chapter 4_ lalisa

5.8K 494 70
                                    

Di budayakan vote dulu sebelum baca
Supaya aku makin semangat😍

Enjoy!


Kalian tau bagaimana rasanya saat kita berhenti bekerja Hanya karna alasan kecil. Begitu juga dengan Jennie ia sekarang bingung akan melakukan apa. Di usianya yang saat ini ia merasa dirinya makin menyusahkan kedua orangtuanya. Biaya Jennie terbilang sangat besar perbulannya ia akan menghabiskan uang sekitar 1 milyar hanya untuk membeli koleksi tas-tas.

Jennie merasa dirinya sudah tidak wajar Terus meminta. walaupun semua orang tau bahwa keluarga Jennie adalah keluarga terkaya dan terpandang. aset kekayaannya tak bisa di hitung dengan jari-jemari.

Bahkan papa Jennie memiliki cabang perusahaan di setiap negara termasuk Francisco. Rumahnya sangat menumpuk di setiap perumahan megah. Bahkan papa Jennie Sangat bingung bagaimana cara menghabiskan uangnya.

Jennie berjalan untuk menuju apartemennya.

"Hey!." Seseorang berlari menghampiri Jennie. Jennie terkejut dan diam karena tak mengenal orang itu. "Kau Kim Jennie kan". Tanyanya terengah-engah.

"Iya betul". Jawab Jennie datar dan bingung. "Dari mana kau tahu nama ku?." Tanya Jennie acuh.

"Kau cantik aku menyukaimu!." Teriak dia. Jennie melotot ia menutupi wajahnya lalu pergi. "Menikahlah denganku. Aku pria baik dan anak CEO aku mengenalmu dari barang produk yang kau iklankan.

"Cih! Jangan mendekat. Anak CEO?  aku tak peduli pergilah jangan jatuhkan harga dirimu sendiri. "Kau ingin aku apa?" Jennie memasang wajahnya jijik saat laki-laki itu terlihat jorok dan kusut.

"Pergilah! Aku tak suka dengan orang berkelakuan sepertimu.

"Aku sudah memikirkannya dari semalam, dan orang tuaku menyetujuinya.

"Pergilah! Aku bahkan tak mengenalmu.

"Kumohon kau anak dari keluarga Kim aku tau itu semua keluargamu sangat kaya dan terpandang aku ingin menikahimu hari ini juga.

"Aku bilang pergi! Kau tak mendengarku? Apa harus aku gantikan telingamu dengan telinga gajah!.

Lelaki itu berdiri sambil tertunduk.

"Dasar lajang!.

Plak.

Jennie menampar lelaki itu dengan penuh amarah. Saat ini laki-laki itu terdiam sambil meremas kedua tangannya.

"Lihat saja nanti." Celotehannya lalu pergi dengan kesal.

"Lihat saja - lihat saja dasar laki-laki aneh!.

Jennie Berjalan dengan malas. Hari ini bisa terbilang hari sial. Dimana pekerjaannya hilang dan laki-laki tak di kenal datang untuk melamarnya.

Apartemen.

Jennie menaiki lift lalu berjalan menuju kamarnya.

"Hufft aku lelah." Mata Jennie membulat saat melihat sesosok bidadari sedang duduk rapih di kursinya. Ia diam dan hanya memainkan kedua kakinya.

Mata anak itu berbinar ketika mendengar Jennie menutup pintu kembali. Senyumannya bahkan bisa membuat Jennie meleleh.

"Anyeoung." Anak itu berdiri mendekat Jennie. Dengan nadanya yang begitu imut nan lucu.

Jennie hanya menatapnya datar. Beda dengan anak itu yang memasang wajah bahagia. Ntah kenapa Jennie merasa dia memiliki seorang anak yang menunggunya pulang.

You called me mommy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang