Happy Reading🌤
• • • •
Luna menyenderkan kepalanya di sandaran kursi. Gadis itu menghela nafas kuat seakan baru saja mengalami hal yang mengerikan. Tapi menurutnya dia memang baru saja
mengalami hal yang mengerikan.Tak ada hal yang Luna benci melebihi bencinya pada memilih.
Luna. Benar-benar. Payah. Dalam. Memilih.
Dia hampir selalu meminta pendapat orang lain ketika ingin mengambil keputusan. Alasannya? sederhana. Luna hanya tak ingin menyesali keputusan yang ia ambil.
"Jadi gimana? Lo mau daftar Lun?"
"Gatau. Bingung." Jawab Luna mengacak-acak rambutnya."Lun, saran gue nih ya, lo kalo mau daftar jadi anggota OSIS harus dari hati dan ada niat, bukan cuma karena cowok." Nasehat Disya pada Luna.
"Ya tapi gimana dong? Masa gue stuck di tahap suka dalam diam doang. Seenggaknya gue harus bisa bikin kak Galaksi suka balik sama gue." Luna menatap mata ketiga sahabatnya dengan dalam secara bergantian.
"Duh, ni bocil satu." Lala menoyor kepala Luna dengan santai lalu kembali meminum juice rendah gula miliknya.
"Kek udah gede aja lo Lak. Kerjaan lo juga berantem mulu kan sama Bisma?" Luna menjulurkan lidahnya mengejek.
"Ya kalo Bisma gak masuk itungan lah. Dia kan childish abis. Yakali gue bisa akur sama dia." Kini giliran Luna yang menoyor kepala Lala. Dia tahu Lala hanya bercanda, tetapi diam-diam Luna juga menyetujui ucapan sahabatnya. Bisma bahkan lebih cerewet dibanding bendahara kelas.
"Gini deh. Tujuan lo buat daftar OSIS selain kak Galaksi apa?" Anjana bertanya serius pada sahabatnya.
Luna yang tiba-tiba dicecar dengan pertanyaan serius oleh Anjana tampak terdiam berpikir. "Tujuan gue selain kak Galaksi... apa ya? gatau gue."
"Berarti tujuan lo emang cuma cowo doang. Udah deh mending ga usah Lun, stress lu entar ngelakuin tugas OSIS tapi bukan dari hati."
Luna merasa bingung dengan ucapan Anjana. "Maksudnya? tujuan gue dari hati kok. Kan gue suka sama Kak Galaksi, ya udah pasti dari hati lah."
"Astaghfirullahal'azim. Yaallah kuatkanlah hamba ya Allah." Disya mengelus dadanya sabar menghadapi sahabatnya yang satu ini.
"Lo aja lemot begini Lun, gimana coba kak Galaksi bakalan suka sama lo?" Lala menggelengkan kepala tak percaya.
"Pokoknya gue gamau ikutan deh. Lo harus ambil keputusan sendiri lun." Anjana menatap Luna dalam. Saat melihat tatapan Anjana, Luna tahu bahwa gadis itu benar-benar tak ingin ikut campur dan membiarkannya untuk mengambil keputusan berdasarkan apa yang ia percaya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Orbit
Dla nastolatkówLuna itu pasaran. Dia merupakan defenisi nyata dari rata-rata kebanyakan. Gak punya bakat Gak punya hobi Gak punya minat. Dia gak tahu mau jadi apa nanti. Sampai akhirnya, Dia bertemu dengan Galaksi, Kakak Kelasnya. Luna suka Galaksi. Dia jatuh ci...