merdeka tapi tak merdeka

4K 741 14
                                    

ini sekedar suara dari aku, gak menutup kemungkinan juga suatu saat chapter ini akan ku unpublish. tapi untuk sekarang, jangan takut untuk ikut bersuara ya!

*****

hari ini keluarga pradipta itu udah full team duduk di depan tv. mereka lagi liatin berita-berita tentang isu yang lagi beredar. awalnya haechan sempet nolak waktu diajak nonton berita bareng, tapi begitu di jelasin sama renjun, haechan langsung lari ke depan tv saat itu juga.

"jun, anak SMA kita ada yang anak DPR gak sih?" tanya haechan.

"ada kayaknya, itu temen sekelasnya si jisung kalo gak salah ada yang anak DPR." balas renjun yang masih fokus dengan tontonan di hadapannya.

"lah, sejak kapan si chenle jadi anaknya DPR!?" tanya haechan kaget.

"bukan chenle, bego, lo pikir temen sekelas si jisung cuma chenle doang?" balas renjun malas.

"ajak main among us yuk yang anaknya DPR." ucap jaemin tiba-tiba.

"lah ngapain?" tanya haechan.

"ya gapapa, nanti tuduh dia aj terus, DIA IMPOSTOR ITU IMPOSTOR! KELUARGANYA IMPOSTOR ITU!" ucap jaemin heboh sambil menunjuk-nunjuk tv.

"hush! gak boleh gitu, kids. yang salah orangtuanya, jangan salahin anaknya. mereka kan gak tau apa-apa." ucap johnny yang duduk diatas sofa bersama renjun dan jeno, sementara haechan dan jaemin dibawah.

"ya justru itu! biar mereka sadar dong!" saut jaemin semangat.

johnny cuma diam tak habis pikir dengan pemikiran anaknya itu.

"tapi dad, kira-kira suara mahasiswa yang lagi demo sekarang itu bakal didenger gak ya?" tanya jeno.

"walau gak yakin, tapi semoga suara mereka di dengar ya, mas." ucap johnnya sambil mengelus rambut jeno.

"halah, omongan yang sederajat sama mereka aja di mute, apalagi omongan mahasiswa." nyinyir renjun.

"setuju! harusnya gue aja tuh yang jadi wakil rakyat!" seru haechan.

"lo mana cocok jadi wakil rakyat sih, chan. lo jadi wakil ketua kelas aja kerjaannya cabut mulu." balas jaemin.

"yaa, belum tau aja sih lo!" ucap haechan yang setelah itu langsung berlari ke arah kamar johnny.

johnny yang melihat anaknya masuk ke kamarnya itu pun langsung bertanya-tannya, "itu si ujang ngapain ke kamar daddy?" tanya johnny yang belkangan ini ikut manggil haechan ujag karna jaemin.

"ya mana ku tau, yang masuk haechan kok yang ditanya aku." saut jeno.

gapapa, dad, sabar ya. yuk bisa yuk.

tak lama setelahnya haechan langsung keluar dengan jas hitam milik sang daddy dan dasi berwarna merah. iya jadi penampillan haechan sekarang itu kaos hitam dipadu dengan celana pendek santainya dan jas serta dasi daddy nya.

"ya, selamat siang bapak bapak hadirin rapat paripurna kali ini." sapa haechan dengan suara yang dibuat-buat.

jaemin yang mendeteksi drama-drama haechan itu langsung semangat untuk ikut ngedrama juga, dia langsung duduk tegak dan menatap haechan, "selamat siang, bapak ketua. akan membahas apa kita di rapat kali ini, pak?" tanya jaemin sok serius.

"kita disini akan mengadakan rapat paripurna pennghapusan nama haekal chandrawinata dari jadwal cuci piring serta cuci baju." ucap haechan serius sambil membenarkan dasinya.

renjun yang mendengar tema rapat itu pun langsung ikut jadi peserta rapat, "pak, mohon izin saya berbicara. saya tidak setuju dengan usulan penghapusan nama haekal chandrawinata ini, pak!" ucap renjun.

"setuju! keputusan yang pak ketua usulkan ini sangat merugikan berbagai pihak! saya disini mewakili suara para rakyat jelata pak!" ucap jaemin yang langsung dipukul kepala belakangnya oleh renjun.

"jadi maksud lo kita sama mas jen itu rakyat jelata?" tanya renjun kesal.

"oh salah berarti. "jaemin langsung menatap haechan, "saya disini mewakili para rakyat jelata tapi tampan dan menggemaskan ini pak!" seru jaemin.

"tidak bisa, kan saya ketuanya ya saya bebas dong." ucap haechan sombong sambil mengibaskan ujung jasnya.

"tapi pak--" belum selesai renjun ngomong, haechan udah lebih dulu masukin satu gumpalan tisu ke mulut renjun.

"mampus lo gue mute suara lo—RENJUN SAKIT ANYING!"teriak haechan yang kepalanya baru saja dilempar sandal rumah oleh renjun.

"mampus lo!" seru renjun.

haechan langsung misuh-misuh sambil melepas dasi dan jas milik daddy nya itu.

"kalian nanti ada yang mau terjun ke dunia politik?" tanya sang daddy tiba-tiba.

"terjun kok di dunia politik, atuh terjun itu di sungai, dad!" seru jaemin.

"bukan gitu maksud daddy.. kalian ada yang mau masuk ke dunia politik gak?" tanya sang daddy lagi.

renjun langsung mengangkat tangannya, "aku mau masuk hukum sih nanti kuliahnya." saut renjun.

sang daddy langsung menepuk pelan kepala renjun, "yang bener belajarnya, terus jadi orang hukum yang bener-bener berlandaskan pancasila. janjimu di awal juga jangan sampe dilupain." ucap sang daddy.

renjun langsung mengangguk mantap, "tenang aja, dad. aku juga lebih baik makan pecel lele setiap hari daripada makan di resto mewah tapi diatas tangisan sama penderitaan orang lain." ucap renjun.

haechan juga langsung menepuk pundak renjun bangga, "tenang, njun! nanti lo bakal gue beliin cottonbud satu kerdus gede." ucap renjun.

"nah nanti gue bagian beliin insto satu kerdus." timpal jaemin.

"lah, buat apa?" tanya renjun bingung. yaiya, apa hubungannya cottonbud dan insto sama mimpinya itu.

"biar lo bisa denger suara dengan baik dan bisa ngeliat dengan jernih." saut jenosembari tersenyum.

sang daddy cuma tersenyum melihat keempat anaknya. mereka udah gede ternyata sekarang, dulu padahal hobinya nonton spongebob squarepants. sekarang udah bisa diajak diskusi dan nonton tentang berita-berita politik kayak gini. ya walaupun awalnya gak ngawur, tapi johnny bersyukur punya anak yang peduli dengan nasib sekitar kayak para pradipta ini.

kembar pradipta ; nct dream 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang