Hmm Gara-gara anjingnya Tama, aku ceritaku jadi ketunda nih, aku udah usaha ngebujuk dia untuk mau makan dan nerima kenyataan tapi gagal, memang banyak sekali memori kami dengan Jaddu, tapi ya mau gimana lagi, namanya juga faktor usia, ya pasti mati lah Anjingnya. Kasian juga sih, liat sahabatku samapai hari ini masih ngebatin di tinggal Anjingnya, padahal ada rencana anjingnya itu mau dikirim ke Bali besok, tapi takdir berkata lain.
Balik lagi ke cerita.
Tak terasa, waktu begitu cepat berjalan, aku rasa baru kemarin aku masuk SMA, sekarang sudah masuk akhir semester dua saja.
Libur semester ini sangat berbeda, sahabatku Tama tak bersamaku karena ikut kedua orangtuanya plesiran Ke Jepang. Alhasil aku memutuskan untuk liburan ke Surabaya sendirian.
Perjalanan kali ini berbeda, aku tidak menggunakan pesawat atau kereta api, melainkan naik bus yang bagi masayarakat jawa timur terkenal akan kecepatannya, penasaran aku pun mencoba naik dari Bandung ke Surabaya.
Waktu itu menunjukkan tengah malam, dan Bus yang aku inginkan merupakan armada terakhir yang berangkat di hari itu. Bus yang nampaknya Masih baru dengan warna dominan merah yang aku tumpangi nampak penuh oleh penumpang, untung saja walau aku belum sempat boking tetapi masih ada sisa satu tempat duduk untukku.
Tak seperti bus pada umumnya, bus itu nampak senyap tanpa hiburan sama sekali, hanya ada suara obrolan dari dua orang yang berbeda di baris samping tempat dudukku. Keanehan pun muncul, Crew bus yang tengah membagikan snack untuk penumpang terhenti di baris tiga tempat aku duduk, total dia hanya membagikan snack kepada sembilan orang penumpang termasuk aku.
" Aneh, bukanya snack itu untuk semua penumpang ya, ah mungkin layanan snack ini untuk yang punya tiket ? " benakku. Tak lama kondektur datang dan memeriksa tiket penumpang, lagi-lagi hanya sembilan penumpang yang dia periksa termasuk diriku.
" Kok cuma sampe aku doang ya, yang belakang kok gak diperiksa " benakku lagi. Aku pun memberanikan diri untuk berjalan toilet yang berada di bagian belakang Bus. Nampak penumpang bus itu penuh hingga area smoking room yang bersebelahan dengan toilet.
" permisi, pak numpang ke toilet " kataku kepada salah satu penumpang yang kakainya melintang menghalangi pintu smoking room. Penumpang itu tak menjawab, dia hanya menggeser kakinya.
" aneh, kok kayak begitu semua ya orang-orangnya " benakku lagi.
Tak lama, bus yang aku tumpangi terhenti di sebuah rumah makan, layaknya bus pada umumnya, bus itu berhenti untuk istirahat dan pelayanan makan untuk penumpang. Aku dan delapan penumpang lainnya pun turun dan masuk ke rumah makan untuk menikmati servis makan gratis dari perusahaan bus itu. Tapi tidak dengan penumpang lainnya. Terlihat dari jendela bus, mereka masih saja duduk mematung dengan ekspresi dingin, tak seperti penumpang lain yang biasanya saling bercengkerama satu sama lain.
Setelah setengah jam kami beristirahat, Crew bus pun mengistruksikan kami untuk kembali kedalam bus, karena sebentar lagi bus akan segera melanjutkan perjalanan. Tapi ketika aku masuk kedalam bus, alangkah terkejutnya diriku ketika melihat tak ada penumpang lain yang tadi berada di barisan belakangku, yang ada hanya delapan orang tadi yang ikut turun.
" Mas, kenapa " ujar penumpang yang duduk disampingku.
" Ibu tadi liat nggak ada penumpang di belakang kita " kataku.
" Ah, mana ada mas. Dari Bandung cuman Mas penumpang terakhir yang naik " kata wanita itu.
" nggak Bu, tadi itu bus ini penuh loh " kataku.
" ah, masa kita dari tadi cuman ada sembilan orang, sama tiga orang crew, klo nggak percaya tanya aja sama crewnya kedepan sana " ujar wanita paru baya itu. Aku yang penasaran mencoba untuk bertanya kepada crew tentang apa yang tadi aku lihat.
" Penumpang sekarang lagi sepi mas, kami cuman dapet sembilan orang termasuk Masnya, penumpang baru penuh kalau udah sampe Jogja, dari Bandung sampai jogja, kalo jam malam kayak gini jarang penuh kecuali musim liburan sama lebaran mas.
" jadi apa dong yang aku liat sedari Cicaheum, aku liat bus ini penuh loh mas " Kataku.
" Oh itu, kami biasa kejadian kayak gitu mas, saya kasih tau ke Masnya, Bis ini sebenarnya pernah kecelakaan dan total ada 11 orang yang meninggal, setahun lalu..."
" loh bukanya ini bis baru mas " kataku.
" Iya, yang baru itu Karoserinya mas (body bus) sasis sama mesinya sebenarnya masih baru juga, keluaran dua tahun lalu. Tapi pas kejadian berdarah itu, Body bus yang hancur diganti sama yang baru. Bus gak kayak mobil mas, bisa dibilang bis itu kalo sasis sama mesin itu di kasih body yang dibikin pabrik lain jadilah bis seperti ini " Jelas Crew bus ramah.
" selain itu mas, kami juga sering nyium aroma darah loh mas, tapi kalau kita sering berdoa, mereka gak bakal ganggu kok mas, tenang aja " Ujar Supir.
Aku pun baru tersadar, kalau penumpang yang duduk di barisan belakang itu bukan manusia, melainkan mahluk halus yang ikut serta dalam perjalanan kami. Beruntung aku masih berada di Bus nyata dan Tiba di Surabaya dengan selamat tanpa kurang apapun. Dan bukan Bus hantu seperti kasus yang pernah viral beberapa tahun lalu.
...
To be continued
YOU ARE READING
Ruang Rahasia
Horrorberawal dari terganggunya PRT keluarga Purnayasa oleh sosok tak kasat mata, kami yakin ada yang tidak beres dengan ruangan paling pojok istana Purnayasa itu.