Chapter 5

5 3 0
                                    

"Syerill...Syeril," Diva, Lucas, dan Dejun baru saja tiba di depan rumah Syeril. Ekspresi Dejun berbeda dengan Diva dan Lucas. Wajahnya ditekuk karena ia di paksa datang kesini. Tadinya Dejun berangkat bareng Hendery. Tiba-tiba Lucas minta tolong Dejun untuk jemput Syeril dengan imbalan ditraktir makan di kantin selama tiga hari berturut-turut. Jujur saja Dejun masih malas bertemu dengan Diva dan Syeril karena insiden tadi sore.

"Senyum Jun. Nggak enak nanti diliat mama sama papa Syeril," tegur Lucas. Lagi-lagi Dejun terpaksa tersenyum karena ulah Lucas. Tak lama kemudian mama Syeril membukakan pintu dan menyuruh mereka masuk.

"Mau dibuatin teh?" tawar Megan.

"Nggak usah tante. Kita cuma sebentar kok," Diva menolak tawaran mama Syeril lagipula sebentar lagi mereka akan berangkat.

"Siapa ma?"Iwan berjalan mendekati istrinya.

"Ini Diva sama temen-temennya,"jawab Megan.

"Hai Diva. Mama sama papa ada di rumah?" tanya Iwan.

"Ada om. Kemarin baru pulang."

"Terus ini mereka berdua siapa?"tanya Iwan lagi.

"Saya Lucas om pacarnya Diva," Lucas tersenyum setelah memperkenalkan diri.

"Saya Dejun om. Temen sekelas Diva sama Syeril."

Iwan hanya tersenyum dan menganggukan kepala. Selang beberapa menit Diva sudah siap kemudian ia berpamitan dengan mama dan papa.

"Lucas hati-hati bawa anak gadis orang. Jangan modus," goda Iwan.

"Siap om," kata Lucas sambil tertawa.

Baru saja Syeril hendak naik ke motor Dejun, papanya kembali berbicara.

"Jun, om titip Syeril. Kalau ngambil dalam kondisi baik, pulang juga harus dalam kondisi baik."

"Siap 86," ucap Dejun sambil hormat membuat papa dan mama Syeril tertawa. Ketika keempat remaja tersebut sudah tak terlihat, Iwan merangkul istrinya.

"Liat Dejun jadi inget waktu pertama kali papa izin bawa mama jalan-jalan. Sangking takutnya pas nganterin pulang mampir dulu beli martabak. HAhahaha.." Megan pun ikut tertawa ketika mengenang masa-masa muda mereka dulu.

"Turun udah sampe." Motor Dejun berhenti di depan sebuah rumah dengan taman yang indah. Tapi, rumah ini tampak sunyi. Tidak seperti ada pesta disini.

"Kenapa bengong? Buruan masuk," Dejun sedang merapikan kemeja putih yang ia kenakan. Ketika kemejanya suda rapi, Dejun melirik ke arah Syeril yang masih berdiri tanpa suara. Malas berlama-lama Dejun menarik lengan Syeril dan membawanya masuk ke dalam.

Pesta ulang tahun Mark dirayakan di halaman belakang rumah. Dekorasinya sederhana tapi terkesan nyaman. Sepertinya tema pesta ulang tahun Mark adalah semangka. Lihatlah sekarang, dimana-mana ada semangka.

"Dejun. Sini," Syeril tidak mengenal pria itu. Lagi, Dejun menarik tangan Syeril untuk menyapa pria itu.

"Halo kak," Dejun menjabat tangan pria yang dipanggil 'kak' tersebut. Pria itu melihat ke arah Syeril dan Dejun bergantian lalu ia tersenyum mengejek.

"Cie yang udah nggak jomblo," benarkan dia mengejek Dejun dan Syeril.

"Bukan kak. Ini cuma temen sekolah yang numpang nebeng di motor gue tadi," harus banget Dejun bilang numpan nebeng? Padahal Syeril juga tidak mau pergi bareng Dejun.

"Alah pake malu-malu lagi,"sekarang teman 'si kakak' tadi yang mengejek.

"Apaan sih," Dejun memukul lengan kedua pria tadi.

MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang