Noni toilet sekolah

411 9 3
                                    

Hari ini menjadi pengalaman pertama di sekolah baruku. Sekolah dengan gaya arsitektur kuno jaman kolonial ini Membuatny terlihat unik dan klasik. Selain unik, sekolah kami juga banyak tumbuh pepohonan besar yang membuat suasana asri dan sejuk.

Hari pertama di sekolah berjalan seperti biasa, teman-teman sekolah menyambut hangat kehadiranku. Benar kata orang kalau orang Bandung itu ramah-ramah, yang membuat aku kerasan tinggal di kota yang dijuluki paris van Java itu.

Namun rasa betah diriku bersekolah disana terusik dengan rumor bahwa disekolah ini sering muncul penampakan hantu Noni Belanda yang mondar-mandir di halaman belakang dekat Toilet utama sekolah. Kabarnya bagi siswa yang tidak beruntung, dia akan merasa dipanggil oleh sosok itu, apabila dia menoleh ke arah suara, dia akan menampakan dirinya dan nahasnya sosok itu akan mengikuti sampai kemanapun siswa tersebut pergi. Namun aku tak percaya rumor itu, dan menganggap itu omong kosong belaka.

" Ah, omong kosong. Mana ada hantu di dunia ini Tam " kataku.

" Ya, kamu kan baru seminggu sekolah di sini, dan ingat Tim, hantu itu akan senang sama anak yang suka ngeyel kayak kamu, hehehe " Tama terkekeh.

" I Don't care "

Suasana pagi di sekolah kami sangat ramai, banyak siswa yang bersuka ria merayakan absennya Guru Matematika kami, para guru di sekolan kami tengah rapat sehingga semua siswa bebas berkeliaran kesana-kemari. Momen ini kami rayakan dengan membeli beberapa camilan dan jajanan khas Bandung yaitu Seblak. Aki sangat menyukai seblak, citarasanya yang pedas dan segar menambah selera makanku, apalagi di temani Es cendol yang menambah kenikmatan hari ini.

" Tam, Kok perutku mules ya "

" Kamu kebanyakan makan Seblak kali " ujar Tama sambil nyeruput es dawetnya.

" Anter aku ke Toilet Tam " Kataku sambil menarik lengan Tama.

" kamu takut ke toilet sendiri ya " ujar Tama

" Aku kan anak baru di sini, mana tau toilet dimana "

Akhirnya Tama bersedia mengantarku. Toilet sekolah kami jauh di halaman belakang sana, ada sih toilet baru yang tak jauh dari parkiran, tapi aku gak enak menggunakannya karena toilet itu berada di area masjid sekolah. Suasana toilet itu sangat sepi, pepohonan yang rindang menambah kesan angker tempat itu. Di tengah perjalanan, kami di tegur oleh salah satu siswa yang tengah duduk santai di koridor.

" Eh meraneh arek kemana (Eh kalian mau kemana)" ujar pemuda itu dalam bahasa sunda.

" Mau ke toilet A " jawab Tama.

" Hati-hati biasana ada yang mirip sama orang yang kita kenal manggil kita, tapi aslina bukan, dia sebenarnya si Noni, jadi kalian kudu hati-hati " jelas pemuda itu.

" Nuhun A " Kata Tama.

Akhirnya kami tiba di Toilet, diluar dugaan, toilet itu sangat bersih dan wangi, belum lagi semua perlengkapan yang sudah di remajakan membuat rumor angker itu terbantahkan. Aku pun masuk ke bilik toilet untuk menunaikan ritual Buang hajat.

" Hmm, toilet sebagus ini dibilang angker pasti rumor itu cumam hoak pasti Ya gak Tam " kataku. Tapi aku tak mendengar Tama menjawab apapun. Aku juga merasa tak ada siapapun di toilet itu.

" Tam, kamu masih di luar kan Tam. tam jawab dong " kataku.

" Masih " Tama menjawab dengan nada datar. Akupun lega, dia tak meninggalkan diriku di toilet.

Aku pun selesai dan bergegas keluar dari bilik toilet itu, aku melihat tama sedang berdiri di depan urinoir, ya mungkin dia sedang kencing,  sembari menunggu tama kencing, aku menuju wastafel untuk mencuci muka dan merapikan rambut. 

" Hey udah BABnya " kata Tama sambil menepuk pundaku.

" Jiancok. Kaget aku rek "

" Sorry-sorry, nih aku beliin susu buat netralin sakit perut kamu barusan aku ke kantin bentar untuk beli susu ini, gak papa kan " kata Tama sambil menyodorkan satu kaleng susu padaku.

" yuk ke kelas, Ngapain juga lama-lama disini " sambung Tama.

" bukannya kamu kencing barusan, aku cuci muka itu buat nunggu kamu yang lagi kencing " kataku.

" Ah mana ada aku kencing, aku kan ke kantin beli susu buat kamu, aku udah bilang, Tim aku beli minum dulu ya dan kamu jawab Iya " Jelas Tama.

" Loh aku gak bilang Iya, aku malah nanya ke kamu apa kamu masih di luar, kamu bilang masih "

" jangan-jangan " ucap Tama.

" Kabur " Kami kompak berlari meninggalkan toilet itu.

Setibanya di kelas, kami di tegur oleh teman yang duduk di belakang kami yang bernama Asep.

" Heh, Kalian Kenapa? Kayak abis ketemu sama setan aja" Kata Asep.

" Iya Sep, kita emang ketemu hantu di toilet tadi " kataku sambil Terengah-engah.

" tarik nafas, buang, udah kalian tenang aja kalian berdoa biar semakin tenang " kata Dicky sambil mengelus pundak kami.

" Oh iya, kita semua teh disuruh pulang sama guru " kata Dicky sambil membereskan bukunya ke dalam ransel.

" Loh kok bisa " kata Tama.

" Iya, guru-guru yang tadi rapat itu ternyata ngebahas kabar dari A Cahyana, kamu tau kan Tam, itu loh yang suka duduk baca buku di koridor " Kata Dicky.

" Iya tau, kenapa dia "

" Dia teh tadi pagi, pas mau berangkat sekolah tabrakan Tam, dia meninggal di tempat"

" Astaga, Wah Gak mungkin Ki, barusan aku sama Timo ketemu dia di Koridor " Tama terkejut dan tak percaya dengan pernyataan Dicky.

" Ih kalo gak percaya, tanya aja guru deh, mereka semua mau ngelayat ke rumah dia. haduh kasian, orang sebaik dia harus pergi cepat " Ujar Dicky.

Mendengar perkataan Dicky aku dan Tama kompak saling berhadapan, dan memandang satu sama lain.

" Jadi yang di koridor itu siapa "

...
To be continued

Ruang RahasiaWhere stories live. Discover now