04. Dare

549 89 25
                                    

Happy reading
.
.
.

'sebuah tantangan yang akan membuatmu terperangkap didalamnya'

Pagi ini Winnie mengunjungi rumah panti yang pernah ia tinggali dulu.

Kemarin malam setelah ia memijat kaki suaminya, ia langsung tidur mungkin karena efek obat yang ia konsumsi kemarin.

"Akhirnya kau datang kemari, Ibu sudah lama menunggu mu" ujar Ibu Kwon.

Ibu Kwon sudah menganggap Winnie sebagai anaknya sendiri. Ia sudah menikah, namun tak bisa memiliki keturunan. Makanya Winnie diasuh oleh ibu Kwon.

"Bagaimana kabar ibu?" tanya Winnie sesaat tangannya berhenti bergerak.

"Ibu baik, kalau kamu? apakah Yuta berperilaku baik dihadapan mu?" tanya balik Ibu Kwon.

Winnie hanya mengangguk tidak luput memberi lengkungan indah. Ia tak ingin jujur pada ibu Kwon, ia tidak ingin ibu Kwon kepikiran tentang hubungan rumah tangganya.

"Ibu, aku memasak banyak hari ini. Aku akan memberikan ini pada anak-anak yang lain" ujar Winnie.

Ibu Kwon Yuri menerima 3 buah rantang berisi masakan, ini sangat banyak. Pasti anak panti lainnya akan senang.

"Terima kasih sayang" ucap Kwon Yuri.

Winnie hanya tersenyum ramah pada ibu asuhnya ini.

"Apakah suami mu Yuta sudah tahu tentang penyakit yang kau idap itu?" tanya wanita lebih matang itu.

"Belum"

"Kenapa? kau tidak bisa menyimpan hal itu sendirian, Yuta harus tau tentang ini sayang" tegas Kwon Yuri.

"Aku takut ia terbebani, aku tidak bisa bu"

"Setidaknya ia harus mengetahui penyakitmu ini" usul Kwon Yuri.

"Akan ku usahakan bu" tangan kurus milik Winnie mulai berhenti bergerak.

^__^


Changmin berjalan keruangan anaknya yaitu Yuta. Ia ingin memberi tahu Yuta tentang tanam saham yang akan ia lakukan.

"Aku dengar kau tidak memperlakukan Winnie dengan baik" ucap Changmin.

"Ya benar" sahut Yuta. Pria itu membenarkan ucapan ayahnya.

"Kenapa?" tanya Pria yang lebih matang. "Aku tidak bisa mencintainya" jawab Yuta singkat.

Changmin hanya menggeleng tak menyangka. "Kau mau saham perusahaan yang berada di jepang?" tawar Changmin.

Yuta mendelik, ini merupakan kesempatan baginya. Siapa yang tidak ingin memiliki saham perusahaan? Tentu saja semua orang menginginkan itu.

"Tentu saja aku mau, untuk apa menolak hak waris?"

"Sebelum meminta warisan, perlakukan dulu istrimu selayaknya seorang istri bukan patung pajangan" Yuta mengerutkan dahinya, haruskah ia melakukan itu hanya untuk saham?

Evanescent || YUWIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang