2. He and His Son

11.3K 1.1K 159
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Di sebuah restoran mewah di salah satu hotel ternama Kota Shanghai, seorang pemuda manis tengah makan malam bersama dengan seorang pria paruh baya. Pria itu berkali-kali mencuri pandang ke arah si pemuda manis, menunjukkan tatapan penuh kekaguman. Entah berapa lama kali ini netra tajamnya terfokus pada si pemuda manis, hingga membuat pemuda dengan  mole di bawah bibirnya itu merasa canggung dan malu.

"Jingyu-Ge, kenapa kau terus memandangiku? Lihat, makananmu sudah dingin,” tegur Xiao Zhan karena tidak tahan terus ditatap.

Senyum di bibir Jingyu mengembang. Bagaimana mungkin dia akan melewatkan kesempatan untuk memandangi kelinci manis yang sedang mengunyah makan malamnya. Inilah yang membuat Jingyu menyerah dan bertekuk lutut kepada Xiao Zhan. Wajah polos dengan senyum tulus itu. Kenapa dia tidak menemukan Xiao Zhan lebih awal? Terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia.

Jingyu menjawab singkat, "Tidak ada.”

Ge, makanan itu tidak akan masuk sendiri ke perutmu. Kau bahkan tidak menyentuhnya. Apa Gege tidak lapar?”

“Hehe ... mungkin kalau Xiao Zhan mau menyuapiku, aku akan sangat senang,” Jingyu secara terang-terangan menggoda Xiao Zhan.

"Iish ....” Xiao Zhan menampilkan ekspresi geli. “Tidak mau!” tolaknya.

Makan malam berlanjut, diwarnai dengan canda tawa dari keduanya. Pihak yang lebih tua selalu menggoda yang muda, tertawa lepas bersama seolah mereka sudah lama saling mengenal, saling memberikan rasa nyaman selayaknya sebuah keluarga kecil bahagia, dinginnya malam di Shanghai kala itu tidak lagi dirasakan oleh Wang Jingyu yang kini seolah sedang mengalami puber kedua.

Hari sudah lewat tengah malam ketika Jingyu mengantarkan Xiao Zhan kembali ke rumahnya. Sang ayah, Xiao Yun Fat mengintip dari balkon kamar saat itu, tersenyum puas karena rencana menjodohkan sang putra dengan tuan besar Wang nampaknya berhasil. Dengan begini, semua pihak akan diuntungkan. Xiao Zhan akan menguasai Grup Wang, posisi Perusahaan Xiao akan semakin kuat, dan Tuan Wang tampak sangat bahagia. Win-win solution.

Ceklek ...

Xiao Zhan membuka pintu kamarnya perlahan.

"Gege dari mana?" Suara seorang anak lelaki menghentikan gerakannya.

Xiao Zhan hendak masuk ke dalam kamar ketika sang adik, Xiao Fan Xing menyapanya dari arah tangga. “A-Xing, kenapa belum tidur? Ini tidak baik untuk kesehatanmu.”

"Ti-tidak, Ge. Aku hanya mengambil minum di dapur, itu saja. Aku bersumpah aku tidak begadang, Ge!" seru Fan Xing.

Xiao Zhan menghela napas. "Baiklah. Sekarang, cepat tidur. Ini sudah hampir pagi."

"Ge, kau belum menjawab pertanyaanku. Kau dari mana?” Fan Xing kembali menanyakan hal yang sama.

Xiao Zhan menjawab, "Gege habis makan malam. Itu saja.

“Dengan?” tanya Fan Xing penasaran.

“Tenang saja, A-Xing. Dia orang yang baik. Ayah sendiri yang mengenalkannya pada Gege.” Xiao Zhan hampir lupa bahwa A-Xing harus segera tidur dan malah mengajak pemuda itu mengobrol. “Yak, sekarang cepat tidur!” perintahnya.

“Ok, ok ... good night, Gege."

“Selamat malam, A-Xing.”

A-Xing memang selalu perhatian dengan kakaknya. Jujur saja, pemuda itu merasa tidak berguna karena tidak bisa melakukan apa-apa setiap kali Xiao Zhan dipaksa untuk menuruti kemauan sang ayah. Sejak mereka kecil, ayah mereka tidak pernah memberikan pilihan. Anak-anaknya diperlakukan seperti robot yang tidak pernah diijinkan untuk membantah keinginan pria itu.

MY STEP SON (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang