basah, dikeringin dulu."
Sunghoon bangkit dari duduknya, lalu berjalan menghampiri Jake.

"Sini." Lanjut Sunghoon.

Sunghoon mengambil handuk yg berada dipundak jake. Lalu mengeringkan rambut Jake yang basah itu.

Tidak ada percakapan diantara mereka lagi. Hanya ada Sunghoon yang fokus pada rambut Jake. Dan Jake yang fokus pada wajah Sunghoon itu.

"Udah.." Ucap Sunghoon lalu berniat melangkah menjauh dari tubuh Jake, namun langsung di tahan oleh Jake.

"Jake?" Sunghoon menatap Jake yang kini menatap nya intens.

"Aku sayang kamu hoon."

Sunghoon terdiam. Tatapan mata Jake sangat dalam, membuat rona merah di pipinya semakin terlihat.
Akhirnya Sunghoon mengalihkan pandangannya.

"Jangan liat yang lain." Jake menangkup kedua pipi Sunghoon. Lalu kembali menghadapkannya ke depan.

"Hoon, aku bener sayang sama kamu. Jangan kaya gitu lagi. Aku gak suka hoon. Aku gak suka kamu diemin aku, aku gak suka kamu ngomong 'lo gue' ke aku. Aku gak suka kamu deket sama yoona hoon. Please.. " Sorot mata Jake seakan menghipnotis Sunghoon, maka tanpa ragu Sunghoon mengangguk.

"Maafin aku, maafin aku udah diemin kamu tadi. Maafin aku kalo aku bikin kamu kesel. Maafin aku Jake. Aku... Sayang kamu. Tapi, aku juga sayang Yoona Jake."

Jake tersenyum, lalu menarik Sunghoon kedalam pelukannya.

"Beri aku waktu Jake, untuk netapin hati aku." Lanjut Sunghoon kemudian memeluk erat tubuh Jake.

" Aku bakal nunggu km hoon. Sampai kamu benar-benar cuma sayang ke aku."

Jake kemudian mengecup lembut pucuk kepala Sunghoon membuat Sunghoon tersenyum dalam pelukannya.

Tanpa mereka sadari ada sosok yang mengintip mereka berdua dari balik pintu.

"kan saya bilang, mereka berdua tuh cocok."

"betul nyonya shim, kayanya tinggal nunggu waktu deh kita besanan."

"Aduh gk nyangka ya anak kecil kita sudah pada dewasa."

"iyaa,terharu saya."






















Tbc.
Ps. Jangan lupa tinggalkan jejak ヾ(❀╹◡╹)ノ゙❀~

What About Us?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang