part 2

31 3 0
                                    

2 bulan berlalu

Aku berteman dengan mete kami begitu dekat aku nyaman bersamanya mungkin karna sikapnya yang lembut dan penyayang.

Malam tiba aku berbaring di ranjangku ada panggilan masuk

Ringggg...ringgg...

Siapa lagi kalau bukan mete dia yang sering video call setiap harinya hanya menanyakan kabar dan untuk berpamitan berangkat kerja dan malamnya menghubungi seperti laporan bahwa dia sudah pulang.

"hello my love" mete

"hello"

"apa kabar aku harab kamu baik-baik saja, bagaimana harimu ada masalah?" mete

"tidak ada semuanya baik, bagaimana denganmu"asti

"sama seperti biasa, aku berangkat kerja melihatmu dan pulang bekerja melihatmu lagi itu sangatlah membuatku baik dan bahagia" mete

"aku ada pertanyaan untuk mete" asti

"katakan saja aku akan menjawabnya" mete

"aku ingin tau cerita hidupmu, apa boleh?" asti

"ya, aku berbicara jujur dan serius jangan ada tawa" mete

"aku mendengarkan" asrti

Mete mulai bercerita

"namaku mete, 36tahun, aku mempunyai kehidupan buruk sebelumnya, aku pernah dipenjara selama 2 tahun karena berkelahi di lampu merah mengakibatkan korban cidera parah dan hingga sekarang dia tidak bisa berjalan" mete

"kenapa kamu memukulnya?" asti

"dia mengolokku di jalan dan kamu tau aku juga penjual narkotika sebelumnya, aku adalah angry men, dan aku sampai sekarang mengkonsumsi obat penenang agar aku tidak menjadi pemarah". Mete

Aku terdiam sangat lama, aku tidak merasakan ketakutan,atau bagaimana seharusnya seperti terkejut hanya sedikit.

'apa ini kenapa aku tak begitu terkejut ! sadar asti dia mantan napi bahkan penjual narkotika dan angry men' asti dalam hati

Aku hanya berfikir pria selembut dan sepeka dia mengalami hal buruk dalam hidupnya, bahkan gelap dan tidak bisa ku bayangkan bagaimana perasaanya.

Setelah mete berbincang denganku cukup banyak kami memutuskan untuk menyudahi dan beranjak tidur.

Bulan berganti dan tahun juga berpindah.

3 tahun kemudian

Di hari kelulusan yang sudah berlalu aku mencari pekerjaan di berbagai rumasakit dan aku di terima disuatu rumasakit yang tidak begitu jauh dan gajinya separuh bias kutabiung.

2 tahun berlalu aku menabung untuk pergi ke Turki, aku penasaran dengan kota Istanbul yang dipenuhi masjid indah nan megah.

1 minggu berlalu pengajuan cuti 1 bulan di acc oleh atasan, dan aku mulai penerbangan 3 hari lagi.

3 hari kemudian, hari penerbangan berangkat pada jam 7 pagi..

Saat penerbangan aku teringat mete, aku sengaja tidak memberitahhunya karena pasti dia akan membelikanku tiket dan itu membuatku tidak nyaman,

Perjalan yang begitu panjang aku telang sampai di bandara Istanbul, disini aku sendirian karena temanku cutinya belum di acc oleh atasanya.

Sesampainya di hotel yang dipesan aku cek in dan istirahat beberapa menit, tak lama aku membersihkan diri dan menelpon mete.

"hello" asti

"yes my love, ini masih sangat pagi" mete

"mari kita bertemu" asti

"yah ayo, akan ku pesankan tiket pesawat untukmu dan yemanmu" mete

"tidak, dia belum bisa karena belum bisa cuti" asti

"dan kamu mau sendiri?" mete

"jemput saja aku di hotel ini" asti share lokasi kepada mete

"kamu yakin kamu sudah di Istanbul Turki?!" mete

"jika tidak percaya ya sudah tidak usah bertemu, lihat lah di luar jedela, bukankah ini indahnya Istanbul" asti

ini adalah mete

ini adalah mete

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CINTA TERPAUT UMURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang