tanah

2.8K 512 17
                                    

"ini gue lagi deketin cewek apa deketin setan sih!?" ucap haechan frustasi.

"naon sih?" tanya jaemin yang lagi khidmat makan nasi padang yang baru aja dia beli.

"nih baca sendiri." ucap haechan yang setelah itu nunjukinn chat dia dengan si bule.

bule tiktok

neng

ha?

bantuin gue ngerjain tugas please :(

dih sokab amat

dih pelit amat

bodoamat

....
ini gue yakin si amat telinganya udah pemanasan lokal

oh ok, nice info

:)
read

"lo sebego itu ya ternyata, chan." ucap jaemin sambil menepuk pundak haechan prihatin.

"hah?"

jaemin langsung memukul kepala haechan dengan remote tv nya, "ini lo mau pdkt ke gebetan apa mau pdkt ke guru les?"

"ke gebetan lah!" jawab haechan pede.

"yaudah terus lo ngapain minta bantuin ngerjain tugas?" tanya jaemin lagi.

haechan mengerucutkan bibirnya, "ini tuh gue mau gombal tau!"

jaemin diam..

diam-diam menghujat dalam hati.

perlu ditegaskan sekali lagi bahwa muka haechan yang biasa aja itu udah dianggap hina sama kembaran-kembarannya. apalagi sekarang jaemin harus menyaksikan pemandangan haechan yang lagi monyong-in bibirnya itu.

ya Allah, selamatkan mata jaemin..

jaemin langsung mengambil bantal dari kasurnya dan melempar bantal itu ke arah haechan, "jijik bangsat."

haechan yang baru aja kejungkal itu langsung bangun lagi dan balas pukul muka jaemin pakai guling yang daritadi dia dekap itu, "ya lo pikir lo gak jijikin!?"

"enggak!"

"iya!"

"jadi iya apa enggak!?"

"enggak!"

"nah kan, emang muka gue gak jijikin. yang paling hina di rumah ini cuma lo doang." balas jaemin santai.

"emang siapa yang bilang muka lo gak jijikin!?" tanya haechan yang masih senantiasa nge-gas.

"lo, barusan."

"itu gue khilaf!"

jaemin langsung memegang pundak haechan, "sesungguhnya tak ada khilaf yang benar-benar khilaf, anak muda."

"tapi, saya memang khilaf, kek!" balas haechan drama

"bohong!"

"gila ya lo berdua?"

jaemin diam..

haechan diam..

jeno yang baru masuk ikutan diam..

"hooh, gila gue kelamaan tinggal disini. pengen kabur aja gue." ucap haechan pasrah

jeno langsung menyingkir dari pintu kamar jaemin dan mempersilahkan haechan pergi, "gih, lo juga gak penting-penting amat disini."

haechan langsung mendekat ke arah jaemin, "min, ini mas jen lagi serius atau enggak sih?" bisik haechan.

"maap ya jang, jujur banget nih tapi gue gak yakin ini mas jen lagi bercanda."

"jadi gue beneran dianggep gak guna di rumah?"

"kayaknya sih gitu jang.."

jeno menatap haechan dan jaemin bingung, "ini lo berdua sadar gak sih kalo suara lo berdua ini kedengeran sama gue?"

"enggak.." jawab haechan dan jaemin bersamaan.

jeno cuma menghela nafas berat, "gue bercanda, chan." ucap jeno malas.

haechan langsung bernafas lega dan peluk jaemin, "min, ternyata gue berguna! gue hidup ada guna nya, min!" ucap haechan sambil pura-pura terharu.

"alhamdulillah jang! nana ikut bangga!" ucap jaemin yang juga pura-pura terharu.

"ini gue kayaknya salah deh mau minta saran ke lo berdua.." ucap jeno yang sekarang menyesali keputusannya.

haechan dan jaemin langsung buru-buru membetulkan posisi duduknya, "yuk curhat, mau yang tanpa solusi atau dengan solusi?" tawar jaemin.

jeno menatap kembarannya bingung, "ya dengan solusi lah?"

"oke, tiga ratus ya." ucap haechan sambil menjulurkan tangannya.

"apanya yang tiga ratus?"

"tarif." jawab jaemin singkat.

"orang pelit kuburannya sempit." ucap jeno sebelum menyerahkan tiga lembar uang seratus ribu.

oke, bukti lain bahwa jeno sebenernya masih manusia. jeno pintar akademis, tapi tetep aja bego.

"gapapa, nanti gue beli tanah yang luas."

"emang lo punya uang?" tanya jaemin.

"punya," haechan langsung angkat uang yang tadi dikasih jeno, "nih ada."

jaemin langsung menendang pinggang haechan, "lo pikir cukup uang segitu buat beli tanah yang luas?"

"tanah liat cukup!"

"lo mau dikubur pake tanah liat, chan?" tanya jeno miris.

iya, jeno udah kelewat miris sama kepintaran haechan yang kayaknya makin hari makin menurun itu.

*****

kalau jeno, jaemin, sama haechan memutuskan untuk diam di rumah. maka beda lagi sama renjun yang sekarang udah ada di depan rumah shasha dengan motor dan helm nya.

setelah lima menit diam di depan rumah shasha, akhirnya yang dia cari itu keluar dengan celana panjang plus baju croptop tosca nya.

renjun langsung natap shasha jijik, "lo ngapain pake croptop gitu?"

shasha langsung merebut helm yang ada di genggaman renjun, "pamer perut."

"najis."

"HAHAHAH, aduh kenapa sih loo? cemburu ya gue pake baju croptop gini?" goda shasha.

"ogah gue cemburu sama lo," renjun langsung nepuk jok belakang motornya, "naik."

shasha langsung naik ke jok belakang motor renjun, "lo mau ngajak kemana sih?"

"ke ciwalk."

"YEESSS!" seru shasha semangat.

"kenapa lo?"

"yes gue bisa jual diri disana." jawab shasha dari jok belakang.

renjun no comment aja, udah kebiasa sama jaemin.

"lo makin hari makin-"

"makin cantik?"

renjun menggeleng dari depan, "makin bego."

kembar pradipta ; nct dream 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang