Before 1

198 22 0
                                    

"Aku tidak pernah menyangka, kenangan terindah dalam hidupku, yakni bertemu denganmu, akan berakhir sangat pahit, di kehidupan mendatang."
-Jeno A. Z-

👣


•••

Jeno's point of view.

"Itu tuh... nama belakangnya Argasya. Itu yang di dalem mobil itu abangnya, gede kek kingkong. Gua taunya cuma nama keluarga doang sih, pas tes masuk minggu lalu, dia duduk di samping gua. Cantik emang."

Bisik Jaemin saat tau bahwa pandangan Jeno tertuju pada seorang gadis manis yang berdiri di samping mobil yang tadi mengantarnya ke sekolah. Mereka terlibat perdebatan kecil, setidaknya itu yang Jeno tangkap. Karena wajah si gadis itu terlihat sangat kesal, bibirnya mengerucut, kedua alisnya hampir menyatu, keningnya pun berkerut.

Lucu.

Itu lah yang ada dalam pikiran Jeno. Jantungnya berdetak kencang selama kedua eyesmile nya itu tertuju pada si gadis. Hatinya menghangat, melihat gadis tersebut kesal, sebal terhadap sosok yang kata Jaemin adalah Kakaknya, rasanya seperti ia memiliki ketertarikan yang baru.

Ia bahkan sudah tidak perduli dengan Jaemin. Entah ia berbicara apa, Jeno tidak bisa mendengarnya. Yang ia lakukan saat ini hanyalah terpaku pada sosok gadis manis yang sepertinya sudah berhasil mencuri hatinya saat pandangan pertama.

Ia masih bertahan berdiri di samping pembatas parkiran yang letaknya tak jauh dari gerbang, bersama seorang sahabat karibnya, Jaemin. Bahkan hingga mobil itu melaju meninggalkan area sekolah, dan gadis tersebut yang juga sudah mulai berbalik dan melangkah santai melewatinya, menuju murid baru yang lain yang kini sudah membentuk barisan. Ya, sepertinya acara orientasi siswa baru hari pertama akan segera di mulai, tapi Jeno tidak menyadarinya.

Jeno menatapnya, saat gadis itu terburu-buru meletakkan ranselnya bersama beberapa ransel milik siswa yang lain. Ia sungguh menyimpan baik-baik ekspresi yang gadis itu tunjukkan tanpa sadar, dalam benak, hati, dan pikirannya.

Ia masih memandang gadis yang kini sudah ikut berbaris di sisi paling kanan, dekat dengan barisan para siswa.

Ia pegang dadanya, detak jantung terasa menggila.

"Cinta pada pandangan pertama?" Bisiknya pada diri sendiri.

Ketika ia mengalihkan pandang pada barisan para siswa di samping gadis tersebut, ia melihat seseorang yang seharusnya masih berada di sampingnya.

Keningnya berkerut heran, kok Jaemin—

"Hey kamu! Telat ya? Ngapain berdiri di situ?! Ga liat ini temen-temenmu udah pada baris?!"

Jeno tersentak saat seorang kakak kelas berseragam osis menegurnya dengan gaya khas kakak osis. Ketika kakak osis tersebut menegur Jeno, otomatis semua pandangan tertuju padanya, termasuk Jaemin yang kini hanya bisa menepuk dahinya sendiri.

Seketika Jeno merasa ingin pingsan.

Tidak, bukan karena ia yang pasti mendapat hukuman dari para kakak osis yang bertugas.

Tapi karena pandangannya bertubrukan dengan sosok yang sejak tadi ia perhatikan.

°°°

Setelah upacara pembukaan masa orientasi siswa usai, para anggota osis mulai membagi siswa baru tersebut menjadi beberapa kelompok dengan cara berhitung. Entah keberuntungan ataukah musibah, Jeno satu kelompok dengan si gadis Argasya. Sebenarnya Jeno malu, ia sudah dihukum di hari pertama mos, dan gadis itu melihatnya.

Before MLHS | Dear JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang