5. Uninvited

10.1K 924 270
                                    

🌼🌼🌼🌼🌼

Infinitum, sebuah novel dengan ketebalan kurang lebih 400 halaman, menjadi teman setia Xiao Zhan selama beberapa hari ini. Novel itu menemaninya bersantai di balkon kamar setiap sore. Wajah yang terpapar cahaya senja tampak seperti malaikat rapuh yang kesepian, duduk di sebuah kursi ayunan warna putih. Menunduk, membolak-balik setiap lembaran buku seraya menatap lembut.

Suara langkah kaki mengalihkan atensinya. Yibo memasuki kamar Xiao Zhan dengan dasi yang sudah dilonggarkan asal-asalan dan kemeja kusut yang jauh dari kata rapi.

"Mom," panggil Yibo. Lelaki itu duduk, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Xiao Zhan.

"Yibo? Kau baik-baik saja?" tanya Xiao Zhan heran. Tidak biasanya Yibo pulang lebih cepat. Ini baru pukul tiga sore.

"Tidak. Kepalaku pusing."
Yibo memijat pelipisnya. Pekerjaan kantor yang ditinggalkan oleh sang ayah tidaklah mudah. Beruntung Yibo berhasil mengatasinya walau dengan susah payah.

"Kau butuh obat?" tanya Xiao Zhan lagi.

Alih-alih menjawab, kepala Yibo malah merosot dan berbaring nyaman di pangkuan Xiao Zhan, membuat pemuda manis itu sedikit kaget dan mengangkat buku novelnya. Yibo memejamkan mata, menghirup napas dalam-dalam dan membuangnya kasar.

"Yibo?"

"Tidak usah, biarkan aku seperti ini. Sebentar saja, Zhan."

Antara memanggilnya 'Mom' atau 'Zhan' Yibo mencampurkan keduanya. Semenjak menyatakan cinta, Yibo kerap bersikap bukan selayaknya sebagai anak melainkan sebagai sosok pria. Dia tidak ingin dianggap hanya seorang anak, melainkan sebagai pria yang memiliki potensi hubungan asmara dengan Xiao Zhan.

Xiao Zhan bukannya tidak tahu jika hal itu salah. Namun, ada getaran aneh dalam hati yang membuat pemuda itu tidak mampu untuk mengabaikan Yibo. Seolah merasa sakit ketika melihat air mata Yibo jatuh, Xiao Zhan merasa sangat kesepian ketika memutuskan untuk menjauhi Yibo beberapa hari yang lalu. Getaran itu sudah ada bahkan sebelum Yibo menidurinya malam. Dan kini, getaran aneh yang membuat perasaan Xiao Zhan tidak pada tempatnya itu semakin kuat setelah Yibo menyatakan cinta. 

Sejenak terjadi keheningan di antara keduanya, kemudian perlahan Xiao Zhan membelai rambut Yibo.
"Kau sangat lelah, heum? Istirahatlah di kamar, jangan di sini. Kau bisa masuk angin nanti."

"Kau mengkhawatirkan aku, Zhan?"

"Tentu saja,” jawab Xiao Zhan.

"Apakah kau mengkhawatirkan aku hanya sebagai anak dari suamimu? Kau tidak punya perasaan lain kepadaku?" Yibo menginginkan jawaban yang lebih jelas. Tidakkah Xiao Zhan memiliki perasaan kepadanya walau sedikit saja ....

"Berhenti membahasnya, Yibo! Ini salah. Aku orang tuamu. Aku telah menikah dengan ayahmu. Berhentilah menginginkan sesuatu yang telah menjadi milik orang lain!” tegur Xiao Zhan. Yibo sepertinya lupa bahwa mereka telah sepakat untuk bersikap seolah tidak terjadi apa-apa malam itu.

Yibo bangun dari pangkuan Xiao Zhan. Sekarang posisi wajah mereka sejajar. Tatapan mata keduanya bertemu. Yibo mengangkat sudut bibirnya, tersenyum remeh sedangkan pandangan mata menatap lekat wajah Xiao Zhan, tersirat kekecewaan di sana. “Kau tahu, Zhan. Apa pun yang aku inginkan, baik itu benda ataupun dirimu, aku menginginkannya sejak pertama kali aku melihatnya! Bukan karena milik orang lain, tetapi hanya kebetulan saja sudah menjadi milik orang lain ketika aku pertama kali melihatnya. Kau tahu perasaanku! Kalau kau tidak mau menerimaku maka jangan menghakimiku!” Kemudian Yibo melangkah keluar dari kamar Xiao Zhan, meninggalkan pemuda manis itu tertegun di tempatnya.

Xiao Zhan menyadari betapa kuatnya perasaan Yibo, dan itu membuatnya takut. Takut untuk memikirkan apa yang akan terjadi di masa depan, takut segala sesuatu tidak akan pernah sama. Dan bahkan takut akan menyakiti perasaan Jingyu. Sangat banyak ketakutan yang saat ini menyiksanya.

MY STEP SON (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang