Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Rose, sedang apa ?"
Gadis yang asik melamun dibalkon kamarnya menoleh, memperhatikan Vee yang mendekat.
"Tidak ada. Hanya menikmati hujan."
"Sangat suka hujan, ya ?"
"Lebih dari apapun. Seperti kau yang menyukai mendung, benar ?"
"Ya."
Mereka terdiam. Menikmati cuaca dingin yang menusuk kalbu bersama.
Rose merentangkan tangan, meraih buliran air yang mengalir deras.
Entahlah, ketimbang memikirkan hal lain. Rose lebih suka menutup mata dan menikmati hujan.
"Rose, bagaimana tentang Jaehyun ?"
"Masih sama seperti itu."
"Kau tau jika aku disini."
"Lalu ?"
"Tidak bisakah-"
"Vee, bukankah besok kita ada kelas pagi ? Ayo tidur, kau tidak boleh terlambat lagi."
Vee menghela nafas. Selalu seperti itu, Rose mengalihkan pembicaraan.
"Boleh aku tidur denganmu ?"
"Eh, kenapa tiba-tiba begitu ?"
"Hanya ingin saja."
Rose tersenyum, membiarkan sisi kirinya diisi Vee.
Perlahan lengannya meraih pinggang Rose. Membawa gadis itu kedalam rengkuhannya.
"Vee, bagaimana kabar bunda ?"
"Kenapa ? Rindu, ya ?"
"Sangat rindu. Ada banyak cerita yang ingin aku bagi."
"Kau bisa bercerita padaku."
"Tidak mau. Ini bersifat rahasia."
Rose memekik kesal. Hidungnya baru saja ditarik walau tidak keras juga.
"Bunda bilang dia akan kesini."
"Kapan ?"
"Nanti kalau tidak sibuk."
Rasanya ia sangat butuh wanita yang berstatus ibu dari pria disampingnya.
Rose tidak memiliki keluarga lain, ia anak yang tidak diinginkan. Dibuang begitu saja sejak kecil.
Mencoba hidup mandiri tanpa bantuan oranglain, bersekolah dipagi hari dan bekerja dimalam hari. Rose tidak memiliki waktu untuk sekedar beristirahat.
Hingga saat itu dia dipertemukan oleh pria baik hati macam Vee dimasa SMA-nya.
Rose diterima dengan baik dikeluarga Vee, seluruh biaya pendidikannya sudah ditanggung. Memasuki kuliah, ayah membelikan apartement pribadi untuk Vee dan menyuruh Rose untuk tinggal bersama pria itu.
