First Love Confession (3)

615 68 43
                                    





Malem semua ❤









Ramein kolom komen dong ~

VOTE??

"Masuklah"

Dengan itu keduanya menginjakkan kaki pada bangunan yang di dominasi warna putih itu. Menegaskan bahwa pemiliknya sangat memperhatikan kebersihan rumahnya karena noda sekecil apapun akan sangat terlihat mencolok di atas warna putih.

"Duduklah, akan ku buatkan coklat pan-"

Dan tiba-tiba saja keberadaan beberapa tumpuk buku di atas sofa begitu menarik perhatian keduanya karena menjadi satu-satunya objek yang tidak tersusun rapih.

"Ah, maaf. Aku benar-benar terburu-buru saat meninggalkan rumah dan tidak sempat membereskan ini. Maaf" Junlin buru-buru melangkah merapikan buku-buku tadi.

Junlin pikir ini yang selalu Chengxin lakukan setiap datang berkunjung. Membuat rumahnya berantakan. Lihatlah dia bahkan tidak membereskan buku-buku yang tadi dibacanya dan membiarkannya berserakan di atas sofa seperti ini.

Junlin merasa malu karena meninggalkan rumahnya dalam keadaan berantakan. Apalagi membiarkan tamunya melihat hal semacam ini. Terlabih tamunya adalah Yan Haoxiang. Tapi siapa yang mengira Haoxiang akan hadir di sini malam ini? Bermimpi pun Junlin tidak pernah.

"Biar aku membantumu" Haoxiang berdiri disamping nya, membantu Junlin menyusun buku-buku tadi dan memberikanny agar Junlin menaruhnya di tempat yang seharusnya.

"Terimakasih, aku lagi-lagi merepotkan" dengan raut kesal mengingat kelakuan temannya itu, Junlin meraih semua buku dalam pelukannya.Melangkah menjauh untuk mengembalikan buku-buku tadi pada perpustakaan mini di kamarnya.

Junlin dan Chengxin menjadi dekat saat sekolah menengah karena keduanya gemar membaca. Bahkan hingga sekarang keduanya masih sangat sering berbagi bahan bacaan.

Haoxiang memandangi punggung kecil itu menjauh. Lalu arah pandangnya beralih pada secarik kertas yang meluncur ke bawah, jatuh dari antara buku-buku yang dipeluk Junlin.

Haoxiang memungutnya, hendak mendekati Junlin guna memberikan kertas itu sebelum matanya menangkap sesuatu yang tidak asing di sana.

Ini sebuah kertas tua yang terasa tidak asing bagi Haoxiang. Dan setelah beberapa saat Ia mengamatinya, dirinya teringat sesuatu.

Tidak. Ini tidak mungkin.

Itu adalah apa yang Ia pikirkan sebelum mulai membaca apa yang tertera pada kertas tadi.

Matanya membola benar-benar tak percaya.

Ini adalah surat cinta yang Ia tulis sepuluh tahun lalu. Mengapa Junlin masih memilikinya?

Haoxiang tidak tahu apa yang Ia rasakan saat ini hingga Ia benar-benar ingin mengajukan pertanyaan. Tapi dirinya terlalu malu untuk membawa secarik kertas ini dan bertanya langsung kepada Junlin.

Dia merasa bahwa apapun jawabannya, suasananya akan canggung. Meski Haoxiang sudah mengatakan perasaannya di dalam mobil , tapi Haoxiang yakin Junlin tidak mendengarnya karena itu tertutup bisingnya klakson pengemudi lain. Lagipula setelah dipikir-pikir, Haoxiang semakin takut Ia akan mengatakan sesuatu yang salah dan membuat suasana hati Junlin terganggu.

Haoxiang menggigit bibirnya, mata hitamnya berkilau, dan Ia tampak bingung bercampur takjub, bahkan kertas dalam genggamannya kini ikut bergetar.

Tiba-tiba Ia memiliki pemikiran yang membuatnya merasa luar biasa.

时代少年团 - Teens In Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang