16. d u a g a r i s

69 34 5
                                    

@rahma_rohilatul / instagram.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
KALO ADA KRITIK DAN SARAN KASI TAU YA!
.
.
.

"Assalamu'alaikum." Sasa mengucapkan salam. Ia melihat papah dan mamahnya sedang berada di ruang tamu. Sasa melewati mereka dengan acuh.

"Sa, dengerin papah dulu." ujar papah kepada Sasa.

Sasa menghentikan langkahnya, "Apa lagi yang harus Sasa denger? Pertengkaran kalian? Sasa capek! Sasa capek denger itu tiap hari."

"Kami tidak akan bertengkar lagi." ujar mamah.

Sasa terdiam.

"Sekarang kamu mau ikut papah atau ikut mamah kamu?" tanya papah.

Sasa menatap kedua orang tuanya, "Kalian bilang kalian pengen bahagia kan? Bahagia sama keluarga baru kalian kan? Sasa bukan termasuk keluarga dari papah atau pun mamah kan? Yauda Sasa  nggak akan ikut papah atau mamah." kata Sasa.

"Kalo kalian mau pergi, pergi aja! Sasa juga ngga masalah kalo kalian ngga ada. Sasa udah biasa di tinggalin sama kalian. Dari pada kalian di sini, yang ada bikin Sasa capek dengerin pertengkaran kalian." lanjut Sasa.

"Sa..."

"Udah lah. Lakuin aja apa yang mau kalian lakuin. Sasa ngga peduli lagi. Kalian juga ngga peduli kan sama   Sasa kan? Urus aja hidup masing-masing, Sasa capek!" kata Sasa terlihat sekali kalau dirinya kecewa.

"Okay. Kamu boleh tinggal di sini dengan semua fasilitas yang ada. Tapi, papah dan mamah bakalan ngirimin kamu uang tiap bulannya. Gaji semua pembantu dan satpam tetep kami yang bayar." ujar Papah memutuskan. Sasa hanya bisa menghela nafas dan pasrah. Ia memang sudah terbiasa dengan kesendirian kan?

"Kamu bakalan bahagia juga kok sama seperti papah dan mamah yang akan bahagia nanti." kata mamah.

Sasa tertawa dalam hatinya, semoga aja.

"Oke nanti...."

Huek.

Sasa tiba-tiba merasa mual. Sasa segera berlari ke toilet. Papah dan mamahnya merasa heran. Karena setau mereka Sasa tidak punya riwayat penyakit apapun selain maag dan darah rendah.

Maag bisa menyebabnya mual dan muntah? Sasa makan apa hingga membuatnya sampai seperti ini?

Huekk huekk.

Sasa masih muntah di toilet. Perutnya benar-benar mual. Rasanya seperti ada yang mengaduk-aduk isi perutnya.

"Sa, are you okay?" tanya mamahnya.

"Sa, kamu telat makan, kebanyakan makan atau salah makan?" tanya papahnya.

Sasa masih muntah. Sampai ia tidak bisa menjawab pertanyaan kedua orang tuanya itu. Perutnya sangat mual.

Mamah Sasa terdiam, "dulu waktu mamah hamil kamu juga muntah muntah, mual gitu."

Papahnya terkejut, "Sasa, kamu ngga macem-macem kan?"

"Sasa? Kamu ngga ngelakuin hal itu kan?"

Setelah 5 menit di dalam toilet, Sasa keluar. Wajahnya pucat. Mualnya masih terasa.

"Sa, kamu jujur sama mamah. Kamu ngga ngelakuin hal aneh aneh kan?" tanya mamahnya.

Sasa bungkam. Ia tidak tau harus menjawab apa. Rasanya Sasa benar-benar merasa menyesal. Sasa tidak  menyangka kalau hal ini akan benar-benar terjadi.

Semoga ini mimpi. Aku ngga mau hamil. Semoga ini karena aku telat makan atau salah makan aja. Ya allah, aku ngga mau hamil.

"Sasa! Jawab mamah!" mamahnya mulai membentak tapi Sasa hanya diam.

AthisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang