13. Possession

6.6K 614 260
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Xiao Zhan berjalan menyusuri pinggiran danau yang membeku. Butiran salju mulai turun, menutupi rerumputan hijau di sekitar danau.

Xiao Zhan sejenak membetulkan jaket tebalnya. Menengadah, merasakan salju setipis kapas mulai menerpa wajah. Basah dan dingin, salju itu mencair di pipi yang kini semerah tomat.

Aneh sekali, biasanya Xiao Zhan akan sangat senang melihat salju. Namun kali ini berbeda. Ada perasaan berat di dalam dada, membuatnya kesulitan bernapas, ingin berteriak tetapi tak bisa.

Xiao Zhan berdiri di tengah hujan salju yang semakin deras, menatap butiran putih nan dingin itu dengan penuh tanya, "Kenapa aku tidak bahagia?" gumamnya.

"Zhan?"

Satu suara itu mengalihkan tatapan Xiao Zhan. Berbalik, menatap sosok pria di belakang punggungnya.

"Jingyu Gege?" panggil Xiao Zhan.

Jingyu maju beberapa langkah, mengikis jarak antara dirinya dan Xiao Zhan. Pria paruh baya itu tersenyum, kemudian membelai pipi Xiao Zhan yang mulai terasa beku. Tangan Jingyu terasa lebih dingin dari pipi Xiao Zhan, sedingin salju.

"Saljunya semakin deras, jangan berdiri sendirian di sini," ujar Jingyu.

Pria paruh baya itu menggenggam tangan Xiao Zhan, membimbing langkah istrinya menjauhi danau. Dua orang itu berjalan sambil bergandengan tangan.

Jingyu menoleh, tersenyum teduh kepada sosok yang dicintainya. "Zhan, maukah kau ikut bersamaku? Tempatku terasa dingin tanpamu."

Xiao Zhan menatapnya bingung, bukankah mereka tinggal bersama?
"Apa maksudmu? Bukankah kita memang tinggal bersama?"

Jingyu menggeleng. "Tidak, Sayang, Aku tinggal sendirian. Jadi bagaimana? Apa kau mau menemaniku?"

Xiao Zhan menghentikan langkah, tangannya masih digenggam erat oleh Jingyu. "Aku tidak suka tempat yang dingin. Aku suka tempat yang hangat, Gege."

Jingyu kembali tersenyum, kemudian menarik tubuh Xiao Zhan ke dalam pelukannya. "Tempatku memang sangat dingin dan sepi, tapi tidak bisakah kau tinggal di sana? Aku akan selalu menemanimu."

Xiao Zhan hendak memeluk balik tubuh Jingyu yang terasa dingin, namun tangannya tertahan. Xiao Zhan menoleh ke arah samping. Seorang pria berpawakan tegap tengah menahan pergelangan tangannya.

"Yibo?"

Xiao Zhan yang masih merasa bingung hanya bisa terdiam ketika Yibo menariknya dari pelukan Jingyu. Bukan tarikan biasa, tetapi Yibo dengan kasar menarik jaket tebal Xiao Zhan dan menyeretnya.

Xiao Zhan jatuh terduduk, namun Yibo masih saja menyeretnya. Xiao Zhan memberontak, memukuli tangan Yibo, tetapi Yibo sama sekali tidak ada niat untuk berhenti. Kenapa Jingyu diam saja melihatnya diperlakukan seperti ini?! pikir Xiao Zhan.

Jingyu hanya menatap datar, tanpa berniat menolong. Perlahan butiran salju yang turun berubah warna menjadi hitam, sehitam jelaga. Sosok Jingyu ikut menghilang di tengah derasnya hujan salju hitam yang membuat suasana di sekeliling tempat itu menjadi gelap gulita.

Xiao Zhan tidak mengerti apa yang terjadi, namun dia merasa sangat takut pada Yibo. Berusaha berdiri, kemudian mendorong Yibo sekuat tenaga dan melarikan diri. Yibo mengejarnya. Mereka kembali ke pinggiran danau. Kini semuanya tampak abu-abu, salju yang menutupi rerumputan terlihat sangat kelabu. Xiao Zhan terus berlari melintasi danau yang beku. Derap langkahnya diiringi oleh suara es yang retak di bawah kaki.

Kraak!!!

Suara retakan es semakin keras terdengar. Xiao Zhan menghentikan langkah, kaki gemetaran karena es di bawahnya mulai pecah.

MY STEP SON (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang