"Tok tok tok"
Terdengar suara ketukan pintu dari luar,"Siapa?" tanya jihan
"Ini Nayla Han, buruan ini udah siang" jawab Nayla sambil teriak
"Oh iyyah nay, tunggu aku ambil tas dulu!" ujar Jihan.
Dengan motor jadulnya Nayla pun mulai memutar motornya dan berangkat ke sekolah. Hari ini sebenarnya hari minggu, yah hari liburnya para siswa. Namun karena ingin bertemu dengan kak Arif, Jihan dan Nayla memutuskan untuk datang ke sekolah, dimana hari ini kak arif sedang ada jadwal latihan basket di sekolahnya.
"Han itu kak Arif, ayo kita samperin!" ujar Nayla sambil menggandeng tangan Jihan.
"Jangan dulu Nay, tunggu kak Arif selesai main dulu" ujar Jihan sambil menggandeng Nayla ke tempat istirahat.
"iyya juga yah Han, ayoo!" ujar Nayla..
Sejam kemudian akhirnya latihan basket selesai, Seorang pria yang mereka tunggu dari tadi akhirnya menuju kearahnya.
"Hay Nay, dari tadi nunggu yah? ada apa nih?" Tanya kak Arif dengan wajah tersenyum.
"Iyah kak, ini ad yang mau Nayla tanyain,,,, eh sebenarnya bukan Nayla sih,,,, lebih tepatnya temen Nayla kak. Kenalin ini Jihan kak" jawab Nayla sambil memperkenalkan Jihan pada kak Arif.
"Salam, Saya Jihan kak" ucap Jihan dengan nada pelan
"Ok Jihan, jadi ada apa nih kayanya penting banget sampai bela belain nunggu berjam jam? Tanya kak Arif sambil mengambil posisi duduk yang baik.
"Hm jadi gini kak, kemarin saya nanya ke Nayla tentang kak Azhar terus Nayla bilang besok saya kenalin sama kak Arif, kata Nayla kakak temennya kak Azhar" Ujar Jihan sambil melihat ke arah kak Arif
"Oh Azhar, iyyah dia temen kelas kakak. Kenapa dengan Azhar dek" tanya kak Arif
"Hm ngga kenapa napa kak, cuman ada perlu ajah dengan kak Azhar , kalo boleh saya mau minta nomor telfonnya atau WAnya kak!"ujar Jihan
"Azhar itu anaknya susah dihubungi dek, saya ajah udah 3 tahun sekelas tapi ngga pernah dapet nomor telfonnya atau pun di ajak kerumahnya" Jawab kak Azhar sambil tertawa
Seketika Jihan mulai menunduk dengan muka yah lesuh.
"Udah Han, ngga usah difikir ayo balik" ucap Nayla sambil memegang pundak Jihan
"Eh tunggu, kalo mau hubungi dia lewat FB saja. Dia punya fb, tapi yah aktifnya jarang banget , dalam setahun munkin cuman 2 atau 3 kali. Ini nomornya semoga saja di balas", ujar Kak Arif sambil menyodorkan Ponselnya ke Jihan
Nayla mulai mengambil Ponsel kak Arif sambil menyebutkan nama FB kak Azhar ke Jihan.
"Ini kak ponselnya, makasih yah" ucap Jihan dan Nayla secara bersamaan.
"Iyah sama sama dek" ucap kak Arif sambil mengambil ponselnya dari tangan Nayla.
"Kak kami pamit pulang yah, soalnya sudah sore" ujar Nayla
"iyya dek, hati-hati yah" ujar kak Arif sambil tersenyum manis ke arah Nayla.
🍁🍁🍁
Di sudut ruangan, di atas pulau kapuk, ditempat ternyamannya Jihan pun mulai membuka ponselnya dan mencari aplikasi Facebook.
"Apa aku mulai chat kak Azhar yah?... Tapi mau ngomong apa, masa langsung ke intinya.. oh tidak tidak, sepertinya ini bukan cara yang baik"
Jihan pun menyimpan ponselnya di atas meja tepat di samping kanan tempat tidurnya.
Beberapa menit kemudian Jihan kembali mengambil ponselnya dan mulai membuka kembali aplikasi Facebook itu.
"Sepertinya aku harus bertanya apa maksud surat yang kak Azhar simpan di dalam laci mejaku"
"Bismillah,,, afwan mengganggu kak, aku Jihan. Terkait masalah surat yang kakak simpan di laci meja aku, aku benar-benar tak paham apa maksudnya." ucap Jihan dalam pesan yang kirim pada kak Azhar.
Setelah mengirim, sesekali Jihan mengecek pesan masuk di facebooknya, siapa tau itu dari kak Azhar.
Sesuai dengan perkataan kak Arif , ternyata benar kak Azhar sunggu sulit untuk dihubungi. Jihan pun menyimpan ponselnya dan berharap besok akan ada pesan balasan dari kak Azhar.
🍁🍁🍁
Hari esok telah datang, dengan cepatnya Jihan mulai berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka bantalnya.
Dari arah pintu wc jihan teringat pada pesannya semalam pada kak Azhar, jihanpun mulai berlari ke arah meja tempat dia menaruh ponselnya. Lalu jihan mulai membuka pesan di facebooknya dan ternyata sama sekali belum ada pesan balasan dari kak Azhar.
Sekitar 7 bulan lamanya Jihan selalu memikirkan tentang surat itu. Setiap hari jihan mengecek pesan di facebooknya, nyatanya lagi dan lagi tak ada tanda-tanda adanya pesan masuk dari kak Azhar.
Karena terlalu lama dengan rasa penasarannya, akhirnya Jihan memutuskan untuk membuang surat itu.
"Hmm, sepertinya surat itu hanya sebagai alat pemberi harapan dari kak Azhar, namanya laki-laki yah hal kecil bisa saja dilebih lebihkan hanya untuk mendapatkan perhatian perempuan...Harusnya kubuang saja surat ini, lagi pula sekarang aku harus fokus belajar untuk ujian nasional nanti" Ucap Jihan dalam hati sambil membuang kertas surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
RomanceBerhenti di persimpangan jalan bukanlah sebuah solusi untuk mengatasi salah arah. Tapi maju untuk melawan salah arah bukanlah pilihan yang tepat , dan mundur dari arah yang salah adalah pilihan yang terburuk. Silahkan memilih untuk diam dari pada me...