Happy reading^^
"Hana?kamu kenapa nak?"tanya Yolanda yang melihat Hana jatuh terduudk didepan pintu.
Hana hanya terus menangis tanpa menjawab.
Yolanda berjongkok disamping Hana dan meraih wajah Hana.
Yolanda terkejut,sangat terkejut kala melihat wajah sang putri yang berantakan,tanpa cadar dan bibir yang sedikit bengkak dan mengeluarkan darah.
"Ha-Hana?kamu kenapa?!"tanya Yolanda menangis sembari memeluk Hana.
"Umi.."lirih Hana semakin menangis dipelukan Yolanda.
"HANA!MAAFKAN AKU!"teriak Jaemin dari luar pintu dengan suara bergetar.
"Umi..."tangisan Hana semakin menjadi.
"Ada apa ini?"tanya Jin yang baru datang dari atas tangga.
Dia terkejut melihat istri dan anaknya menangis walaupun Hana lebih histeris.
"HANA!TOLONG MAAFIN AKU!"teriak Jaemin lagi.
Jin terkejut mendengar suara Jaemin yang keras dari luar rumah mereka.
"Yolanda,bawa Hana kesofa dan beri dia minum"ucap Jin setelah menghela nafas berat.
Yolanda mengangguk dan membawa Hana kesofa diruang tamu tersebut memberinya minum.
Kriet
Jin membuka pintu besar rumahnya,membuat Jaemin langsung berdiri dan menoleh kearah pintu.
"Abi"panggil Jaemin melirih dengan wajah yang kacau dan air mata yang terus berderai.
"Abi,maafkan Jaemin"ucap Jaemin berlutut dikaki Jin.
Jin menggenggam tangan nya dibelakang tubuhnya menatap lurus tetap tidak memandang Jaemin dibawahnya.
"Masuklah"ucap Jin.
"Abi"panggil Jaemin
Jin nerjalan mendahului Jaemin dan Jaemin mengikutinya dibelakangnya.
Jin berhenti tepat disepan Yolanda yang masih menenangkan Hana.
"Lakukan apa yang mau kamu lakukan"ucap Jin kepada Jaemin.
"Yolanda"panggil Jin kepada sang istri.
Yolanda mengangguk kemudian menjauh dari Hana.
Jaemin berjalan dengan gontai kearah Hana yang duduk meringkuk dan menangis.
Sedangkan Jin hanya menyaksikan mereka dengan merangkul sang istri.
"Hana"panggil Jaemin lemah.
Hana tak berkutik masih menangis diatas sofa tersebut.
"Maafkan aku"ucap Jaemin.
Hana berdiri dari ringkukan nya dan ingin pergi tapi ditahan oleh Jaemin.