Meskipun menjadi protagonis di cerita sendiri
Namun kita tetap menjadi antagonis di cerita orang lain.>Hujan di Langit Kajang<
......
Minggu dini hari merupakan hari kemenangan bagi mereka yang bekerja setiap hari kecuali hari Minggu.Weekend yang singkat itu di pergunakan dengan baik oleh mereka. Ada yang tidur, sekedar mencari udara segar, atau hanya duduk di atas balkon, seperti di lakukan Handa sekarang.
Gadis itu kini sedang menatap layar ponselnya sembari jari jarinya menari diatas papan keyboardnya, dan sesekali menatap kedepan.
Rozan yang melihat adegan itu, langsung meluncurkan aksinya dengan berjalan mengendap ngendap agar tidak ketahuan.
" Doo- "
"Apa! jantung belum murah, enggak usah ngejutin dah" sinis handa,tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Kok tahu sih, kan aku udah jalan pelan-pelan?" Bingung Rozan
"Gimana enggak tahu, naik tangga doang, rumah ikut gegar gara gara kakimu" menoleh ke Rozan.
"Lebay" dengan bibir yang dilebarkan.
Bukannya Handa dingin terhadap rozan, namun Rozan datang tidak tepat situasi, alhasil Rozan lah kena amuknya.
" Kenapa sih, serius banget" tanya rozan, dengan mata yang ikut melihat ponsel Handa.
" Aku tidak terima dengan pandangan orang-"
"Yaudah terima pandangan aku aja" dengan mata yang di pelotokan ke Handa.
"Aku belum siap ngomong begok! ini yang bikin males ngobrol sama kau enggak tepat situasi kalau mau bercada" kesalnya
"Ya ya ya, bercanda kali nda, enggak lagi deh" dengan dua jari bentuk huruf V.
Yang diajak ngomong hanya memutar matanya saja, beberapa detik kemudian handa diam dengan mata yang memandang lurus ke depan.
"Nda kau enggak kesambet kan" dengan tangan yang melambai lambai dihadapan Handa.
"Handa ! " Paniknyaa.
"Kenapa kebanyakan orang beranggapan, bahwa kerja di negara orang itu enak, berpenghasilan tinggi, eh tapi sekalinya ke Indonesia udah berbadan dua. " Handa menelan Salivanya sebelum melanjutkan perkataannya.
"Seburuk itukah kita dimata mereka! Apa mereka kira kita disini untuk menjual diri. Atau impian kita yang terlalu kotor ? Seolah olah bekerja di negara tetangga seperti masuk ke kandang singa"
"Apa memberikan tenaga kerja di negara orang lain merupakan hal yang buruk? apa kita berada disini berarti kita tidak bisa melanjutkan mimpi kita?" Emosinya mulai tersulut.
"Kita akan selalu menjadi antagonis di cerita orang lain, meskipun yang kita lakukan sebenarnya protagonis"
Sambung Dinda dari belakang, membuat dua gadis itu menoleh serentak ke arah belakang.
" Ih Dinda sulap tiba-tiba sudah di belakang" pandangnya dengan mata yang berbinar.
Langsung mendapatkan decakan dan pelototan dari Handa dan dinda. Namun Rozan tak merasa bersalah, rozan memang tak mampu memberikan saran namun ia mampu mencairkan suasana.
"Keren juga kau din, ternya suara mu berfaedah juga, enggak hanya teriak-teriak doang" Rozan melanjutkan argumennya.
Yang di puji hanya menyibak kan rambutnya saja, menggambarkan rasa sombong.
"Udah ?" Sambil mengubah duduk menjadi berdiri.
"Apanya" heran mereka
"Udah situ aja Kalian berdua"
Berlari kearah pintu balkon dan menguncinya.Rozan dan dinda saling pandang dan kemudian melompat ke arah pintu.
"Handaaa!" Teriak mereka berdua.
"Nda, open the door! kalau enggak pingin telingamu bernasip buruk" acam dinda.
Yang di balik pintu hanya ketawa saja, melihat dua temannya terkunci karena ulahnya.
"Berisik dah, situ aja sampai aku selesai pup" mengurai langkah menjauh dari pintu sembari tertawa terbahak.
......
Assalamualaikum,
terima kasih yang sudah mengikuti ceritaku jangan lupa tinggalkan jejak dengan klik bintang yang di pojok dan beri komentar terbaik kalian.
Salam sayang dari akohh ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Di Langit Kajang
Dla nastolatków------ Hujan seakan tau, apa yang di rasakan oleh Tika Handayani seorang gadis asal Indonesia yang meraih mimpi jauh di negeri seberang. Gadis remaja yang seharusnya masih bersenang ria menghabiskan masa mudanya, namun tidak di lakukannya. Gadis re...