Before 3

77 10 8
                                    

"Jangan menatap dia dengan pandangan penuh puja seperti itu, jika pun kamu ingin, mengapa tidak kamu tunjukkan saja padaku?"

👣
•••
~Before MLHS~


Pagi ini begitu cerah, seperti biasa, kamu diantar abang berangkat sekolah. Omong-omong tentang sekolah, ini sudah menginjak bulan ketigamu menjadi siswi berseragam putih abu-abu, dan sudah hampir tiga bulan pula kamu dan teman-temanmu menjalin hubungan baik dengan Jeno dan teman-temannya. Mereka baik, meskipun kadang Haechan dan Renjun terlibat keributan sejak ia mengetahui bahwa Renjunlah yang melaporkannya dan Jaemin pada Waka Kesiswaan saat di kantin waktu itu.

Kamu mengikuti ekstrakurikuler tata boga, dan berhasil memiliki satu teman perempuan dari sana, Winnie namanya.

Sedangkan Haechan masuk tim sepak bola, Eric anggota osis, Yangyang lolos masuk tim basket bersama Jeno dan Jaemin. Renjun? Ia ikut ekstrakurikuler kesenian, ia dianugerahi tangan emas yang begitu berbakat. Ia suka menggambar.

Semuanya terasa baik-baik saja, setidaknya itu yang terjadi sebelum kamu mulai menunjukkan rasa tertarikmu terhadap salah satu anggota tim basket.

Haechan dan Jaemin, menjelma menjadi ibu dadakan di sekolah.

"Jangan ke tribun, ke kantin aja sama Nancy." Haechan melarangmu ketika kamu ingin menonton sparing basket antara tim inti ekskul basket dengan siswa kelas 12 Ips 1 yang kebetulan sedang ada jadwal olah raga.

Satu bulan lagi akan ada turnamen di salah satu kampus ternama di daerah kalian, dan sekolah kalian mendapat undangan untuk menjadi peserta, sehingga tim basket sangat giat berlatih untuk mendapat hasil yang baik nanti. Yangyang yang menceritakannya kemarin, dengan sangat antusias. Pasalnya, acara itu akan diliput oleh saluran tv nasional. Yangyang sangat bersemangat dan berharap diwawancarai oleh reporter saat hari itu tiba. Lumayan, masuk tv katanya.

"Kenapa sih, Chan? Gua juga mau nonton." Kamu sungguh sebal terhadap perilaku aneh kedua temanmu itu. Masa menonton permainan basket saja tidak boleh? Jangan bercanda.

Saat ini kamu sedang berada di depan pintu kelas, sudah berniat untuk menuju lapangan basket. Toh jam kosong, kamu tidak ingin mati kebosanan di dalam kelas.

"No, ga boleh. Cantik, ke kantin aja ya? Itu Nancy nungguin." Kali ini Jaemin yang membujuk, dengan nada lembut andalan miliknya. Nancy yang sedang duduk santai di kursi depan kelas pun menggelengkan kepalanya, ia pasrah saja saat dua makhluk menyebalkan itu menyebut namanya sebagai tumbal.

"Apa sih? Ngga ah. Lu juga sana, bukannya cepetan ke tribun malah ngalangin gua di sini. Ayo kesana bareng dah Jaem, gua mau liat lu main."

"Bohong miskah, lu pasti mau nonton kak Kevin kan? Ngaku lu!" Sahut Haechan sinis sambil menunjuk-nunjuk wajahmu dengan ekspresi yang amat sangat menyebalkan..

"Gausah fitnah, lama-lama lu jadi mirip abu lahab. Tukang fitnah." Jawabmu tidak terima.

Haechan mendelik, "Gua ga fitnah ya, gua emang tau lu mau nonton kak Kevin do-"

"Oh? Jadi lu mau nonton kak Kevin? Bareng aja yuk (Y/n)! Sekalian gua juga mau nonton kak Rowoon!"

Kamu, Haechan, dan Jaemin reflek menoleh ke arah suara tersebut. Oh, itu Nancy.

Before MLHS | Dear JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang