Happy reading
.
.
.Winnie mendapati suaminya yang sudah tertidur di ranjang, pria itu sedang marah karena Winnie yang tidak peka.
"Maaf kan aku Yuta..." ungkap Winnie dalam hati, wanita itu mulai menghampiri suaminya dan mengelus pelan surai hitam milik Yuta.
Yuta mengucek pelan kelopak matanya sesaat merasakan ada yang menyentuh rambut hitamnya ini.
Tadi setelah makan malam, Winnie menolak dengan halus ajakan Yuta tadi sore. Jujur Yuta kecewa, namun semua keputusan berasal dari Winnie. Yuta tidak bisa menyanggah keputusan yang Winnie ucap kan lewat bahasa isyarat.
"Ah.. ternyata kau" ujar Yuta, Winnie hanya menunduk sembari duduk di samping suaminya. "Kemarilah, tidur di sebelah ku" tuntun Yuta.
"Kau marah?" tanya Winnie. Yuta menggeleng, pria itu memeluk Winnie untuk mencari kehangatan.
"Seperti ini saja, aku merindukan pelukan mu" gumam Yuta. Bak seperti bantal guling, posisi Yuta bisa berubah-ubah dengan setia memeluk Winnie.
Winnie dengan posisi tertidur, membantu suaminya agar mendapatkan posisi yang nyaman untuk pria itu. Yuta dengan posisi tengkurap memeluk tubuh Winnie, kaki pria itu mengunci tubuh sang istri, dan kepalanya menyelusuk pada ceruk leher seraya menghirup aroma tubuh Winnie. Yuta menaruh tangannya pada perut Winnie, sesekali menggelitiki pinggang kecil istrinya ini.
"Kau hanya milik ku" bisik Yuta pada Winnie. Winnie hanya bisa mengelus punggung dan kepala suaminya seperti bayi.
"Andai kau tahu tentang penyakitku... mungkin nanti kau tidak akan merasa sakit hati, jika aku diperbolehkan.. aku ingin jujur tentang penyakit yang ku idap ini Yuta" ungkap Winnie dalam hati. Winnie sembari mengelus punggung suaminya agar merasa nyaman di dekapannya.
Entah apa yang membuat Yuta terbangun dan mengungkung tubuh Winnie. Winnie menelan salivanya susah, hanya bisa mengerjapkan kelopak matanya cepat.
"Kalau cium, apakah boleh?" tanya Yuta sedikit ragu. Winnie membulatkan bola matanya, kedua tangannya mulai menangkup wajah Yuta tanpa aba-aba yang jelas. Yuta memperdalam ciumannya, posisi yang awalnya mengungkung tubuh Winnie sekarang berubah menjadi menindih tubuh kecil wanita itu.
Lidah mereka beradu cepat, Yuta meraup semua bagian bibir Winnie sehingga Winnie hampir kehabisan pasokan napasnya. Yuta melepaskan ciuman panas itu, kini beralih pada leher jenjang istrinya. Membuka kancing piyama dengan paksa, Yuta lebih leluasa memberi tanda kemerahan pada leher dan dada istrinya. Winnie mengadahkan kepalanya, sentuhan Yuta yang lembut dan nikmat memancing hasrat mereka berdua.
Winnie dengan cepat mendorong tubuh Yuta kencang, Yuta terkejut dengan ekspresi Winnie yang berubah tidak nyaman. Winnie mulai membenarkan kancing piyama yang ia kenakkan.
"Ini terlalu berlebihan!" cebik Winnie kesal. Yuta menghela napasnya pasrah.
"Maaf kan aku, tapi.. sudah lah.. kau tidur saja, ini sudah malam" ujar Yuta pada Winnie.
Winnie merasa bersalah, seharusnya dia melayani nafsu birahi suaminya. Namun melihat kondisinya saat ini, tidak memungkinkan untuk meladeni nafsu Yuta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent || YUWIN [✔]
Fiksi Penggemar"Kenapa disaat aku mulai menerima mu, kau malah pergi?" "kalau boleh berkehendak, aku ingin membahagiakanmu. kalau di izinkan, aku ingin menjagamu" -Nakamoto Yuta. .WARN! GS!⚠ .ROMANCE ©anaknyajeno