Perihal impian

23 20 7
                                    

Momen menegangkan menghapiri Jihan dan teman-temannya, yah apalagi kalau bukan moment kelulusan SMA.
 
Kala itu Jihan datang ke acara pisah tamat di salah satu gedung di kotanya, Jihan datang bersama Ibunya. Kenapa hanya dengan ibunya, kenapa ayahnya tidak ikut?,,, itulah ayah Jihan,  seorang laki-laki tegas namun pemalu untuk mendatangi suatu keramaian.

Ohiya, sedikit bercerita tentang keluarga Jihan... Jihan adalah anak pertama dalam keluarganya,  dia memiliki beberapa adik yang menggemaskan. Ibu Jihan memiliki gaya berpenampilan yang lebih modern dari Jihan serta gaya pemikiran yang modern pula. Berbeda dengan ayah jihan yang sedikit kaku, tegas dan lebih suka diam, jadi bisa dikatakan Jihan memiliki orang tua yang paket komplit.

Lanjut dengan acara pisah tamat Jihan, dikala itu jihan duduk berdampingan dengan Nayla,  dan ibu jihan berada di kursi sebelah kanan yang di siapkan panitia berdampingan dengan ibu Nayla.

Acar berlangsung,  sementara Nayla dan Jihan sedang asyik ngobrol tentang perkuliahan,

"Han nanti kalo kuliah aku mau pake model pakaian ala ala kantor deh, kayanya seru tuh.. Kalo kamu gimana han? " tanya Nayla dengan menggebu gebu

"Hmm sepertinya aku akan pakai
gamis tapi yang tetep modist dan elegan, semacam gadis-gadis malaysia Nay!" jawab Jihan sambil tertawa

"Weleh weleh,  kamu mah dari dulu apa apa malaysia lagi malaysia lagi, ngga sekalian kuliah di malaysia Han?" tanya Nayla

Seketika Jihan pun terdiam mendengar perkataan Nayla, yah karena sebenarnya Jihan sangat ingin melanjutkan kuliahnya di negara sebelah, tapi jihan sadar bahwa Malaysia terlalu jauh untuknya. Jihan tak ingin tinggal jauh dari orang tuanya, melihat kondisi orang tuanya yang semakin hari nampaknya semakin membutuhkan Jihan. Bagi Jihan, dikampus manapun tidak jadi masalah baginya asalkan tetap melanjutkan kuliah.

Tak lama kemudian terdengar suara kepala sekolah yang sedang berbicara di atas panggung.

"Anandaku yang tercinta, kini tiba waktunya untuk kita berpisah. Jika nanti kalian semua sukses jangan lupakan guru-guru yang pernah mengajarkan segala hal pada kalian. Hari ini adalah hari kelulusan kalian, tanpa terkecuali alhamdulillah tahun ini semua siswa di sekolah kita dinyatakan lulus".

Serontak semua siswa berteriak "alhamdulillah"...

Kemudian kepala sekolah melanjutkan penyampaiannya di atas panggung. Dengan posisi duduk yang tegang, dengan mata yang tak berkedip Jihan fokus mendengar ucapan kepala sekolah. Namun seketika Jihan menghembuskan nafas panjangnya,  bertanda Jihan sangat legah ketika nama Jihan disebut sebagai peringkat kedua ujian nasional di sekolahnya.

"Jihan ayo naik nanda!"ujar kepala sekola dari arah panggung

Jihan pun berjalan sambil menggandeng ibunya untuk naik ke panggung. Sesampainya di panggung Jihan mengambil sertifikat yang diberikan oleh kepala sekolah dan ia berikan pada ibunya sambil memeluk ibunya.

Setelah diumumkannya siswa yang berprestasi, akhirnya selesai pula lah acara pisah tamat itu.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang